Sabtu, 14 April 2012

strategi pelayanan bidan komunitas


STRATEGI PELAYANAN BIDAN DI KOMUNITAS
Kata Pengantar
Puji Syukur senantiasa kami kirimkan ke hadirat Allah SWT,yang telah memberikan kami kesehatan ,kesempatan,dan kemauan hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini .Sholawat dan taslim tak lupa pula kami kirimkan ke junjungan Nabi besar Muhammad SAW.Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah,hingga kita dapat menikmati indahnya Dinul Islam .
Kami mengucapkan bayak terima kasih pada semua pihak yang telah turut membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan .Terlepas dari itu semua ,kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .Karena itu segala kritik dan saran yang mendukung guna makalah ini menjadi lebih baik ,sangat kami harapkan.
Akhir kata ,mohon maaf bila ada kata kata dalam makalah ini yang menynggung perasaan dosen maupun kawan kawan.Karena kami tidak lepas dari kesalahan
BAB I
PENDAHULUAN
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat di wilayah tertentu.
Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada di dalam keluarga dan masyarakat .Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi ,politik,sosial,budaya,dan lingkungan sekitarnya
Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu memahami masyarakat yang di layaninya ,baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang di tempuh .Pendekata yang akan digunakan oleh bidan harus memperhatikan strategi pelayanan kebidanan ,tugas dan tanggung jawab bidan serta aspekperlindungan hukum bagi bidan di komunitas
.Karena itu,dalam makalah ini akan di paparkan mengenai strategi pelayanan kebidanan komunitas yang terdiri atas tiga yaitu : Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat, Pelayanan Yang Berorentasi Pada Kebutuhan Masyarakat,dan Menggunakan/Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi Yang Ada di Masyarakat.
A.  PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT.
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki.
1.  Definisi
a.  Secara umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.
b.  Secara khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah tersebut.
2.  Tujuan pendekatan edukatif
a.    Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah kebidanan komunitas.
b.    Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan.
3.  Strategi dasar pendekatan edukatif
a.    Mengembangkan provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan.
Langkah-langkah pengembangan provider
1)  Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang berpengaruh.
2)  Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa.
Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar, raker, musyawarah.
3)  Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa
4)  Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan petugas/provider. Macam data yang dikumpulkan meliputi data umum , data khusus dan data perilaku.

b.    Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merecanakan alternatif, melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah– langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, survei mawas diri, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan

B.  PELAYANAN YANG BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN MASYARAKAT.
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat.
Terdiri dari 3 jenis pendekatan :
1.  Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program kepada instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD
2.  General Content objektive approach
3.  Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
4.  Proses Objective approach
5.  Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.
6.  Contoh : kader
C. MENGGUNAKAN ATAU MEMANFAATKAN FASILITAS DAN POTENSI YANG ADA DI MASYARAKAT.
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial – ekonomi yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya.
1.     Definisi
a.    Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
b.    Pengembangna manusia yang tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya.

2.     Langkah – langkah
a.    Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
b.    Tingkatkan mutu potensi yang ada
c.    Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
d.    Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
3.     Prinsip - prinsip dalam mengembangkan masyarakat
a.    Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.
b.    Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
c.    Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
d.    Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.
4.     Bentuk - bentuk program masyarakat
a.    Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.
b.    Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
c.    Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.
Referensi :
Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.
Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC. Jakarta.
Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.
Konggres Obtetri dan Gynecologi Indonesia XII. (2003). Forum Dokter Bidan. Yogyakarta.
Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.



Tidak ada komentar: