Sabtu, 14 April 2012

asneo

Dehidrasi
BAB I
PENDAHULUAN

Air memiliki manfaat penting bagi kesehatan seperti meningkatkan kemampuan kognitif, pencegahan batu dan infeksi kandung kemih hingga mencegah obesitas. Cegah gangguan kesehatan dengan minur air yang cukup.
Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia. Kandungannya bervariasi sesuai usia, misalnya pada bayi terdapat 80 persen air, pada orang dewasa sebesar 60 persen dan pada usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50 persen.
Tubuh manusia sebagian besar terbentuk dari cairan, dengan prosentase hampir 75% dari total berat badan. Cairan ini terdistribusi sedemikian rupa sehingga mengisi hampir di setiap rongga yang ada pada tubuh manusia.
Jumlah cairan tubuh manusia selalu di atur tepat: Cairan tubuh total : 36 liter, Di dalam sel : 24 liter, Di luar sel : 12 liter, Air Interstisial : 8 liter.
Kita semua pasti tahu dan sadar bahwa air merupakan urat nadi kehidupan manusia. Semua sistem dalam tubuh bergantung pada air. Bahkan lebih baik kekurangan makanan daripada kekurangan air. Kurangnya air dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi sendiri terjadi saat air dalam tubuh tidak mencukupi untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara normal.
Dalam kondisi normal, kehilangan cairan dapat terjadi saat kita :
Ø Bernafas
Ø Kondisi cuaca sekitar
Ø Berkeringat
Ø Buang air kecil dan buang air besar.
Sehingga setiap hari kita harus minum cukup air guna mengganti cairan yang hilang saat aktifitas normal tersebut.




BAB II
KAJIAN TEORI

A.                PENGERTIAN DEHIDRASI
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi dapat terjadi karena:
1.       kekurangan zat natrium
2.       kekurangan air
3.       kekurangan natrium dan air
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).
Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135 – 145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270 – 285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu:
1.      Dehidrasi ringan
jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan
2.      dehidrasi sedang
jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan
3.      dehidrasi berat
jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan.

B.                 PENYEBAB DEHIDRASI
Dehidari terjadi bila kehilangan cairan sangat besar sementara pemasukan cairan sangat kurang.

Beberapa kondisi yang seringa menyebabkan dehidrasi antara lain :
1.       Diare
Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
2.       Muntah
Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
3.       Berkeringat
Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.
4.       Diabetes
Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
5.       Luka bakar
Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
6.       Kesulitan minum
Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.




C.                TANDA DAN GEJALA DEHIDRASI
Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain :
1.      Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan
2.      Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.
Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk ke kondisi selanjutnya yaitu :
1.      Mulut kering.
2.      Berkurangnya air mata.
3.      Berkurangnya keringat.
4.      Kekakuan otot.
5.      Mual dan muntah.
6.      Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka akan sangat sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.

D.                CARA MENGATASII DAN MENGOBATI
a)      Cara Mengatasi
Dehidrasi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Dehidrasi sangat mudah dikenali saat awal kejadian sehingga makin cepat dilakukan koreksi maka akan semakin baik hasil yang didapatkan. Koreksi yang paling cepat tentu dapat dilakukan di rumah.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan di rumah untuk mencegah terjadinya dehidrasi antara lain :
1.       Penderita diare dan muntah muntah dapat diberikan pengobatan awal untuk mencegah kehilangan cairan yang lebih lanjut. Obat obatan ini terutama untuk mengurangi gejala yang terjadi.
2.       Obat penurun panas dapat diberikan untuk menurunkan suhu tubuh.
3.       Penderita diberikan minum sebanyak mungkin dengan cara bertahap namun frekuensinya ditingkatkan.
Jika dengan tindakan diatas, gejala dehidrasi tidak membaik atau bertambah buruk, segeralah menuju rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
b)      Cara Mengobati
Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman.
Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing.
Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain lain.

E.                 CARA MENCEGAH
Dehidrasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :
1.      Lingkungan
Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadual kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas berlebihan pada siang hari.
2.      Olah raga
Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih banyak cairan.
3.   Umur
Umur muda dan tua sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.

Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan tertangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penyebab dehidrasi yang lebih sering terjadi karena disebabkan oleh hilangnya Natrium dan air dari daerah yang terdapat tekanan osmotik yang rendah dan penggeseran air ke dalam sel, apabila larutan NaCL isotonik banyak terbuang, volume ekstraseliuler dan Intraseluler kecil, darah menjadi pekat dan hampir tidak dapat mengalir.
Sel tubuh akan di genangi oleh cairan yang mengandung oksigen dan bahan makanan yang tidak mencukupi pada dehidrasi yang murni akibat kehilangan air, pengobatannya ialah minum air atau Infus glukosa 5 %, Intravena secukupnya, glukosa 5 % atau air leding biasa akan juga di serap dari rektrum.
Pada dehidrasi yang primer sebagai akibat kehilangan Natrium, perlu di berikan air garam fisrologik secukupnya, kalau terjadi serebal yang berat, larutan NaCL hepertonik perlu di berikan.
















DAFTAR PUSTAKA

Ø  Dr. Pengambean Marulam M. dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Renika Cipta


























Tidak ada komentar: