Kamis, 19 Juli 2012

Tanda bahaya kehamilan pada trimester 3


           BAB I
PENDAHULUAN
a.  Latar Belakang
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda - tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.( Uswhaaja, 2009, p.3).
Angka kematian yang tinggi setelah abad yang lalu umumnya mempunyai 3 sebab pokok : masih kurangnya pengetahuan mengenai sebabmusabab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas, kurangnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, dan kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu hamil.(Winkjosastro, 2008, p.8).
Menurut Kusmiyati dkk, 2008, p.1, kehamilan merupakan hal yang
fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi.Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
b.  Tujuan
·           Mengetahui bagaimana cara penanganan pada komplikasi pada kkehamilan tua
·           Mengetahui jenis-jenis komplikasi  yang terjadi pada kehamilan tua
c.  Manfaat
·           Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang jenis komplikasi pada kehamilan tua dan cara penanganannya


BAB II
KAJIAN TEORI
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin nama bayi yang akan dilahirkan sudah dipilih.
Tanda bahaya kehamilan merupakan suatu kondisi yang dialami oleh wanita hamil, dimana wanita dengan beberapa masalah tersebut bisa terancam kehamilannya dan persalinan yang berbahaya (Burns, dkk. 2000 ).
Selama kehamilan seorang ibu mengalami perubahan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan yang normal, dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilannya. Diperlukan kunjungan ke tenaga kesehatan agar ibu mendapat banyak informasi tentang kondisi normal ibu hamil ataupun ketidaknyamanan yang merupakan tanda bahaya dalam kehamilan.
Bahaya kehamilan dapat terdeteksi jika ibu sering memeriksakan kehamilannya. Karena pada setiap kunjungan antenatal akan diperiksa kondisi ibu dan janin untuk mengenali tanda bahaya dalam kehamilan tiap trimesternya. Tanda bahaya dalam kehamilan jika tidak terdeteksi akan menyebabkan kematian pada janin dan ibu. Pada tiap kunjungan antenatal petugas medis harus mengajarkan pada ibu bagaimana cara mengenali tanda bahaya dan memberi motivasi pada ibu untuk periksa jika terdapat tanda-tanda bahaya dalam kehamilannya.
Tanda–tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes (2002) adalah sebagai berikut :
a.  Perdarahan pervaginam
Perdarahan dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan yang merupakan tanda dan bahaya meskipun jumlah perdarahan hanya sedikit, pada kehamilan muda dapat terjadi abortus. Ada perdarahan pada kehamilan diatas 28 minggu bersifat berbahaya karena sering berkaitan dengan kejadian plasenta previa, solusio plasenta, dan plasenta letak rendah.
b.  Sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang dengan istirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan merupakan tanda dari pre-eklampsi dan semakin bertambah dengan tuanya kehamilan.
c.   Perubahan visual secara tiba-tiba
Perubahan penglihatan yang berbahaya adalah yang terjadi secara mendadak, tiba-tiba pandangan kabur.
d.  Nyeri abdomen yang berat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang timbul mungkin menunjukkan masalah yang mengancam kesehatan jiwa yang berbahaya adalah yang menetap, hebat, dan tidak hilang dengan istirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, penyakit kantong empedu, persalinan preterm, uterus yang irritable,absurpsi plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
e.  Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak bisa menunjukkan masalah yang serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, ataupun pre eklampsia.
f.    Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan janinnya saat usia kehamilan mencapai bulan kelima atau keenam. Beberapa ibu mulai merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika bayi tidur, maka gerakannya akan melemah, bayi harus bergerak sedikitnya 3 kali dalam 3 jam, gerakan bayi akan lebih terasa jika ibu dalam kondisi berbaring atau beristirahat.


g.  Demam
Kenaikan suhu tubuh pada ibu hamil tidak dapat dianggap hal yang biasa. Suhu C dikatakan demam, berarti ada infeksi°tubuh ibu hamil lebih dari 37,5 dalam kehamilannya. Hal ini merupakan penambahan beban bagi ibu yang harus dicari penyebabnya (Depkes RI, 2004).
h.  Berat badan tidak naik pada trimester II dan III
Berat badan ibu selama kehamilan harus bertambah. Pertambahan berat badan ibu hamil rata-rata 0,3-0,5 kg perminggu. Bila dikaitkan dengan umur  1 kg, selanjutnya±kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda  tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, maka perlu dipikirkan adanya faktor risiko.
i.    Keluarnya air ketuban sebelum waktunya
Sebelum didiagnosa keluar ketuban perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa cairan yang keluar merupakan cairan ketuban, dan bukan keputihan atau urine. Warna cairan ketuban yang normal adalah jernih keputihan, cairan ketuban tidak berwarna karena adanya vernik caseosa ( Depkes RI, 2004).
j.    Mual dan muntah terus menerus dan tidak bisa makan
Mual muntah pada ibu hamil merupakan hal yang wajar yang biasa terjadi pada trimester I, mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul dimalam hari. Tetapi perlu diperhatikan apabila mengalami muntah yang berlangsung lebih dari 16 minggu dan menggangu aktivitas sehari-hari (Prawirohardjo, 2004).
k.   Kejang-kejang
Pada umumnya kejang-kejang diawali dengan makin memburuknya kondisi ibu hamil, didahului dengan gejala sakit kepala hebat, mual, nyeri ulu hati, hingga muntah. Bila makin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun dan mulai kejang (Depkes RI, 2004 ).

Gejala–gejala lain saat hamil kadang memerlukan pertolongan tenaga medis segera. Jika ibu menemukan gejala–gejala berikut ini, segeralah minta saran tindakan apa yang harus segera dilakukan:
a.  Adanya tekanan pada pinggul, sakit pada punggung bagian bawah, atau kram sebelum usia 37 minggu kehamilan.
b.   Buang air kecil terasa sakit atau terbakar.
c.   Sedikit kencing atau tidak kencing sama sekali.
d.  Rasa gatal yang menetap diseluruh tubuh, khususnya jika dibarengi kulit tubuh menguning, urine berwarna gelap, dan feces berwarna pucat.
e.  Kram parah yang menetap pada kaki atau betis, yang tidak mereda ketika ibu hamil menekuk lutut dan menyentuhkan lutut ke hidung.
f.    Trauma atau cedera pada daerah perut.
g.  Masalah kesehatan lain yang biasanya membuat ibu menghubungi tenaga medis, meski tidak dalam kondisi hamil.







BAB III
PENUTUP
a.     Kesimpulan
Tanda–tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes (2002) adalah sebagai berikut :
a.           Perdarahan pervaginam
b.           Sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang
c.           Perubahan visual secara tiba-tiba
d.           Nyeri abdomen yang berat
e.           Bengkak pada muka dan tangan
f.            Bayi kurang bergerak seperti biasa
g.           Demam
h.          Berat badan tidak naik pada trimester II dan III
i.            Keluarnya air ketuban sebelum waktunya
j.             Mual dan muntah terus menerus dan tidak bisa makan
k.           Kejang-kejang










DAFTAR PUSTAKA
Bobak, et al., 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta: EGC.
Pillitteri, Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC.
Simkin, Penny. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi Edisi Revisi. Jakarta: Arcan.

Tidak ada komentar: