PERDARAHAN PADA KEHAMLAN
TRIMESTER III
MAKALAH
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata
kuliah Obstetri
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji stukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang senantiasa telah memberikan rahmat dan nikmatnya diataranya nimat iman
dan islam serta kesehatan sehingga karna nikmat yang telah diberikanya saya
selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada
junjungan alam baginda rosul pahlawan revolusi dunia nabi akhir jaman,nabi
besar nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita selaku umatnya dari jaman
pembodohan jaman keterbelakangan sampai jaman tekhnologi seperti sekararang
ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangsih untuk meningkatkan pengetahuan bagi pembaca tentang Perdarahan
Pada Kehamilan Trimester III
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………
A.
Latar Belakang ……………………………………………....
B.
Tujuan Penulisan ……………………………………………
C.
Manfaat Penulisan ………………………………………….
BAB II ISI
………………………………………………………………
A.
Definisi dan Klasifikasi Perdarahan Antepartum ………….
B.
Penyebab Perdarahan Antepartum ………………………..
1.
Kelainan Plasenta ……………………………………..
2.
Kelainan Serviks dan Vagina …………………………
C.
Penanganan Perdarahan Antepartum ………………………
BAB III PENUTUP ……………………………………………………. .
A.
Kesimpulan …………………………………………………
B.
Saran ……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdarahan pada kehamilan
Trimester III merupakan perdarahan yang terjadi pada ibu hamil dengan
perdarahan antepartum. Perdarahan pada kehamilan selalu dianggap sebagai
kelainan yang berbahaya. Perdarahan antepartum sering terjadi pada kehamilan
tua.
B. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu untuk mengetahui penyebab dan bahaya pada perdarahan Trimester III
bagi ibu dan janinnya.
C. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat yang diperoleh
dengan mempelajari tentang perdarahan Trimester III, yaitu penulis dapat
mengetahui pencegahan dan penanggulangan perdarahan, selain itu penulis dapat
mengetahui bahaya dan resikonya pada ibu dan janin.
BAB II
ISI
IBU HAMIL dengan PERDARAHAN
ANTEPARTUM
A. Definisi dan Klasifikasi
Perdarahan antepartum
merupakan perdarahan yang terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan tua.
Abortus
merupakan perdarahan pada kehamilan muda.
HAP (Haemorraghic Ante Partum) biasanya :
3% dari
persalinan
28,3%
kematian perinatal
Pedarahan antepartum biasanya di batasi pada perdarahan jalan lahir
setelah kehamilan 28 Minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi
pada kehamilan sebelum 28 Minggu. Perdarahan setelah kehamilan 28 Minggu
biasanya lebih banyak & lebih berbahaya dari pada sebelum kehamilan 28
Minggu, oleh karena itu memerlukan penanganan berbeda.
Kehamilan < 28 Minggu → Abortus
> 28 Minggu →
Perdarahan antepartum
B. Patofisiologi
Penyebab perdarahan antepartum
1.
Kelainan Plasenta
2.
Kelainan Serviks
3.
Kelainan Vagina
1. Kelainan Plasenta
a. Plasenta Previa :
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya
abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir.
Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas
uterus.
Klasifikasi
Plasenta previa didasarkan atas
terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
Jenis plasenta previa:
§
Plasenta previa totalis : seluruh pembukaan
jalan lahir tertutup plasenta.
§
Plasenta previa lateralis/parsialis : sebagian
pembukaan jalan lahir tertutup plasenta.
§
Plasenta previa marginalis : pinggir plasenta
berada tepat pada pinggir pembukaan.
§
Plasenta letak rendah : plasenta yang letaknya
abnormal pada segmen bawah uterus,
tapi belum sampai menutupi pembukaan
jalan lahir.
Pinggir
plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak
akan teraba pada pembukaan jalan lahir. Karena klasifikasi tidak didasarkan
pada keadaan anatomik melainkan fisiologis, maka klasifikasi akan berubah
setiap waktu.
Frekuensi
Plasenta previa terjadi kira-kira 1 diantara 200
persalinan.
Etiologi
Plasenta previa
pada primigravida yang berumur > 35 Th , 10 kali lebih sering dibandingkan
dengan primigravida yang berumur < 25 Th.
Gambaran klinik
§
HAP tanpa nyeri & perdarahan tanpa alasan
§
Darah berwarna merah segar
§
Bagian terbawah janin belum masuk PAP
§
Kelainan letak janin
Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa alasan,
maka sesegera mungkin pasien datang ke Rumah Sakit untuk mendapatkan
pertolongan.
Penentuan letak
plasenta previa
o
Penentuan letak plasenta secara langsung .
Perabaan
fornises / melalui kanalis servikalis, berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan
banyak.
o
Penentuan letak plasenta tidak langsung.
USG adalah cara yang sangat tepat,
karena tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi
ibu dan janinnya & tidak menimbulkan rasa nyeri.
o
Diagnosis
Setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai
bahwa penyebabnya ialah plasenta previa, solusio plasenta dll.
o
Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 28 Minggu berlangsung
tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida. Banyak perdarahan tidak
dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan hematokrit.
o
Pemeriksaan luar
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP, apabila
presentasi kepala biasanya kepala masih terapung diatas PAP & sukar
didorong ke dalam PAP.
o
Pemeriksaan inspekulo
Bertujuan
untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks & vagina,
seperti erosio porsionis uteri, karsinoma porsio uteri, polipus serviks uteri,
varises vulva & trauma. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum harus dicurigai plasenta previa.
Penanganan
o
Prinsip dasar penanganan
Setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim
ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan transfusi darah &
operasi.
o
Penanganan pasif
§
Jika perdarahan diperkirakan tidak membahayakan
§
Janin masih premature dan masih hidup
§
Umur kehamilan kurang dari 37 Minggu
§
Tafsiran berat janin belum sampai 2500 gram
§
Tanda persalinan belum mulai dapat dibenarkan
untuk menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan lebih baik.
§
Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
§
Tangani anemia
§
Untuk menilai banyaknya perdarahan harus lebih didasarkan
pada pemeriksaan hemoglobin & hematokrit secara berkala, dari pada memperkirakan
banyaknya darah yang hilang pervaginam.
Tujuan penanganan
pasif : Pada kasus tertentu sangat
bermanfaat untuk mengurangi angka kematian neonatus yang tinggi akibat
prematuritas. Pada penanganan pasif ini tidak akan berhasil untuk angka kematian
perinatal pada kasus plasenta previa sentralis.
o
Penanganan aktif
§
Perdarahan di nilai membahayakan
§
Terjadi pada kehamilan lebih dari 37 Minggu
§
Tafsiran berat janin lebih dari 2500 gram tanda
persalinan sudah mulai
§
Pemeriksaan dalam boleh dilakukan di meja
operasi.
Terdapat 2
pilihan cara persalinan :
Ø
Persalinan pervaginam
Bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta &
bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung. Sehingga perdarahan
berhenti.
Dilakukan
dengan cara :
1.
Pemecahan selaput ketuban karena
-
Bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian plasenta
yang berdarah
-
Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti
regangan segmen bawah uterus sehingga pelepasan plasenta dapat dihindari
2.
Pemasangan Cunam
Willett dan versi Braxton Hiks
Ø
Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan
untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Prognosis
Pada
plasenta previa dengan penanggulangan yang baik maka kematian ibu rendah sekali,tapi jika
keadaan janin buruk menyebabkan kematian perinatal prematuritas.
b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta yang letaknya
normal pada korpus uteri sebelum janin lahir.
Solusio
plasenta dibagi dalam 3 macam :
1.
Solusio plasenta totalis : plasenta lepas seluruhnya
2.
Solusio plasenta parsialis : plasenta lepas sebagian
3.
Solusio plasenta ringan / ruptura sinus marginalis : Plasenta
lepas pinggirnya (sedikit).
Penyebab
solusio placenta belum diketahui.
Faktor predisposisi
1.
Umur ibu tua
2.
Multiparitas
3.
Hipertensi kronis
4.
Pre eklamsi
5.
Trauma
6.
Tali pusat pendek
7.
Tekanan vena cava inferior
8.
Defisiensi asam folik
Manifestasi klinis :
·
Solusio plasenta ringan
Terjadi ruptura
sinus marginalis / sebagian kecil plasenta yang lepas, perdarahan sedikit /
terjadi bisa pervaginam dan berwarna kehitaman, perut agak sakit atau tegang,
bagian janin masih mudah diraba.
·
Solusio plasenta sedang
Terjadi
pelepasan plasenta lebih dari 1/4 bagian atau kurang dari 2/3 bagian, sakit
perut berlebihan, perdarahan pervaginam, dinding uterus tegang dan nyeri tekan
sehingga janin sukar diraba, ibu syok dan gawat janin, kelainan pembekuan darah
& ginjal.
·
Solusio plasenta berat
Plasenta
lepas lebih dari 2/3 bagian, terjadi tiba-tiba, ibu syok dan janin sudah
meninggal, terjadi perdarahan pervaginam, kelainan pembekuan darah & payah
ginjal.
Gejala solusio plasenta
§
Jika darah masih sedikit maka tidak selalu
terjadi perdarahan pervaginam.
§
Gejala awal :
- nyeri abdomen
- uterus tegang
- nyeri tekan uterus
§
Darah berwarna kehitaman
§
Perdarahan banyak sehingga terjadi syok &
janin sudah meninggal
Komplikasi
§
Perharahan sehingga terjadi syok hipovolemik
§
Kelainan pembekuan darah
§
Oliguria sampai dengan payah ginjal
§
Gawat janin sampai menyebabkan kematian janin
Penanganan
v
ANC
-
Harus waspada jika ada factor presdiposisi maka harus
ditangani dengan segera
-
Kelainan letak janin
-
Bagian bawah janin belum masuk PAP maka harus dicurigai
terjadi plasenta previa sehingga segera di lakukan pemeriksaan dengan USG
-
Tangani anemia
-
Pemeriksaan golongan darah ibu & calon donor
-
ANC & persalinan harus dilaksanakan di Rumah sakit
v
Pertolongan pertama
- Pada setiap perdarahan lebih dari normal sebelum
persalinan harus dianggap HAP apapun penyebabnya
- Harus dibawa ke
rumah sakit yang memiliki sarana operasi dan tranfusi darah
- Periksa dalam (VT)
menyebabkan banyak perdarahan sehingga tidak boleh dilakukan diluar kamar
operasi
-
Tampon vagina tidak berguna karena
berbahaya
-
Pasang infus sebelum syok
-
Penyediaan darah segera
Penanganan
o
Solusio plasenta ringan
·
Pada kehamilan kurang dari 37 Minggu jika perdarahan berhenti, nyeri abdomen berkurang,
uterus tidak tegang, maka pasien boleh pulang.
Tapi
jika perdarahan bertambah lagi & tanda-tanda solusio plasenta berlebihan
maka akhiri kehamilannya.
·
Pada kehamilan lebih dari 37 Minggu dengan
mengakhiri kehamilan.
o
Solusio plasenta sedang dan berat
·
Sediakan /pasang tranfusi darah
·
Memecahkan ketuban dapat dilakukan persalinan
pervaginam lebih 6 jam, setelah solusio plasenta maka harus dilakukan seksio
sesarea.
·
Sediakan/beri infus oksitosin
·
Penanganan komplikasi
Prognosis
Pada solusio plasenta prognosis
tergantung luas plasenta yang lepas, banyaknya perdarahan, cepatnya penanganan
yang ditunjukan oleh ibu.
Untuk
solusio plasenta berat 100% kematian pada janin.
Untuk
solusio plasenta ringan dan sedang tergantung pada luas plasenta yang lepas,
usia kehamilan yang ditunjukan untuk janin.
Kelainan insersi tali pusat
Insersi
tali pusat normal yaitu bagian tengah
Abnormal
:
o
Insersi dipinggir
o
Insersi lapisan amnion/korion (pembungkus
ketuban) yaitu insersi velamentosa
o
Pembuluh-pembuluh darah berjalan melalui
pembukaan serviks uteri pada persalinan saat vasa previa.
HAP
Sesudah ketuban pecah
harus dilakukan test antepartum
Terminasi
kehamilan & dilakukan persalinan selekas mungkin.
2. Kelainan serviks dan vagina
ü
Erosio porsionis uteri
ü
Karsinoma porsionis uteri
ü
Polipus servisis uteri
ü
Varises vulvae
ü
trauma
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perdarahan antepartum
adalah perdarahan pada ibu hamil lebih dari 28 Minggu.
2. Abortus merupakan pandarahan
kurang dari 28 Minggu.
3. Penyebab perdarahan
antepartum
a.
Kelainan plasenta
-
Plasenta previa
-
Solusio previa
-
Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya
b. Kelainan serviks & vagina
- Erosio porsionis uteri
- Karsionamia porsionis uteri
-
Polipus servisis uteri
- Varises vulvae
- Trauma
B. Saran
Jika terjadi perdarahan
antepartum sebagai tenaga kesehata harus melakukan penanganan sesegera mungkin.
Bila perlu harus melakukan rujukan ke Rumah sakit yang memiliki fasilitas operasi
dan tranfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawiraharjo, Hanifa Wiknjosastro.2002.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina pustaka
Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis
Obstetri.Jakarta:EGC
www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar