BAB
I
PENDAHULUAN
Sistem reproduksi adalah suatu
rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan
dan betina.
Reproduksi adalah cara dasar
mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu
organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.
Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu
individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari
spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh
dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi
kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk
melakukan reproduksi aseksual.
Reproduksi seksual membutuhkan
keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi
manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme
yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme
yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.
Latar Belakang
Secara umum,
fungsi normal sistem reproduksi tidak ditujukan untuk homeostasis dan tidak
penting untuk kelangsungan hidup individu, tetapi penting untuk kelangsungan
hidup spesies. Hanya melalui sistem reproduksi inilah cetak biru genetik yang
kompleks dari tiap-tiap spesies dapat bertahan melebihi masa hidup tiap-tiap
anggota spesies tersebut.
Dapat
dicontohkan peran penting sistem reproduksi dalam kehidupan seseorang yaitu
mengenalkan cara bagaimana orang berhubungan sebagai mahluk seksual sangat
berperan dalam perilaku psikososial dan manimbulkan pengaruh penting pada
seseorang memandang diri mereka dan interaksinya dengan orang lain.
Fungsi
reproduksi juga memiliki pengaruh mendalam pada masyarakat. Organisasi
universal dalam masyrakat khususnya menciptakan lingkungan yang konduksif untuk
kelangsungan hidup spesies.
Kemampuan
reproduksi bergantung pada hubungan rumit antara hipotalamus, hipofisis
anterior, organ reproduksi, dan sel sasaran hormon seks. Selain proses-proses
biologis dasar tersebut, perilaku dan sikap seksual sangat dipengaruhi oleh
faktor emosi dan moral sosiokultural masyarakat tempat individu berada.
Organ
reproduksi primer, atau gonad, terdiri dari sepasang testis pada pria dan
sepasang ovarium pada wanita. Pada kedua jenis kelamin, gonad malaksanakan
fungsi ganda yaitu, (1) menghasilkan gamet (gametogenesis), yaitu spermatozoa
(sperma) pada pria, dan ovum (telur) pada wanita dan (2) mengeluarkan
hormon-hormon seks, terutama testosteron pada pria dan estrogen, progesteron
pada wanita.
Selain gonad
sistem reproduksi juga mencakup saluran reproduksi, yaitu suatu sistem saluran
yang dirancang untuk mengangkut atau menampung gamet setelah gamet diproduksi.
Pada wanita payudara juga dianggap sebagai organ reproduksi tambahan. Bagian
sistem reproduksi yang tampak dari luar dikenal sebagai genetelia eksternal.
Tujuan
penulisan
Makalah ini
disusun dengan mempunyai dua tujuan yaitu:
1.
Tujuan umum:
Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang susunan, struktur dan
fungsi (anatomi fisiologi) sistem reproduksi
wanita.
2.
Tujuan khusus
:
Pembaca akan mengetahui tentang,
tujuan utama dari sistem reproduksi pria dan wanita, anatomi dan fisiologi
sistem reproduksi wanita, mengetahui produk generatif yang dihasilkan oleh
sistem reproduksi pria dan wanita, dan fungsi generatif pada sistem reproduksi
wanita.
BAB
II
KAJIAN
TEORI.
A. ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL
EKSTRAGONADAL
Organ reproduksi wanita terdiri dari
:
1. Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting.
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting.
Fungsi
utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin
pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk
sebagai sexually responsive organ.
2. Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein
di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit
epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual
(androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan
kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan
liur.
B. POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI
Poros
hormonal sistem ini terdiri dari :
Badan pineal.
Suatu
kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian
posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer
otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon.
Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebagai hipofisis posterior (neurohipofisis).
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebagai hipofisis posterior (neurohipofisis).
Pituitari / hipofisis
Terletak
di dalam sella turcica tulang sphenoid.
Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH – luteinizing hormone).
Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH – luteinizing hormone).
Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
C. HORMON-HORMON REPRODUKSI
µ GnRH (Gonadotrophin Releasing
Hormone)
Diproduksi
di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior
untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
µ FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi
di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi
memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium.
µ LH (Luteinizing Hormone) / ICSH
(Interstitial Cell Stimulating Hormone)
µ Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus menyebabkan
proliferasi endometrium. Pada serviks menyebabkan pelunakan serviks dan
pengentalan lendir serviks. Pada vagina menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara menstimulasi pertumbuhan payudara.
µ Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan
yang optimal jika terjadi implantasi.
µ HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai
diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar
100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml),
kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
µ LTH (Lactotrophic Hormone) /
Prolactin
Diproduksi
di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
D. ANATOMI
ALAT REPRODUKSI WANITA
Alat reproduksi wanita terbagi menjadi
dua bagian yaitu :
1. Bagian
luar (eksterna)
*
Mons veneris
Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang
di bawahnya terdapat jaringan lemak menutupi tulang kemaluan /simphisis. Mons
veneris ditutupi oleh rambut kemaluan. Mons veneris
juga merupakan gundukan jaringan lemak yang terdapat dibagian bawah perut,
daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis.
Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa.
*
Labia Mayora (bibir besar)
Terdiri atas bagian kanan dan kiri lonjong mengecil ke
bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit
berambut, kelenjar lamak, dan kelenjar keringat. Bagian dalamnya tidak berambut
dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung syaraf
sehingga sensitif terhadap hubungan seks.
*
Labia Minora (bibir kecil)
Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora.
Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh
darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini
analog dengan kulit skrotum pada pria.
*
Klitoris
Klitoris merupakan suatu bangunan yang terdiri dari :
ü Glans
klitoris
ü Korpus
klitoris
ü Krura
klitoris
Klitoris
merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.
*
Vestibulum
Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia
kanan-kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia
minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran
kencing, kelenjar Bartholini dan kelenjar Skene (kelenjar ini akan mengeluarkan
cairan pada saat permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan
penetrasi penis).
*
Himen (selaput dara)
Merupakan
selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. Pada umumnya himen
berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang
dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim).
Pada
perempuan yang tidak mempunyai introitus himenalis disebut Atresia Himenalis
(Hymen Inferforata), akibatnya darah mens tidak bisa keluar. Pada saat hubungan
seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan himen
merupakan tonjolan kecil yang disebut kurunkula mirtiformis.
Gambaran
Alat Reproduksi Bagian Luar
2.
Bagian Dalam (Genetalia Interna)
*
Vagina (Saluran Senggama)
Merupakan
saluran muskulo-membranasea (otot-selaput) yang menghubungkan rahim dengan
dunia luar. Bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani
(otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding vagina mempunyai
lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut “rugae”. Dinding depan vagina
berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11cm. Selaput vagina tidak mempunyai
kelenjar sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau
lapisan dalam rahim. Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut
“porsio” (leher rahim).
*
Rahim (Uterus)
Bentuk rahim
seperti buah pir/Alpukat, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecil
diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung
kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh ligamen yang kuat, sehingga bebas
untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga,
dengan bagian besarnya di atas. Dari bagian atas rahim (fundus) terdapat
ligamen menuju lipatan paha (kanalis inguinalis), sehingga kedudukan rahim
menjadi ke arah depan. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapis, yang
mempunyai kemampuan untuk tumbuh-kembang sehingga dapat memelihara dan
mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan. Rahim juga merupakan jalan
lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong jalan lahir. Segera
setelah persalinan otot rahim dapat menutup pembuluh darah untuk menghindari
perdarahan. Setelah persalinan, rahim dalam waktu 42 hari dapat mengecil
seperti semula.
Rahim diikat
pada pelvis oleh tiga set ligamen jaringan ikat yaitu :
·
Ligamen rotundum
ligamen ini melekat ke kornu uterus pada bagian anterior insersi
tuba falopi. Struktur yang mempunyai tali ini melewati pelvis, lalu memasuki
cincin inguinal pada dua sisi dan mengikat osteum dari tulang pelvis dengan
kuat. Ligamen ini memberikan stabilitas bagian atas tersebut.
·
Ligament cardinal
Ligamen ini
menghubungkan uterus kedinding abdomen anterior setinggi serviks.
·
Ligament utero sakral
Ligament
uterus sakral melekat pada uterus dibagian posterior setinggi serviks dan
berhubungan dengan tulang sacrum.
Fungsi dari ligament cardinal dan
uterosakral adalah sebagai penopang yang kuat pada dasar pelvis wanita.
Kerusakan-kerusakan pada ligament ini, termasuk akibat tegangan saat
melahirkan, dapat menyebabkan prolaps uterus dan dasar pelvis ke dalam vagina
bahkan melewati vagina dan mencapai vulva.
Berdasarkan fungsi dan anatomisnya, uterus dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
§ Fundus
Merupakan
tonjolan bulat di bagian atas yang terletak di atas insersi tuba fallopii.
§ Korpus
Korpus
merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri.
§ Istmus.
Merupakan
bagian konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks yang dikenal sebagai
segmen uterus bawah pada masa hamil.
*
Tuba Fallopii
Tuba
Fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke arah lateral, dengan
panjang sekitar 12 cm. Tuba Fallopii bukan merupakan saluran lurus, tetapi
mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Di
ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga dapat
menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur (ovulasi). Saluran telur
ini menyalurkan saluran hasil konsepsi (hasil pembuahan) menuju rahim. Tuba
fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan
menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas).
Terdapat 4 segmen yang berubah di sepanjang struktur tuba fallopii,
diantaranya :
·
Infundibulum
Merupakan
bagian yang paling distal muaranya yang berbentuk seperti terompet dikelilingi
oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hamper erektil saat ovulasi.
·
Ampula
Ampula ini membangun segmen
distal dan segmen tengah tuba. Sperma dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi
di ampula.
·
Istmus
Istmus terletak proksimal terhadap
ampula.
·
Intersitital
Bagian ini melewati miometrium
antara fundus dan korpus uteri dan mempunyai lumen berukuran paling kecil
berdiameter < 1 mm. Sebelum ovum yang dibuahi dapat melewati lumen ini, ovum
tersebut harus melepaskan sel-sel granulose yang membungkusnya.
Tuba fallopii merupakan jalan bagi
ovum. Tonjolan-tonjolan infundibulum yang menyerupai jari (fimbria) menarik
ovum ke dalam tuba dengan gerakan seperti gelombang. Ovum didorong disepanjang
tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh peristaltic lapisan otot.
Estrogen dan prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltic. Aktivitas
peristaltic tuba fallopii dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar
adalah pada saat ovulasi. Sel-sek kolumnar mensekresi nutrient untuk menyokong
ovum selama berada di dalam tuba.
*
Indung Telur (Ovarium)
Indung telur
terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh
ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum
infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang
paling utama, sehingga mempunyai dampak keperempuanan dalam pengatur proses
menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti
kanan dan kiri.
Pada saat telur (ovum) dikeluarkan perempuan
di sebut “dalam masa subur”. Produksi telur pada perempuan sesuai dengan usia
adalah sebagai berikut:
*
Saat lahir bayi: mempunyai sel telur
750.000
*
Umur 6-15 tahun: mempunyai sel
telur 439.000
*
Umur 6-25 tahun: mempunyai sel
telur 159.000
*
Umur 26-35 tahun: mempunyai sel
telur 59.000
*
Umur 35-45 tahun: mempunyai sel telur 34.000
*
Masa menopause semua telur
menghilang
*
Parametrium (Penyangga Rahim)
Merupakan
lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan
tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga
indumg telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu
fungsinya.
E. FUNGSI
ALAT REPRODUKSI WANITA
§ Bagian
luar ( eksterna )
Ø Mons
pubis / mons veneris.
Mons berperan dalam sensualitas
dan melindungi simphisis pubis selama koitus. Semakin bertambahnya usia, jumlah
jaringan lemak di tubuh wanita berkurang dan rambut pubis menipis. Berfungsi
untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk
estetika.
Ø Labia
Mayora
Berfungsi untuk menutupi
orga-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat
menerima rangsangan seksual.
Ø Labia
Minora
Berfungsi
untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik
yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
Ø Klitoris
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.
Ø Vestibulum
Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
Ø Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar.
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar.
§ Bagian
dalam (interna)
Ø Vagina
(Saluran Senggama) Vagina (saluran senggama) mempunyai fungsi penting :
o
sebagai jalan lahir
bagian lunak
o
sebagai sarana hubungan
seksual
o
saluran untuk
mengalirkan lendir dan darah menstruasi.
Ø
Rahim (Uterus)
Fungsi
rahim:
o Sebagai
alat tempat terjadinya menstruasi
o Sebagai
alat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi.
o Tempat
pembuatan hormon misal HCG.
Ø
Tuba Fallopii
Fungsi tuba:
o
Tempat terjadinya
fertilisasi
o
Saluran yang mengeluarkan
hasil konsepsi
o
Fimbria mengangkat ovum
yang keluar dari ovarium
Ø
Indung Telur (Ovarium)
Fungsi ovarium:
o
Sebagai penghasil sel
telur / ovum
o
Sebagai organ yang
menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron).
E. PANGGUL
WANITA TERDIRI DARI :
1.Panggul Besar
(Pelvis mayor)
Panggul
besar dibentuk oleh 4 buah tulang
a) 2 tulang pangkal paha ( Os Coxae )
Terdiri dari tiga buah tulang yaitu
1. Tulang Usus ( Os Ilium )
o Merupakan tulang terbesar dari
panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul.
o Batas atasnya merupakan penebalan
tulang yang disebut krista iliaca.
o Ujung depan dan belakang krista
iliaca menonjol : spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior
superior.
2.
Tulang duduk ( Os Ischium )
o Terdapat disebelah bawah tulang usus
o Pinggir belakangnya menonjol : spina
ischiadica
o Pinggir bawah tulang duduk sangat
tebal, yang mendukung badan saat duduk disebut tuber ischiadicum.
3.
Tulang kemaluan ( Os Pubis )
o
Terdapat di sebelah bawah dan depan tulang usus.
o
Dengan tulang duduk dibatasi foramen obturatum.
o
Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus
: ramus superior ossis pubis.
b) 1 tulang kelangkang ( Os Sacrum )
Tulang ini berbentuk segitiga dengan
lebar di bagian atas dan mengecil di bagian bawahnya.Tulang kelangkang terletak
di antara kedua tulang pangkal paha.Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan
erat.
- 1 tulang tungging ( Os Coccygis )
Berbentuk segitiga dengan ruas 3
sampai 5 buah dan bersatu. Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong
ke belakang sehingga memperluas jalan lahir.
- Panggul Kecil (Pelvis minor)
Panggul kecil dibentuk oleh 4 buah tulang. Panggul kecil dalam ilmu kebidanan
mempunyai arti yang penting karena merupakan tempat alat reproduksi wanita dan
membentuk jalan lahir. Panggul kecil dibentuk oleh 4 buah bidang yaitu :
1. Pintu Atas Panggul ( PAP ) / Inlet
PAP dibentuk oleh :
1. Promontorium
2. Sayap Os Sacrum
3. Linea Terminalis/Inominata kanan dan
kiri
4. Ramus superior Ossis pubis kanan dan
kiri
5. Pinggir atas simfisis pubis
2. Pintu Tengah Panggul ( PTP ) /
Midlet
PTP dibentuk oleh 2 buah bidang
yaitu :
1.
Bidang luas panggul
Bidang luas panggul dibentuk oleh
pertengahan simfisis menuju pertemuan os sacrum 2 dan 3.
2.
Bidang sempit panggul
Bidang sempit panggul dibentuk oleh
tepi bawah simfisis menuju kedua spina ischiadica dan memotong os Sacrum
setinggi 1-2 cm di atas ujungnya.
3.
Pintu Bawah Panggul ( PBP ) / Outlet
Pintu bawah panggul bukanlah
merupakan satu bidang tetapi terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama.
Segitiga depan dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arcus pubis,
sedangkan segitiga belakang dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi
oleh ligamentum sacrotuberosum kiri dan kanan.
- Fungsi panggul wanita
Fungsi umum panggul wanita adalah :
- Panggul besar ( Pelvis mayor )
Fungsi dari panggul besar adalah
menyangga isi abdomen
- Panggul kecil ( Pelvis minor )
Fungsi panggul kecil adalah :
- Membentuk jalan lahir
- Tempat alat genitalia
C. Bentuk-bentuk
panggul
Menurut Caldwell-Moloy, ada 4 bentuk
pokok jenis panggul :
1.
Panggul Ginekoid
Bentuk panggul ideal, bulat dan
Merupakan jenis panggul tipikal wanita.
3. Panggul Android
Bentuk seperti segitiga, merupakan
jenis panggul tipikal pria
4. Panggul Antropoid
Bentuk seperti elips, agak lonjong
seperti telur.
5. Panggul Platipeloid
Bentuk picak, menyempit arah muka
belakang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Organ reproduksi wanita terdiri dari
payudara dan kulit. Poros hormonal sistem reproduksi terdiri dari Badan
pineal,hipotalamus, hipofisis, ovarium, endometrium. Alat reproduksi wanita
terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian luar (eksterna) mons
veneris, labia mayora (bibir besar), labia minora (bibir kecil), klitoris
vestibulum dan himen (selaput dara). Sedangkan bagian dalam (genetalia interna)
terdiri dari vagina (saluran senggama), rahim (uterus), tuba fallopii, indung
telur (ovarium), parametrium (penyangga rahim). Panggul wanita dibagi menjadi
dua bagian yaitu panggul besar dan panggul kecil.
SARAN
Sebagai seorang
bidan kita harus mengetahui susunan, struktur dan fungsi dari masing-masing organ pada sistem reproduksi
wanita. Seperti halnya, bidan harus mengetahui hubungan dari klitoris dan meatus urinarius dan vagina.
Jadi harus hati-hati dalam memasukkan kateter pada klitoris jangan sampai dilakukan, karena menyebabkan rasa yang sangat sakit, karena banyak saraf sensoriknya. Harus
membersihkan area perineum sampai bersih sehingga tidak terjadi
perkembangbiakkan bakteri atau jamur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar