Sabtu, 14 April 2012

Anemia kehamilan




KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Konsep Kebidanan” dalam hal ini saya mengambil materi “Pandangan Konsep Kebidanan Tentang Anemia Kehamilan” ini dengan baik dan lancar.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, masukan dan dukungan dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak khususnya pembaca dalam bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun yang sangat saya harapkan.

Cilacap,    Februari 2011


Penulis








DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB   I   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B.     Identifikasi Masalah................................................................ 1
C.     Rumusan Masalah.................................................................... 2
D.    Tujuan...................................................................................... 2
E.     Manfaat.................................................................................... 2
BAB  II  KAJIAN TEORI
1.      Pengertian Anemia................................................................... 3
2.      Penyebab Anemia.................................................................... 3
3.      Gejala Anemia Pada Ibu Hamil............................................... 4
4.      Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil........................................ 4
5.      Diagnosis Anemia Pada Kehamilan......................................... 5
6.      Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Kehamilan........... 5
BAB  III  TINJAUAN KASUS.................................................................. 7
BAB  IV  PEMBAHASAN......................................................................... 8
BAB  V   PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................. 9
B.     Saran........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ketidaknyamanan pada ibu hamil merupakan hal yang biasa terjadi oleh tiap ibu hamil. Ketidaknyamanan bisa disebabkan oleh berbagai faktor tertentu, meskipun hal tersebut merupakan hal yang wajar dialami oleh ibu hamil bila tidak mendapatkan penanganan yang sesuai dapat menyebabkan resiko / bahaya yang lainnya.
Salah satu ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil yang perlu mendapat penanganan dan pencegahan seawal mungkin ibu dengan anemia. Meskipun anemia pada ibu hamil sebenarnya merupakan hal yang fisiologis karena hal tersebut disebabkan adanya penyesuaian tubuh terhadap peningkatan jumlah sel-sel darah tersebut tidak diikuti dengan peningkatan plasma sehingga terjadilah anemia.
Anemia pada ibu hamil lebih banyak terjadi di daerah pedesaan khususnya di daerah yang belum begitu tahu tentang anemia pada kehamilan, pencegahan maupun bahaya dari anemia pada kehamilan, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya gizi dan nutrisi bagi ibu hamil serta masih rendahnya tingkat pendidikan dan status ekonomi juga menambah faktor tingginya kejadian anemia. Terlebih lagi masyarakat desa yang bisanya masih memegang teguh adat istiadat termasuk tentang gizi seperti larangan terhadap suatu makanan tertentu juga menjadi salah satu faktor terjadinya anemia di pedesaan.

B.     Identifikasi Masalah
Salah satu ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil yang perlu mendapat penanganan dan pencegahan seawal mungkin ibu dengan anemia. Anemia pada ibu hamil lebih banyak terjadi di daerah pedesaan  khususnya di daerah yang belum begitu tahu tentang anemia. Anemia pada kehamilan, pencegahan maupun bahaya dari anemia pada kehamilan yaitu kurangnya pengetahuan tentang pentingnya gizi dan nutrisi bagi ibu hamil serta masih rendahnya tingkat pendidikan dan status ekonomi juga menambah faktor tingginya kejadian anemia.

C.    Rumusan Masalah
  1. Apakah yang dimaksud dengan anemia ?
  2. Apa penyebab anemia pada kehamilan ?
  3. Apa gejala anemia pada kehamilan ?
  4. Bagaimana cara bidan untuk mengatasi anemia pada kehamilan ?

D.    Tujuan
Bidan ingin mengetahui cara untuk mengatasi anemia pada ibu hamil yang berada di daerah pedesaan khususnya di daerah yang belum begitu tahu tentang anemia pada kehamilan.

E.     Manfaat
  1. Bagi masyarakat
Masyarakat terutama dipedesaan sangatlah penting untuk minum tablet penambah darah dan makan-makanan akan zat besi dan protein, karena untuk kesehatan pada ibu hamil terutama di daerah pedesaan.
  1. Bagi bidan
Bidan sangatlah penting bagi ibu hami, karena ibu hamil bila tidak mendapat penanganan yang sesuai dapat menyebabkan resiko atau bahaya yang lainnya.
  1. Bagi mahasiswa
Minum penambah darah atau tablet Fe itu sangat penting bagi remaja, karena untuk menambah kadar darah dalam tubuh dan ditambah dengan akan zat besi dan protein serta makan sayur-sayuran hijau.






BAB II
KAJIAN TEORI

1.      Pengertian Anemia pada Ibu Hamil
Menurut World Health Organization (WHO) anemia ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb dalam darahnya kurang dari 10,0 g%. sedangkan menurut Saifuddin anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11,0 g% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 g% pada trimester II (Depkes) RI, 2003b).
Dalam kehamilan jumlah darah bertambah banyak (hyperemia/hipervolumia) sehingga terjadi pengenceran darah karena jumlah sel-sel darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan (Wiknjosastro, 2002.

2.      Penyebab Anemia
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan aktif bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2 – 3 mg besi/hari (Saifudin, 2002).
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diit, malabsorpsi, kehilangan darah banyak pada persalinan yang lalu, dan haid yang terlalu berlebihan, penyakit – penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus dan malaria.
Secara umum, faktor utama penyebab anemia gizi adalah (Wirahadikusuma, 1999)
a.       Banyaknya kehilangan darah karena pendarahan, haid terlalu banyak, gangguan pencernaan (kaganasan dan infeksi cacing tambang, kerusakan/kelainan lambung).
b.      Rusaknya sel darah merah, seperti penyakit malaria dan thalasemia yang merusak asam folat yang berada di dalam sel darah merah.
c.       Kurangnya produksi sel darah merah karena kurang mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi terutama zat besi, asam folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan zat gizi penting lainnya.

3.      Gejala Anemia pada Ibu Hamil
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda (Sohimah, 2006).
Keluhan anemia yang paling sering dijumpai dimasyarakat adalah yang lebih dikenal dengan 5L, yaitu lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai. Disamping itu penderita kekurangan zat besi akan menurunkan daya tahan tubuh yang mengakibatkan mudah terkena infeksi (Depkes RI. 2003b).
Rasa cepat lelah disebabkan karena pada penderita anemia gizi besi, pengolahan (metabolisma) energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena kurang oksigen. Anemia gizi besi dengan keluhan dampak yang paling jelas adalah cepat lelah, rasa ngantuk, malaise, dan mempunyai wajah yang pucat (Sukirman , 1999).

4.      Klasifikasi Anemia pada Ibu Hamil
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998) adalah sebagai berikut :
1.      Anemia Defisiensi Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
2.      Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folat.
3.      Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru.

4.      Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan – kelainan gambaran darah, kelelahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ – organ vital.

5.      Diagnosis Anemia pada Kehamilan
Untuk menegakkan diagnosis anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan hemoglobin dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut (Manuaba, 1998) :
a.       Hb > 11.0 g% disebut tidak anemia.
b.      Hb 9,0 g% - 10,9 g% disebut anemia ringan.
c.       Hb 7,0 g% - 8,9 g% disebut anemia sedang.
d.      Hb < 7,0 g% disebut anemia berat.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu – ibu hamil di puskesmas.
Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2005, bahwa anemia berdasarkan hasil pemeriksaan digolongkan menjadi :
a.       Hb > 11,0 g% disebut tidak anemia.
b.      Hb 9,0 g% - 10,9 g% disebut anemia sedang.
c.       Hb < 8,0 g% disebut anemia berat.

6.      Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Ibu Hamil
Pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil, antara lain : (Wirahadikusuma, 1999)
  1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, seperti mengkonsumsi pangan hewani (daging, ikan, hati, dan telur), mengkonsumsi pangan nabati (sayuran hijau, buah – buahan kacang – kacangan dan padi – padian) buah – buahan yang segar dan sayuran yang merupakan sumber utama vitamin C yang diperlukan untuk penyerapan zat besi didalam tubuh. Hindari mengkonsumsi bahan makanan yang megandung zat inhibitor saat bersamaan dengan makan nasi seperti teh karena mengandung tannin yang akan mengurangi penyerapan zat besi.

  1. Supplemen zat besi yang berfungsi dapat memperbaiki Hb dalam waktu singkat.

  1. Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan.




















BAB III
TINJAUAN KASUS

Tn. H dan Ny. M pergi ketempat bidan mengeluh dengan keluhan letih, lesu, lemah, lalai, lunglai, kelopak mata, lidah, telapak tangan dan pucat, pusing, mata berkunang-kunang. Bidan mengatakan kepada Ny. M bahwa Ny.M terkena penyakit anemia, oleh karena itu bidan menganjurkan Ny. M untuk makan makanan kaya akan zat besi dan protein dan menganjurkan untuk minum tablet penambah darah sesuai aturan.























BAB IV
PEMBAHASAN

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh difisiensi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan lidah luka, serta nafsu makan turun, konsentrasi hilang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Pencegahan anemia pada ibu hamil dengan meningkatkan  konsumsi zat besi dari makanan, seperti mengkonsumsi makanan daging, ikan, hati, telur dan mengkonsumsi sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-buahan segar dan sayuran yang merupakan sumber utama vitamin C yang di perlukan untuk menyerap zat besi didalam tubuh dan minum tablet Fe atau suplemen zat besi yang berfungsi dapat memperbaiki Hb dalam waktu singkat.


















BAB V
PENUTUP

B.     Kesimpulan
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah kurang normal. Salah satu ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil yang perlu mendapat penanganan dan pencegahan seawal mungkin dengan anemia.

C.    Saran
Bagi ibu hamil kesehatan sangatlah penting, oleh karena itu agar secara rutin memeriksa kehamilannya untuk mendeteksi secara dini keadaan kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya dan juga untuk mengkonsumsi makan-makanan yang kaya akan zat besi dan protein.


DAFTAR PUSTAKA

Almasier, Suminta, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2003a. Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) Dan Sistem Pelayanan Kesehatan Yang Berkaitan di Indonesia. Jakarta.

2003b. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS), Direktorat Gizi Masyarakat dan Binkesmas, Jakarta.

2004. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta.

2005, Materi Ajar Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir, FKM UI. Jakarta.

Diah Krisnatuti, 2002. Menu Sehat Untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Puspa Swara. Jakarta.

Dinas Kesehatan Labuhan Batu, 2006. Profil dan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Labuhan Batu, Rantauprapat.

………..2007. Profil dan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Labuhan Batu, Rantauprapat.

Hartanto, Hanafi, 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.



Tidak ada komentar: