Kamis, 18 Oktober 2012

sering BAB pada bayi minum asi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sering berak masih menjadi penyebab kematian terbesar kedua pada anak balita di Indonesia. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua masalah buang air besar yang terjadi pada bayi diakibatkan diare, terutama pada anak berumur di bawah satu bulan. Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Badriul Hegar Sp.A (K), saat seminar media di Jakarta, Rabu (18/4/2012), mengungkapkan pada anak berusia di bawah satu bulan, masalah sering buang air besar adalah hal yang wajar dan sering terjadi terutama pada bayi baru lahir. "Bayi baru lahir bisa BAB 8-10 kali sehari. Pada bayi berumur di bawah 1 bulan hal ini wajar dan belum tentu diare," ucapnya saat ditemui di Kantor IDAI.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
·         Untuk mengetahui bagaimana terjadi perubahan pada bayi yang sering BAB meskipun minum ASI.
2.      Tujuan Khusus
·         Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Materi tersebut
·         Mahasiswa mampu menjelaskan cara penanganannya






BAB II
Tinjauan Pustaka

A.    Sering berak pada bayi minum ASI.
1.      Definisi
Berak yang sering juga dapat dijumpai pada bayi baru lahir yang minum ASI, dapat sampai 10 kali sehari. Ibunya sering mengatakan setiap bayi menetek langsung buang air besar. Keadaan ini tidak dapat digolongkan diare walaupun buang airnya lebih dari 4-5 kali, untuk bayi yang minum ASI hal itu masih dianggap fisiologis. Bayi yang minum ASI sebenarnya telah mempunyai kekebalan terhadap penyakit diare karena di dalam ASI terdapat zat-zat seperti igA, imunoglobulin, laktoferin, lisozim, dan growth factor dari lactobacillus bifidus yang kesemuanya itu merupakan zat anti terhadap penyakit diare. Walaupun bayi sering berak tetapi berat badannya tidak turun bahkan terus naik. Feses berwarna kuning keemasan dan keadaan bayi tetap baik.Di dalam ASI terdapat karbohidrat dalam bentuk laktosa yang tinggi (7 g%) yang akan terurai menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase.

2.      Penyebab.
Penyebab berak yang sering adalah akibat enzim laktase pada bayi belum sempurna sehingga belum dapat mengurai karbohidrat dalam ASI dan bayi menderita intoleransi laktosa.

3.      Tanda dan gejala.
Pada bayi yang sering berak akan mengalami penurunan berat karena kebutuhan kalorinya tidak tercukupi. Akibatnya bayi menjadi lemah dan mudah mendapat infeksi yang akhirnya menderita berak-berak .bayi menjadi lemah malas, minum,buang airnya kadang berwarna hijau bila sudah beberapa hari


4.      Pencegahan
Yang perlu diingat agar mencegah adanya infeksi adalah :
a.       sebelum menyusui bayi, ibu mencuci tangan dan puting payudara dibersihkan dengan kapas yang telah dijerang dengan air matang.
b.      mencegah agar tidak terjadi lecet pada sekitar anus/bokong bayi dengan cara setiap bayi buang air besar dibersihkan dengan kapas cebok yang dibasahi dengan minyak kelapa dan jangan dibedaki karena akan lecet.Bila sudah terlanjur lecet setelah di bersihkan, bersihkan dengan tisu kemudian oleskan salep (ultralan atau sesuai resep dokter).

5.      Penanganan
1.      Untuk mengurangi berak-berak sementara dianjurkan setiap bayi menetek berikan dari kedua payudara dan lama menetek kira-kira 7 menit saja.
2.      Sisa ASI supaya dipompa dan di buang (maksudnya agar produksi ASI tetap banyak) bila berak – berak sudah berkurang bayi boleh menetek sepuasnya.
3.      Bayi baru lahir memerlukan 20 ml untuk sekali minum.
4.      Bayi yang sehat dapat mengosongkan 1 payudara dalam waktu 5 – 7 menit dan setelah 2 jam akan menjadi kosong. Bila lambung telah kosong berarti bayi sudah boleh minum lagi. Pemberian ASI harus on demand (tidak dijadwal) ini berarti bayi menetek sewaktu – waktu ia memerlukan.
5.      Sejalan dengan bertambahnya umur bayi buang air besarnya akan berkurang dan bayi boleh menetek sesuai kebutuhannya tetapi sebaiknya tetap dari kedua payudara setiap memberikan ASI.Bila terjadi ASI kurang biasanya diketahui dari keluhan ibunya bahwa jika bayi menetek sebentar payudara sudah menjadi lembek dan keluarnya ASI hanya sedikit dan encer .
6.      Jika menjumpai bayi yang berat badannya tidak naik dan keadaan umumnya lemah serta mendengar keluhan dari ibu bahwa ASI-nya kurang,dapat dianjurkan agar menambah susu formula sesuai dengan umur bayi bila bayi sedang berak-berak susu supaya dibuat agak encer pada hari pertama (setengah dari aturannya) selanjutnya boleh penuh jika buang air besarnya telah berkuarang .ASI tetap diberikan dan tambahan susu formuladiberikan langsung setelah bayi menetek disesuaikan dengan berat badan dan umur bayi .
Ø  Contoh Misalnya bayi umur 2 minggu dan berat badan lahir 3 kg, bayi memerlukan susu 200 ml/kg BB/hari .jika bayi hanya minum ASI dapat diberikan kira-kira 70 ml ; perhatikan apakah bayi memerlukan susu tambahan. Berat badan dievaluasi 2 hari kemudian .jika terdapat peningkat berat badan berarti tambahan susu mencukupi .Di samping itu katakan kepada ibunya untuk berusaha menambah ASI dengan makan yang bergizi dan melakukan masase payudara sesuai dengan petunjuk dari klinik laktasi





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Di dalam ASI terdapat karbohidrat dalam bentuk laktosa yang tinggi (7 g%) yang akan terurai menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Penyebab berak yang sering adalah akibat enzim laktase pada bayi belum sempurna sehingga belum dapat mengurai karbohidrat dalam ASI dan bayi menderita intoleransi laktosa. Keadaan akan teratasi sejalan dengan bertambahnya umur bayi. Yang perlu diingat agar mencegah adanya infeksi adalah sebelum menyusui bayi, ibu mencuci tangan dan puting payudara dibersihkan dengan kapas yang telah dijerang dengan air matang.












DAFTAR PUSTAKA

Perawatan anak sakit/ Ngastiyah ; editor ,Monica Ester._Ed.2._Jakarta :EGC, 2005.xi,

Tidak ada komentar: