BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sering berak masih menjadi penyebab
kematian terbesar kedua pada anak balita di Indonesia. Namun perlu dipahami
bahwa tidak semua masalah buang air besar yang terjadi pada bayi diakibatkan
diare, terutama pada anak berumur di bawah satu bulan. Ketua Umum Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), dr Badriul Hegar Sp.A (K), saat seminar media di
Jakarta, Rabu (18/4/2012), mengungkapkan pada anak berusia di bawah satu bulan,
masalah sering buang air besar adalah hal yang wajar dan sering terjadi
terutama pada bayi baru lahir. "Bayi baru lahir bisa BAB 8-10 kali sehari.
Pada bayi berumur di bawah 1 bulan hal ini wajar dan belum tentu diare,"
ucapnya saat ditemui di Kantor IDAI.
B. Tujuan
1. Tujuan
Umum
·
Untuk mengetahui
bagaimana terjadi perubahan pada bayi yang sering BAB meskipun minum ASI.
2. Tujuan
Khusus
·
Mahasiswa mampu
menjelaskan pengertian Materi tersebut
·
Mahasiswa mampu
menjelaskan cara penanganannya
BAB
II
Tinjauan
Pustaka
A. Sering
berak pada bayi minum ASI.
1. Definisi
Berak
yang sering juga dapat dijumpai pada bayi baru lahir yang minum ASI, dapat
sampai 10 kali sehari. Ibunya sering mengatakan setiap bayi menetek langsung
buang air besar. Keadaan ini tidak dapat digolongkan diare walaupun buang
airnya lebih dari 4-5 kali, untuk bayi yang minum ASI hal itu masih dianggap
fisiologis. Bayi yang minum ASI sebenarnya telah mempunyai kekebalan terhadap
penyakit diare karena di dalam ASI terdapat zat-zat seperti igA, imunoglobulin,
laktoferin, lisozim, dan growth factor dari lactobacillus
bifidus yang kesemuanya itu merupakan zat anti terhadap penyakit diare.
Walaupun bayi sering berak tetapi berat badannya tidak turun bahkan terus naik.
Feses berwarna kuning keemasan dan keadaan bayi tetap baik.Di dalam ASI
terdapat karbohidrat dalam bentuk laktosa yang tinggi (7 g%) yang akan terurai
menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase.
2. Penyebab.
Penyebab
berak yang sering adalah akibat enzim laktase pada bayi belum sempurna sehingga
belum dapat mengurai karbohidrat dalam ASI dan bayi menderita intoleransi
laktosa.
3. Tanda
dan gejala.
Pada
bayi yang sering berak akan mengalami penurunan berat karena kebutuhan
kalorinya tidak tercukupi. Akibatnya bayi menjadi lemah dan mudah mendapat
infeksi yang akhirnya menderita berak-berak .bayi menjadi lemah malas,
minum,buang airnya kadang berwarna hijau bila sudah beberapa hari
4. Pencegahan
Yang
perlu diingat agar mencegah adanya infeksi adalah :
a. sebelum
menyusui bayi, ibu mencuci tangan dan puting payudara dibersihkan dengan kapas
yang telah dijerang dengan air matang.
b. mencegah
agar tidak terjadi lecet pada sekitar anus/bokong bayi dengan cara setiap bayi
buang air besar dibersihkan dengan kapas cebok yang dibasahi dengan minyak
kelapa dan jangan dibedaki karena akan lecet.Bila sudah terlanjur lecet setelah
di bersihkan, bersihkan dengan tisu kemudian oleskan salep (ultralan atau
sesuai resep dokter).
5. Penanganan
1. Untuk
mengurangi berak-berak sementara dianjurkan setiap bayi menetek berikan dari
kedua payudara dan lama menetek kira-kira 7 menit saja.
2. Sisa
ASI supaya dipompa dan di buang (maksudnya agar produksi ASI tetap banyak) bila
berak – berak sudah berkurang bayi boleh menetek sepuasnya.
3. Bayi
baru lahir memerlukan 20 ml untuk sekali minum.
4. Bayi
yang sehat dapat mengosongkan 1 payudara dalam waktu 5 – 7 menit dan setelah 2
jam akan menjadi kosong. Bila lambung telah kosong berarti bayi sudah boleh
minum lagi. Pemberian ASI harus on demand (tidak dijadwal) ini berarti bayi
menetek sewaktu – waktu ia memerlukan.
5. Sejalan
dengan bertambahnya umur bayi buang air besarnya akan berkurang dan bayi boleh
menetek sesuai kebutuhannya tetapi sebaiknya tetap dari kedua payudara setiap
memberikan ASI.Bila terjadi ASI kurang biasanya diketahui dari keluhan ibunya
bahwa jika bayi menetek sebentar payudara sudah menjadi lembek dan keluarnya
ASI hanya sedikit dan encer .
6. Jika
menjumpai bayi yang berat badannya tidak naik dan keadaan umumnya lemah serta
mendengar keluhan dari ibu bahwa ASI-nya kurang,dapat dianjurkan agar menambah
susu formula sesuai dengan umur bayi bila bayi sedang berak-berak susu supaya
dibuat agak encer pada hari pertama (setengah dari aturannya) selanjutnya boleh
penuh jika buang air besarnya telah berkuarang .ASI tetap diberikan dan
tambahan susu formuladiberikan langsung setelah bayi menetek disesuaikan dengan
berat badan dan umur bayi .
Ø Contoh
Misalnya bayi umur 2 minggu dan berat badan lahir 3 kg, bayi memerlukan susu
200 ml/kg BB/hari .jika bayi hanya minum ASI dapat diberikan kira-kira 70 ml ;
perhatikan apakah bayi memerlukan susu tambahan. Berat badan dievaluasi 2 hari
kemudian .jika terdapat peningkat berat badan berarti tambahan susu mencukupi
.Di samping itu katakan kepada ibunya untuk berusaha menambah ASI dengan makan
yang bergizi dan melakukan masase payudara sesuai dengan petunjuk dari klinik
laktasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam ASI terdapat karbohidrat dalam
bentuk laktosa yang tinggi (7 g%) yang akan terurai menjadi glukosa dan
galaktosa oleh enzim laktase. Penyebab berak yang sering adalah akibat enzim
laktase pada bayi belum sempurna sehingga belum dapat mengurai karbohidrat
dalam ASI dan bayi menderita intoleransi laktosa. Keadaan akan teratasi sejalan
dengan bertambahnya umur bayi. Yang perlu diingat agar mencegah adanya infeksi
adalah sebelum menyusui bayi, ibu mencuci tangan dan puting payudara
dibersihkan dengan kapas yang telah dijerang dengan air matang.
DAFTAR PUSTAKA
Perawatan anak
sakit/ Ngastiyah ; editor ,Monica Ester._Ed.2._Jakarta :EGC, 2005.xi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar