Sabtu, 14 April 2012

HIV


BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Diera globalisasi sekarang ini, perubahan begitu cepat terjadinya sehingga kadang kala kita sendiri belum siap untuk menyikapi perubahan tersebut. Perubahan tersebut terjadi karena perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kian canggihnya dan kian cepatnya sehingga mau tidak mau kita juga terkena imbasnya. Dalam segala bidang, manusia terus menerus mengalami perubahan karena ilmu pengetahuan terus menerus berkembang sehingga cara berpikir kita kian hari kian maju.
Namun sebaliknya, imbas dari perkembangan jaman itu sendiri tidak hanya bergerak kearah positif, tetapi juga menawarkan sisi negatifnya kepada umat manusia karena sebenarnya perkembangan teknologi tersebut seperti pedang bermata dua. Hanya tinggal kita yang diberi akal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa ini memilih, mau kearah yang benar atau salah demi mewujudkan keinginan kita. Seperti banyak kejadian tentang imbas dari perkembangan jaman sekarang salah satunya penyebaran penyakit yang mengerikan seperti HIV yang sampai sekarang belum ada vaksin maupun obat untuk penyembuhannya. Virus HIV ditularkan kepada orang sehat terutama melalui hubungan seksual; disamping itu juga bisa melalui darah/produk darah (misalnya transfusi, suntikan, tindakan medis, dan lain-lain) dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin/bayinya.

Dalam tulisan ini penulis ingin membahas penyakit HIV yang dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang terkena HIV didunia, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 15 juta orang diantaranya 14 juta remaja dan dewasa terinfeksi HIV, 1 juta bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi. Setiap hari sebanyak 5000 orang ketularan virus HIV. Menurut estimasi pada tahun 2000 sekitar 30-40 juta orang terinfeksi virus HIV, 12-18 juta orang akan menunjukkan gejala-gejala penyakit AIDS dan setiap tahun sebanyak 1,8 juta orang akan meninggal karena AIDS. Pada saat itu laju infeksi (infection rate) pada wanita akan jauh lebih cepat dari pada pria. Dari seluruh infeksi HIV, 90% akan terjadi di negara berkembang, terutama di Asia.
Dengan melihat kejadian diatas penulis tertarik untuk memilih makalah yang berjudul “ Pandangan Konsep Kebidanan Tentang Penyakit HIV/AIDS ” .

B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka sedikit demi sedikit kebudayaan ketimuran di Indonesia terkikis bahkan tergantikan dengan kebudayaan yang baru yang bertentangan dengan kebudayaan kita. Dengan menjamurnya kebudayaan baru maka prilaku dan kebiasaan berganti. Perubahan dapat itu banyak yang bersifat negatif seperti pergaulan bebas yang menjadi momok saat ini, karena pergaulan bebas menyebabkan cepatnya penularan virus HIV tersebut. Maka pelu pengetahuan tentang HIV di semua kalangan masyarakat agar menekan penyebaran HIV.



C.    RUMUSAN MASALAH

HIV/ AIDS sampai sekarang  masih merupakan  suatu penyakit yang mengerikan bagi semua orang, karena setiap penderita HIV / AIDS memikul dua penyakit  yaitu penyakit yang diderita oleh fisik dan psikologis mereka. Sebenarnya apa itu HIV/AIDS, bagaimana penyakit tersebut menjadi sangat mengerikan dan bagaimana cara pencegahannya?. Dan bagaimana pula pandangan kebidanan mengenai penyakit HIV/AIDS tersebut?.

D.    TUJUAN
a)      Dapat mengetahui dan menjelaskan HIV/AIDS.
b)      Dapat mengetahui penyebab terjadinya HIV /AIDS.
c)      Dapat mengetahui gejala dan tanda HIV /AIDS.
d)     Dapat mengetahui upaya pencegahan HIV/AID .
e)      Dapat mengetahui pandangan kebidanan terhadap penyakit HIV / AIDS tersebut.
E.     MANFAAT

1.      Bagi Mahasiswa
·         Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, tanda dan gejala,penyebab dan pencegahan penyakit HIV/AIDS.
·         Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan kebidanan tentang penyakit HIV tersebut.
2.      Bagi Masyarakat
·         Pembaca dapat mengetahui definisi, tanda dan gejala, penyebab dan pencegahan penyakit HIV.


BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih dan menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Stadium akhir dari infeksi HIV adalah AIDS. Virus ini tergolong unik karena daur hidupnya. Virus HIV yang hidup bebas di luar tidak dapat berkembang biak. Namun, jika virus tersebut hinggap di sel hidup, ia akan mengubah sel tersebut menjadi pabrik virus HIV. HIV hanya akan mengikat diri pada reseptor khusus dipermukaan sel. Reseptor ini hanya terdapat di sel darah putih, sel pencernaan dan sel otak.

AIDS adalah suatu keadaan dimana penurunan sistem kekebalan tubuh yang didapat menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit sehingga terjadi infeksi, beberapa jenis kanker dan kemunduran sistem saraf.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.


Ketika terkena Virus HIV  tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh factor luar ( bukan dibawa sejak lahir ).AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus (HIV). ( Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare ).

B.   Anatomi Virus HIV

Struktur Virus HIV



C.    Etiologi
                 Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya untuk disebut HIV.
                 Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
·         Periode jendela.
            Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi
·         Fase infeksi HIV primer akut.
                             Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
·         Infeksi asimtomatik.
                             Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
·         Supresi imun simtomatik.
            Diatas 3 tahun dengan gelaja demam, keringat malam hari, berat badan menurun, diare, lemas.
·         AIDS.
            Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.







D.       Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS.

Penularan virus ini dapat melalui :
ü  Darah
            Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
ü  Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
            Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
ü  Cairan Vagina pada Perempuan
            Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
ü  Air Susu Ibu / ASI
            Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
ü  Penggunaan jarum yang tidak steril.
Contoh : penggunaan jarum secara bergantian pda pengguna narkoba  dan petugas medis yang kurang memperhatikan kebersihan alat medisnya.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
§  Lelaki homoseksual atau biseks.
§  Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
§  Orang yang ketagian obat intravena
§  Partner seks dari penderita AIDS
§  Penerima darah atau produk darah (transfusi).

Ø  Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / BAB / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urine\

E.    Kondisi Fisik dan Psikologis Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

Kondisi fisik yang dapat ditimbulkan oleh infeksi HIV yang bersifat kronis, dapat menyebabkan ODHA kesakitan (morbidity) dan kematian (mortality) (Coates, 1990, Jacobsen dkk, 1990, dalam Ogden 2000). Kondisi fisik ini berpengaruh besar terhadap kondisi psikologis ODHA. Di dalam diri individu perasaan marah, bingung dan tidak percaya, merasa dihantui, mengalami perasaan takut terhadap kematian dan takut terhadap reaksi orang lain kepada mereka, dan juga pemderitaan mengenai diri mereka. Selain itu ODHA juga mengalami kesedihan, putus asa, kekhawatiran, mulai mengisolasi diri, mengalami perasaan tak tentu, serta merasa bersalah. Sebagian ODHA yang lain mengalami depresi pernah berpikir untuk bunuh diri ataupun memiliki kecenderungan untuk membahayakan diri sendiri. Menurut Kubler Ross (1987, dalam Seligson & Peterson, 1992) reaksi-reaksi psikologis pada penderita HIV tanpa simptom, mengikuti suatu urutan pola tertentu yang dapat dialami secara berbeda oleh setiap individu.

F.     Prinsip-prinsip Dasar Penanggulangan HIV/AIDS.

1)      Upaya penanggulangan HIV/AIDS dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang.
2)      Setiap upaya penanggulangan harus mencerminkan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di Indonesia.
3)      Setiap kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan meniperkukuh ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta sistem dukungan sosial yang mengakar dalam masyarakat.
4)       Pencegahan HIV/AIDS diarahkan pada upaya pendidikan dan penyuluhan untuk memantapkan perilaku yang tidak memberikan kesempatan penularan dan merubah perilaku yang beresiko tinggi.
5)      Setiap orang berhak untuk mendapat informasi yang benar untuk melindung diri dan orang lain terhadap infeksi HIV/AIDS.
6)      Setiap kebijakan, program, pelayanan dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan martabat dari para pengidap HIV/penderita AIDS dan keluarganya.
7)      Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV/AIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang bersangkutan (informed consent). Sebelum dan sesudahnya harus diberikan konseling yang memadai dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan.
8)      Diusahakan agar peraturan perundang-undangan mendukung dan selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di semua tingkat.
9)      Setiap pemberi layanan berkewajiban memberikan layanan tanpa diskriminasi kepada pengidap HIV/penderita AIDS.

G.  Tujuan Penanggulangan HIV/AIDS
·                     Tujuan Umum
Mencegah dan mengurangi penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA serta mengurangi dampak sosial ekonomi akibat HIV/ AIDS.
·                     Tujuan Khusus
1)              Menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan  menciptakan suasana kondusif untuk mendukung upaya penanggulangan HIV/AIDS, dengan menitikberatkan pencegahan pada populasi beresiko dan lingkungannya.
2)               Menyediakan pelayanan perawatan, pengobatan, dukungan dan konseling kepada ODHA yang terintegrasi dengan upaya pencegahan.
3)                Meningkatkan peran serta remaja, perempuan, keluarga dan masyarakat umum termasuk ODHA dalam berbagai upaya penanggulangan HIV/AIDS.
4)               Menciptakan dan mengembangkan kemitraan antara lembaga pemerintah, LSM, sektor swasta dan dunia usaha, organisasi profesi, dan lembaga donor baik nasional maupun internasional di pusat dan di daerah untuk meningkatkan respons nasional terhadap HIV/AIDS.
5)                Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan  daerah serta inisiatif dalam penanggulangan HIV/AIDS.

H.    Kebijakan Penanggulangan HIV/AIDS
Upaya penanggulangan HIV/AIDS dibedakan berdasarkan kelompok perilaku resiko rendah, perilaku resiko tinggi dan ODHA karena bentuk penanganannya yang berbeda. Pendekatan dengan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) saja akan memberikan hasil yang terbatas, sehingga perlu kegiatan pendukung lainnya seperti upaya perawatan dan pengobatan.

Dengan latar belakang pemikiran tersebut, maka kebijakan penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia disusun sebagai berikut:
a.       Upaya penanggulangan HIV/AIDS harus memperhatikan nilai-nilai agama dan budaya/norma kemasyarakatan dan kegiatannya diarahkan untuk mempertahankan dan memperkokoh ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
b.      Upaya penanggulangan HIV/AIDS diselenggarakan oleh masyarakat, pemerintah, dan LSM berdasarkan prinsip kemitraan. Masyarakat dan LSM menjadi pelaku utama sedangkan pemerintah berkewajiban mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang mendukung terselenggaranya upaya penanggulangan HIV/AIDS.
c.       Upaya penanggulangan harus didasari pada pengertian bahwa masalah HIV/AIDS sudah menjadi masalah sosial kemasyarakatan serta masalah nasional dan penanggulangannya melalui “Gerakan Nasional Penanggulangan HIV/AIDS”.
d.      Upaya penanggulangan HIV/AIDS harus memperhatikan kelompok masyarakat yang rentan, termasuk yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kelompok marginal terhadap penularan HIV/ AIDS.
e.       Upaya penanggulangan HIV/AIDS harus menghormati harkat dan martabat ODHA dan keluarganya serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
f.       Upaya pencegahan penularan HIV diselenggarakan melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) guna menciptakan gaya hidup sehat (healthy life style).
g.      Upaya pencegahan yang efektif termasuk penggunaan kondom 100% diantara penjaja seks dan pelanggannya, pasangan ODHA serta pemanfaatan fungsi ganda (dual protection) kondom dalam keluarga.
h.      Upaya mengurangi infeksi HIV pada penyalahguna Napza suntik melalui kegiatan pengurangan dampak buruk (harm reduction)
i.        Upaya penanggulangan HIV/AIDS merupakan upaya-upaya terpadu dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, pengobatan dan perawatan berdasarkan data dan fakta ilmiah serta dukungan terhadap ODHA.
j.        Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV/ AIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang bersangkutan (informed consent). Konseling yang memadai harus diberikan sebelum dan sesudah pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan. Diusahakan agar peraturan perundang-undangan harus mendukung dan selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/ AIDS disemua tingkat.
k.      Setiap pemberi pelayanan berkewajiban memberikan layanan tanpa diskriminasi kepada pengidap HIV/ penderita AIDS.

I.       Peran bidan dalam menghadapi pasien dengan HIV /AIDS
Pasien HIV/AIDS memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang perlu dipertimbangkan dengan menetapkan tujuan terapi sebagai berikut:
1.      Membantu pasien mempertahankan kontrol akan hidupnya dan membantu mereka menemukan mekanisme pertahanan yang sehat, termasuk sikap yang selalu positif dalam menghadapi begitu banyak tantangan dan stres dalam perjalanan penyakitnya.
2.      Membantu pasien menghadapi perasaan bersalah, penyangkalan, panik, dan putus asa.
3.      Bekerja bersama pasien menciptakan perasaan self-respect (menghormati diri sendiri) dan menyelesaikan konflik mereka jika ada (misalnya homoseksualitas, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya).
4.      Membantu mereka berkomunikasi dengan keluarga, pasangan hidup dan teman-teman mengenai penyakit mereka dan rasa takut akan penolakan serta ditinggalkan. Juga membantu mereka membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
5.      Membantu mereka membangun strategi untuk berhadapan dengan krisis nyata yang mungkin terjadi, baik dalam kesehatan maupun sosioekonomi, dan hal-hal dalam kehidupan lainnya.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Tercatat sedikitnya 75 ibu rumah tangga di DIY terinfeksi HIV dan AIDS. Jumlah itu tercatat pada tahun 2010 lalu dari keseluruhan orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang mencapai 1208. Sebagian besar penderita berumur 20-29 tahun dan sudah 97 orang yang meninggal dunia. Selama periode 1996-2006 angka kasus HIV meningkat sebesar 17,5 %.
Data berbagai pihak menyebutkan kemungkinan ada 193.000 penderita HIV di indonesia. Jumlah komulatif kasus AIDS juga cenderung meningkat yakni 19.973 kasus pada 2009, naik dua kali lipat dibanding dengan jumlah komulatif pada tahun 2006 yang sebesar 8.194.
Kasus-kasus AIDS menunjukkan infeksi HIV dan AIDS sebagian besar ditemukan pada kelompok heteroseksual (50,3%) yakni, para pekerja seks komersial dan transeksual serta pasangannya, diikuti pengguna narkoba melalui jarum suntik (39,3%). Pada kelompok homoseksual mencapai 3,3%, penularan dari ibu ke anak menyebabkan 2,6% kasus perinatal dan 0,1% ditularkan dari transfusi darah.
            Penderita kasus AIDS sebagian besar pada kelompok usia 15-49 tahun. Lima tahun ke depan ada kecenderungan penularan HIV meningkat karena makin banyak orang melakukan hubungan seks tanpa pelindung dan pemakaian jarum suntik narkoba. Penanganan kasus HIV dan AIDS mengalami kendala karena terbatasnya akses pelayanan kesehatan dalam pencegaha perawatan dan pengobatan. Keterbatasan anggaran dan fasilitas kesehatan juga menjadi persoalan tersendiri yang memperlambat proses penanganan.
            Penanganan kasus tersebut telah dilakukan oleh berbagai pihak. Fenomena HIV bagai gunung es hanya sedikit yang terlihat, tetapi masih banyak kasus yang belum diketahui. Hal ini disebabkan oleh para penderita enggan dalam memeriksakan dirinya, karena masih ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dalam masyarakat.






BAB IV
PEMBAHASAN
Dengan adanya kasus diatas maka dapat dilihat bahwa masih banyaknya kasus HIV dalam masyarakat kita pada saat sekarang ini, walaupun sudah ada penanganan dari pemerintah. Pencegahan juga gencar dilakukan pada setiap kalangan terutama remaja dan pekerja seks agar tidak ditularkan maupun tertular virus HIV tersebut. Tetapi pada kenyataannya masih banyak penularan yang terjadi. Fenomena HIV memang bagaikan gunung es, hanya sedikit yang terlihat tetapi banyak yang belum diketahui karena kurang partisipasinya para penderita HIV untuk memeriksakan diri mereka karena malu terhadap masyarakat. Tanggungan berat juga dihadapi ODHA dalam menjalani hidup mereka, masih banyak diskriminasi dalam menghadapi ODHA, mereka yang mengidap HIV biasanya dikucilkan dan dijauhi karena telah dianggap sebagai seseorang yang berdosa dan kurang baik, maka banyak ODHA yang mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya contohnya bunuh diri. Disinilah sebenarnya peran bidan sangat diperlukan untuk memberikan motifasi hidup dan mencegah penyebaran HIV lebih lanjut. Penanganan ini harus diperhatikan secara serius oleh semua masyarakat.









BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih dan menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Stadium akhir dari infeksi HIV adalah AIDS. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual, jarum suntik yang tidak steril, air susu ibu yang diberikan kepada bayinya, dan lain-lain.
HIV hanya dapat ditularkan melalui kontak langsung melalui darah atau cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi virus ini. Proses dari waktu terinfeksi HIV hingga menjadi penyakit AIDS berlangsung cukup lama. Keadaan ini disebut masa inkubasi, yang berlangsung antara 5 atau bahkan 10 tahun lamanya. Pada periode ini, orang dewasa yang terinfeksi HIV Termasuk dalam perilaku hidup beresiko adalah kebiasaan buruk menggunakan jarum suntik akibat ketergantungan narkoba dan berganti-ganti pasangan seksual tanpa pengaman sedang pada anak-anak kemungkinan besar ditularkan dari pemberian ASI dari ibu.






B.     SARAN
Sebaiknya semua kalangan dari masyarakat ikut serta dalam menekan penyebaran dan pemberitahuan tentang bahaya HIV agar terkendalikannya penyakit HIV yang belum ada obatnya. Penanganan pada ODHA juga penting baik fisik dan psikologisnya. Seorang bidan juga harus mampu memberikan motivasi hidup dan memberitahukan agar ODHA tidak menyebarkan penyakit tersebut. Awas bahaya hiv aids. Jangan memulai dengan perilaku sex yang salah ataupun menggunakan narkoba.



DAFTAR PUSTAKA
http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/adakah_obat_untuk_hivaids_saat_ini/ syafri imayana
http://indonesiannursing.com/2010/01/asuhan-keperawatan-klien-dengan-hiv-aids/
http://gudang-info.com/2011/01/penderita-aidshiv-menghadapi-dampak-penyakitnya.htmlanuary 2nd, 2011 by TomieDLuffy
http://itsnasahma.blogspot.com/2011/01/b-kondisi-fisik-dan-psikologis-orang.html

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Obat herbal Dr. Imoloa yang luar biasa adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dymyme, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }