Kamis, 18 Oktober 2012

penilaian perkembangan bayi prematur


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Angka kejadian bayi prematur di Indonesia, masih cukup tinggi dan merupakan bagian terbesar dari kelompok bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).Angka kejadian BBLR di Indonesia adalah 14-20 % .Bayi prematur termasuk dalam kelompok bayi risiko tinggi yang memerlukan pemantauan tumbuh kembang secara berkala dan terus menerus. Banyak masalah yang akan timbul pada bayi prematur, antara lain gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan seperti palsi serebral, retardasi mental, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan seperti retinopati prematuritas, gangguan perilaku serta gangguan belajar, semakin kecil masa gestasi, makin besar risiko terjadinya gangguan tumbuh kembang.
Untuk mencapai perkembangan yang optimal, disamping asupan nutrisi yang tepat perlu dilaksanakan  intervensi berupa stimulasi dini. Berbagai program intervensi telah dijalankan pada bayi prematur, untuk memperbaiki  interaksi orang tua dan anak serta memperbaiki perkembangan neurologis. American Academy of Pediatric menyarankan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur sampai berusia 7-10 tahun sehingga bisa mengidentifikasi dini gangguan perkembangan, mengadakan  konseling orangtua, identifikasi dan penanganan masalah medis anak.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan  indikator penting dalam  menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, bayi dengan riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus, gemelli, dll.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam  pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)
Berdasarkan umur kehamilan, Usher (1975) menggolongkan bayi prematur menjadi:
1.    Bayi yang sangat prematur (extremely premature), masa gestasi 24-30 minggu .
2.    Bayi prematur sedang (moderately prematur), masa gestasi 31-36 minggu
3.    Borderline premature, masa gestasi 37-38 minggu
Berdasarkan berat badannya bayi prematur digolongkan menjadi :
1.    BBLR (Bayi berat lahir rendah), 1500-2500 gram
2.    BBLSR (Bayi berat lahir sangat rendah), 1000-1499 gram
3.    BBLASR (Bayi berat lahir amat sangat rendah), < 1000 gram
Menurut kurva pertumbuhan janin, terdapat 3 golongan BKB / prematur, yaitu :
1.    BKB SMK (Sesuai dengan masa kehamilan)
2.    BKB KMK (Kecil untuk masa kehamilan)
3.    BKB BMK (Besar untuk masa kehamilan)
Berdasarkan ciri kematangan fisis menurut Ballard dan kurva Battaglia dan Lubchenko, bayi ini tergolong pada prematur BBLSR sesuai masa kehamilan.

B.  Etiologi
Menurut Manuaba (1998), Beberapa faktor predisposisi :
1.    Faktor ibu
a.    Gizi saat hamil yang kurang
b.    Riwayat kelahiran premature sebelumnya
c.    Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
d.   Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
e.    Factor pekerja yang terlalu berat
f.     Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah ( perokok )
2.    Factor kehamilan
a.    Hamil dengan hidramnion
b.    Hamil ganda
c.    Perdarahan antepartum
d.   Komplikasi hamil : pre-eklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini

3.    Factor janin
a.    Cacat bawaan
b.    Infeksi dalam rahim

C.  Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau  lebioh  resiko minor atau  bila ditemukan  keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

D.  Gejala atau  Gambaran fisik bayi prematur:
1.    Ukuran kecil
2.    Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg)
3.    Kulitnya tipis, terang dan berwarna pink (tembus cahaya)
4.    Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan)
5.    Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput
6.    Rambut yang  jarang
7.    Telinga tipis dan lembek
8.    Tangisannya lemah
9.    Kepala relative  besar
10.     Jaringan payudara belum berkembang
11.     Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi cukup bulan)
12.     Refleks menghisap dan refleks menelan yang buruk
13.     Pernafasan yang tidak teratur
14.     Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit ( anak laki – laki )
Labia mayora belum menutupi labia minora ( pada anak perempuan).

