ASUHAN NIFAS II
DEPRESI POSPARTUM
Pengampu : Ipang Suparti,S.Si.T
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas
dari berbagai permasalahan, baik yang tergolong sederhana sampai yang kompleks.
Semua itu membutuhkan kesiapan mental untuk menghadapinya. Bagi seseoarang yang tidak mampu menghadapi nya akan mengalami ganguan
mental yang disebut dengan depresi. Individu yang mengalami depresi sering
merasa dirinya tidak berharga dan merasa bersalah. Mereka tidak mampu
memusatkan pikirannya dan tidak dapat membuat keputusan.setiap individu dapat
mengalami gangguan psikologi begitu juga dengan wanita yang baru melahirkan
yang dikenal dengan depresi postpartum.wanita yang mengalami depresi postpartum
akan mengalami gangguan emosional yang bervariasi, hal ini terjadi pada 10 hari
pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan
atau bahkan sampai satu tahun.. tingkat keparahan depresi postpartum
bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami
“kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum,
ini disebut dengan the blues atau maternity blues.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu depresi postpartum
2.
Tanda dan gejala depresi
postpartum
3.
Penyebab depresi postpartum
4.
Gambaran klinik,pencegahan,dan
penatalaksanaan depresi postpartum.
C.
Tujuan
1
Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana cara
penanganan pada gangguan psikologi post partum.
2
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui apa itu depresi
post partum.
b.
Mengetahui apa saja tanda dan
gejala depresi post partum
c.
Mengetahui penyebab depresi
post partum.
d.
Mengetahui gambaran klinis
depresi post partum.
e.
Mengetahui pencegahan depresi
post partum.
f.
Mengetahui bagaimana
penanganan depresi post partum.
D.
Manfaat
1.
Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2.
Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan
khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
DEPRESI POST PARTUM
Manusia
dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai permasalahan, baik yang
tergolong sederhana sampai yang kompleks. Semua itu membutuhkan kesiapan mental
untuk menghadapinya. Pada kenyataannya terdapat gangguan mental yang sangat
mengganggu dalam hidup manusia, yang salah satunya adalah depresi. Gangguan
mental emosional ini bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dari kelompok
mana saja, dan pada segala rentang usia. Bagi
penderita depresi ini selalu dibayangi ketakutan, kengerian, ketidakbahagiaan serta kebencian pada mereka sendiri. Hadi (2004), menyatakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi
adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada harapan lagi
Individu
yang mengalami depresi sering merasa dirinya tidak berharga dan merasa
bersalah. Mereka tidak mampu memusatkan pikirannya dan tidak dapat membuat
keputusan. Individu yang mengalami depresi selalu menyalahkan diri sendiri,
merasakan kesedihan yang mendalam dan rasa putus asa tanpa sebab. Mereka
mempersepsikan diri sendiri dan seluruh alam dunia dalam suasana yang gelap dan
suram. Pandangan suram ini menciptakan perasaan tanpa harapan dan
ketidakberdayaan yang berkelanjutan.
A.
Pengertian
Depresi post partum adalah depresi berat yang
terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi
kapan pun bahkan sampai 1 tahun kedepan. Depresi postpartum pertama kali
ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt menyatakan bahwa depresi post parum
adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan,
mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk
berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang
didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan yaitu wanita
tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam
setiap kejadian hidupnya.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi,
terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung
terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.. tingkat keparahan
depresi postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat
ibu mengalami “kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa
awal postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues.
Gangguan postpartum yang paling berat disebut
psikosis postpartum atau melankolia. Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut
terdapat kedaan yang relatif mempunyai tingkat keparahan sedang yang disebut
neurosa depresi atau depresi postpartum.
Beberapa
pengertian depresi postpartum menurut para ahli:
Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah
keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan
terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan
kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut Kartono menjelaskan bahwa gangguan
depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah,
perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan bunuh diri.
Trisna (Hadi, 2004), menyimpulkan bahwa depresi
adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan
diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit
sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu yakin tidak melakukan apa pun untuk
mengubahnya dan merasa bahwa respon apa pun yang dilakukan tidak akan
berpengaruh pada hasil yang muncul.
Kaplan dan Sadock (1998), merupakan suatu masa
terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan
gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak
berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan
postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi
serta emosional.
Gangguan mood selama periode postpartum
merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik
primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin
diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu:
1.
Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari
saja. Gejala berupa perasaan sedih, gelisah, seringkali uring-uringan dan
khawatir tanpa alasan yang jelas. Tahapan baby blues ini hanya berlangsung
dalam waktu beberapa hari saja. Pelan-pelan si ibu dapat pulih kembali dan
mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.
2.
Depresi post partum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang
membedakan ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua
minggu sampai setahun setelah melahirkan
3.
Psychosis post partum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami halusinasi,
memiliki keinginan untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu yang nantinya jadi
tergantung secara keseluruhan
B. Penyebab Depresi Postpartum
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang
terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan
progesterone.
Pitt
mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum:
1.
Faktor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan status
paritas adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai
bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya
dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum
menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses
adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu
tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap
dirawat.
2.
Faktor fisik
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan
memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor
fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan
hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari
diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada
keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menurun secara cepat
setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.
3.
Faktor psikologi
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam
satu” pada akhir kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung
pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel mengindikasikan
pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan
baik antara ibu dan anak.
4.
Faktor sosial dan karateristik
ibu
Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak
memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya
dukungan dalam perkawinan.
Menurut Kruckman menyatakan terjadinya depresi
pascasalin dipengaruhi oleh faktor :
1.
Biologis
Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi
postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan
prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin
perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.
2.
Karakteristik ibu, yang
meliputi :
a)
Faktor umur
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang
perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini mendukung
masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia
perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan
dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.
b)
Faktor pengalaman
Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian yang dilakukan oleh Paykel
dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa depresi pascasalin ini lebih
banyak ditemukan pada perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu
dan segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali
baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Le Masters yang melibatkan suami istri muda dari kelas sosial
menengah mengajukan hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah
kelahiran bayi pertama.
c)
Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik
peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja
atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah
tangga dan orang tua dari anak–anak mereka.
d)
Faktor selama proses
persalinan.
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan
selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan
pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul
dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.
e)
Faktor dukungan social
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan
pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
C. Gejala Depresi Postpartum
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
1
Berkurangnya energy
2
Penurunan efek
3
Hilang minat (anhedonia)
Ling dan
Duff mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita
mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1
Trauma terhadap intervensi
medis yang terjadi
2
Kelelahan dan perubahan mood
3
Gangguan nafsu makan dan
gangguan tidur
4
Tidak mau berhubungan dengan
orang lain
5
tidak mencintai bayinya dan
ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
D.
Gambaran Klinik, Pencegahan dan
Penatalaksanaan
Monks mengatakan depresi post partum merupakan
problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi
pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
1.
Keadaan hormonal
2.
Dukungan social
3.
Emotional relationship
4.
Komunikasi dan kedekatan
5.
Struktur keluarga
6.
Antropologi
7.
Perkawinan
8.
Demografi
9.
Stressor psikososial dan
lingkungan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum
sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan
jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1.
Beristirahat dengan baik
2.
Berolahraga yang ringan
3.
Berbagi cerita dengan orang
lain
4.
Bersikap fleksible
5.
Bergabung dengan orang-oarang
baru
6.
Sarankan untuk berkonsultasi
dengan tenaga medis
Ada cara-cara menghidari atau mengatasi depresi :
1.
Batasi pengunjung jika
kehadiran mereka ternyata malah mengganggu waktu istirahat anda
2.
Untuk sementara waktu hindari
komsumsi coklat atau gula dalam jumlah yang berlebihan karena dapat menjadi
bahan pemicu depresi.
3.
Perbanyak mendengar musik
favorit anda agar anda dapat merasa lebih rileks disarankan musik-musik
yang menenangkan
4.
Lakukan olahraga atau latihan
ringan, cara ini selain ampuh dalam mengurangi depresi, tapi juga dapat
membantu mengembalikan bentuk tubuh
5.
Sesekali berpergianlah agar
anda tak merasa bosan, karena berada di rumah
6.
Dukungan yang suportif dari
suami dan anggota keluarga lainnya sangat berpengaruh bagi keadaan psikis ibu.
Perawatan depresi
Ada dua macam perawatan depresi :
1.
Terapi bicara :
Adalah sesi bicara dengan terapi, psikologi atau pekerja sosial untuk
mengubah apa yang difikir, rasa dan lakukan oleh penderita akibat menderita
depresi.
2.
Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter, sebelum mengkonsumsi obat
anti depresi, sebaiknya didiskusikan benar obat mana yang tepat dan aman bagi
bayi untuk dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui.
Penatalaksanaan
a.
Dapat riwayat kesehatan selama
priode antepartum untuk mengidentifikasi resiko potensial terjadi depresi
postpartum
b.
Atur konseling selama periode
antepartum pada klien yang beresiko
c.
Bantuan klien untuk mengatur
mekanisme dukungan yang baik selama periode antepartum jika dia ditanyakan
beresiko terhadap depresi post partum
d.
Dapatkan riwayat kesehatan
post partum yang akurat termasuk demografi, informasi mengenai dukungan dan
bantuan dirumah
e.
Kaji proses hubungan ibu dan
anak
f.
Tawarkan dukungan, dorongan
dan bantuan kepada klien untuk memahami bahwa perasaan depresi dalam beberapa
hari setelah melahirkan adalah normal
g.
Peningkatan klien bahwa jika
depresinya berlanjut lebih dari beberapa hari dia harus berkonsultasi
h.
Atur konseling selanjutnya
jika klien yang memperlihatkan tanda depresi berlanjut.
Bidan dapat membantu dengan
cara :
1
Sensitif pada reaksi ibu
2
Terlibat dengan terjadinya
pada bulan-bulan awal setelah kelahiran
3
Menjadi pendengar yang baik
tanpa menghakimi sehingga ibu dapat mengekspresikan persoalan, keraguan dan
kecemasan
Jika dilakukan sejak dini, penyakit ini dapat
disembuhkan dengan obat-obatan dan konseling jika depresinya berat atau
berkepanjangan perlu dirawat di rumah sakit.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Depresi post
partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapan pun bahkan sampai 1 tahun
kedepan.
Gejala yang menonjol dalam
depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
1.
Berkurangnya energy
2.
Penurunan efek
3.
Hilang minat (anhedonia
DAFTAR
PUSTAKA
Kartono, K. 2002. Psikologi Wanita : Mengenal
Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid Dua. Bandung : Mandar Maju