E.   Pemeriksaan Diagnostic
1.    Anamnesis:
a.    Umur ibu
b.    Penyakit persalinan sebelumnya
c.    Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
d.   Kenaikan berat badan selama hamil
e.    Aktivitas
f.     Penyakit yang diderita selama hamil
g.    Obat-obatan yang diminum selama hamil
2.    Pemeriksaan fisik
a.    Berat lahir kurang 2500 gram
b.    Untuk BBLR kurang bulan:
Tanda prematuritas:                          
1)   tulang rawan telinga belum terbentuk
2)   masih terdapat lanugo
3)   refleks-refleks masih lemah
4)   alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup labium minus. Pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum terbentuk)




F.   Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur
1.      Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok
2.      Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley & Wong, 1995)
3.      Duktus Arteriosus Paten (PDA)
4.      Necrotizing Enterocolitas (NEC)  (Bobak. 2005)

G.  Penatalaksanaan
1.    Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
2.     Mejaga suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
3.     Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
4.    Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5.    Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
6.     Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.

H.  Penilaian Perkembangan
Perkembangan bayi prematur dalam 2 tahun pertama dinilai berdasarkan  umur koreksi. Kemajuan perkembangan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain umur kehamilan, nutrisi, penyakit, stimulasi dan pemberian kasih sayang. 
Alat yang digunakan dalam pemantauan perkembangan bayi prematur adalah dengan BINS (Bayley Infant Neurodevelopment Screening).
1.       DDST II (Denver Development Screening Test II). Pada DDST yang dinilai adalah 4 sektor perkembangan, yaitu perilaku sosial, gerakan motorik halus, gerakan motorik kasar dan bahasa. Setiap kemampuan dalam kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut umur. Penilaian dilakukan dengan memberikan nilai lulus (passed = P), tidak lulus (failed = F) atau tidak melakukan (no opprtunity = N.O). saat ini digunakan DDST II, hasil revisi dari Frakenbrurg y ang merupakan pengembangan dari DDST dan DDST-R. BINS adalah suatu metode untuk menilai perkembangan anak yang berusia 3-24 bulan.
2.       BINS (Bayley Infant Neurodevelopment Screening).  Pada BINS yang dinilai adalah fungsi neurologis (N), reseptif (R), ekspresif (E), dan kognitif (K). Resiko untuk terjadi gang guan perkembangan dilihat dari beberapa nilai yang didapatkan, anak digolongkan menjadi resiko rendah, rendah dan tinggi.
Bila hasil skrining menunjukkan hasil yang tidak normal, perlu dilanjurkan dengan pemeriksaan neurologis. Agar perkembangan bayi menjadi optimal perlu diberikan intervensi berupa stimulasi dini.
Pemeriksaan Penunjuang  lain Yang Harus Dilakukan
1.       Pemeriksaan fungsi penglihatan. Pada bayi dengan berat lahir < 1700 gr, 50 % menderita ROP, 5 % di antaranya ROP berat. Semua bayi dengan resiko tinggi harus dilakukan pemeriksaan mata pada umur 4-6 minggu atau sebelum bayi dipulangkan.
Bila ditemukan kelainan, diperlukan pemeriksaan berkala tiap 2 minggu, sehingga progesivitas penyakit dapat sangat diketahui. Bila tidak ditemukan kelainan, pemeriksaan mata diulangi pada umur 12-24 bulan.
2.       Pemeriksaan fungsi pendengaran. Tuli kongenital lebih sering ditemukan pada bayi beresiko tinggi, termasuk bayi prematru. Intervensi dini akan memberikan perubahan bermakna pada kesempatan bicara. Fungsi pendengaran perlu dievaluasi ulang pada umur 12-24 bulan
3.       Pemantauan Gangguan lainnya. Bayi prematur mempunyai kemungkinan empat kali lebih tinggi untuk dirawat kembali di rumah sakit dalam usia pertama kehidupan. Gangguan yang mungkin timbul adalah gamgguan hipersensitifitas saluran cerna, resiko penyakit alergi meningkat,  anemia defisiensi besi dan hipertensi.
Bayi prematur bisa dipulangkan jika sudah mampu minum sendiri, dengan kenaikan berat badan 10-30 gram  per hari dan suhu tubuh tetap normal di ruangan biasa. Tidak menderita apnea atau bradikardia dan tidak memerlukan oksigen atau obat-obat intravena. Selanjutnya bayi harus dipantau secara teratur untuk melihat pertumbuhan dan perkembangannya, serta menemukan kelainan yang mungkin baru timbul kemudian dan  kalau  mungkin mengobati / mencegah berlanjutnya proses penyakit yang dideritanya.
Pada pasien ini selama perawatan mendapatkan cairan glukosa parenteral, tidak mendapatkan  protein dan lemak parenteral, karena telah bisa mendapatkan ASI pada hari ke-3 rawatan, dan berangsur-angsur mendapatkan ASI OD karena toleransi minum yang baik pada hari ke-8. Kebutuhan kalori telah terpenuhi dengan pemberian ASI, terlihat dengan penambahan berat badan selama perawatan.
Selama pemantauan, pasien mendapatkan ASI, walaupun hanya 5 bulan, mendapatkan susu formula, dan dilanjutkan dengan pemberian  makanan tambahan, berupa bubur susu, nasi tim saring, nasi tim, nasi lunak dan akhirnya makanan keluarga sesuai dengan usianya. Tidak ada masalah toleransi makanan pada pasien, semua makanan yang diberikan bisa dihabiskan, ibu memberikan menu yang bervariasi sehingga anak tetap mau makan.
Secara umum pemantauan bayi risiko tinggi adalah 4-5 kali dalam satu tahun pertama, kemudian bisa lebih jarang setelah lewat umur 1 tahun. Sebaiknya setelah umur 12 bulan, kunjungan berikutnya pada umur 18 bulan, karena ada beberapa masalah yang baru tampak pada awal kegiatan sekolah, seperti gangguan kognitif, kemudian dua setengah tahun dan umur empat setengah tahun.
Stimulasi bayi prematur yang harus dilakukan adalah 
1.      Stimulasi Rangsang Taktil (pijat, fleksi, ekstensi, posisi)
2.      Stimulasi Vestibular kinestetik (menggoyang, mengayun)
3.      Stimulas Pendengaran (menanyi, musik, rekaman suara ibu, irama jantung ibu)
4.      Stimulasi Visual (gerakan, warna, bentuk)
Stimulasi Dini Yang Bisa Dilakukan Pada Bayi Prfematur Sesuai Usia perkembangan
Stimulasi sebaiknya dilakukan secara teratur dan berlkesinambungan dalam janghka panjang. Stimulasi dapat dilakukan dalam kehidupoan sehari-hari saat  menjelang tidur,  memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan.
1.    Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan. Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan dapat dilakukan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, mengulingkan bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan
2.    Stimulasi untuk bayi 3 – 6 bulan. Stimulasi untuk bayi umur 3 – 6 bulan dapat dilakukan dengan cara dengan bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.
3.    Stimulasi untuk bayi 3 – 6 bulan.   Stimulasi untuk umur 6 – 9 bulan dapat dilakukan dengan cara memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan.
4.    Stimulasi untuk bayi 9 – 12 bulan. Stimulasi untuk umur 9 – 12 bulan dapat dilakukan dengan cara mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan.
5.    Stimulasi untuk bayi 12 – 18 bulan. Stimulasi untuk umur 12 – 18 bulan dapat dilakukan dengan cara latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
6.    Stimulasi untuk bayi 18 – 24 bulan. Stimulasi untuk umur  18 – 24 bulan dapat dilakukan dengan cara menanyakan, menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?, mulut ? dll), menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang & benda-benda di sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum mandi, main, minta dll), latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana – baju, bermain melempar bola, melompat.
7.    Stimulasi untuk bayi 2 – 3 tahun. Stimulasi umur 2 – 3 tahun dapat dilakukan dengan cara mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman, menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil / besar di toilet.
8.    Setelah umur 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah antara lain : memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil / besar di toilet), dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman dll. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak atau sejenisnya



BAB III
KESIMPULAN

A.  Penutup
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. 
Berbagai permasalahan yang beresiko mengganggu perkembangan bayi prematur diperlukan rangsangan yang terus menerus melalui berbagai sistem dan fungsi tubuh agar keterlambatan dan resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang ada dapat dioptimalkan. Intervensi yang dilakukan sejak dini, dilakukan secara berkesinambungan dan berlangsung lebih lama akan memberikan manfaat lebih besar di bandingkan dengan intervensi yang terlambat atau dilakukan dalam waktu singkat.
B.  Saran
`Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa kebidanan, namun penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.






Tidak ada komentar: