INJEKSI IM
BAB I
PENDAHULUAN
Injeksi merupakan tindakan
memasukkan suatu cairan ke dalam bagian tubuh, seperti subkutan, vaskular atau
pada organ (Dorland, 2000). Sampai saat ini banyak obat-obatan yang telah
tersedia dalam bentuk injeksi, baik diberikan secara intramuskular, intravena,
subkutan, dan lain-lain. Obat-obatan tersebut diberikan secara parenteral karena
biasanya komponen obat tersebut akan diserap oleh tubuh dengan jauh lebih cepat
daripada pemberian per oral atau karena penyerapan atau struktur obat akan
terganggu oleh makanan, misalnya obat insulin.
Tiga teknik penyuntikan yang umum dipakai yaitu :
1.
Injeksi intramuskular
2.
Injeksi intravena
3.
Injeksi subkutan
Sesuai
dengan materi pembahasan kali ini, maka dari ketiga teknik diatas yang akan
dibahas adalah mengenai teknik injeksi intramuscular. Sebelum dilakukan injeksi
secara intramuskular dilakukan desinfeksi kulit di lokasi sekitar injeksi. Pada
tahun 1969,Koivisto & Felig (1978) menemukan bahwa teknik desinfeksi dengan
alkohol tidak selalu mutlak diperlukan dan ketika prosedur tersebut ditiadakan
angka infeksi post injeksi yang terjadi tidak lebih banyak dari pada yang
dilakukan disinfeksi dengan alkohol sebelumnya.
Adapun rute pemberian obat dibedakan atas beberapa rute
antara lain secara iral, parenteral, pemberian topical, inhalasi, dan
intraokuler. Rute pemberian obat dipilih berdasarkan kandungan obat dan efek
yang diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien.
Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas salah satu
rute pemberian obat yaitu rute parenteral, memberikan obat dengan
menginjeksinya ke dalam jaringan tubuh.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
PENGERTIAN
Injeksi Intra Muskular adalah suatu cara
pemberian obat melalui injeksi yang diberikan dengan memasukkan obat ke dalam
otot.
Rute IM
memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari
pada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat
di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang
dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke
pembuluh darah. Dengan injeksi di dalam otot yang terlarut berlangsung
dalam waktu 10-30 menit. Guna memperlambat reabsorbsi dengan maksud
memperpanjag kerja obat, seringkali digunakan larutan atau suspensi dalam
minyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone kelamin. Tempat injeksi
umumnya dipilih pada otot pantat yang tidak banyak memiliki pembuluh dan saraf.
Tempat injeksi yang
baik untuk IM adalah otot Vastus Lateralis, otot Ventrogluteal, otot
Dorsogluteus, otot Deltoid.
Tujuan adalah
untuk
mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang
cepat.
B. PERALATAN
1.
Sarung tangan 1 pasang
2.
Spuit dengan ukuran
sesuai kebutuhan
3.
Jarum steril 1 (21-23G
dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G dan panjang 1 inci untuk
anak-anak)
4.
Bak spuit 1
5.
Kapas alkohol dalam kom
(secukupnya)
6.
Perlak dan pengalas
7.
Obat sesuai program
terapi
8.
Bengkok 1
9.
Buku injeksi/daftar
obat
C.
PERSIAPAN
1.
Spuit injeksi sekali pakai (disposable) sesuai kebutuhan.
2.
Kapas Alkohol
3.
Jarum untuk mengambil obat pada vial (jika diperlukan).
4.
Obat yang akan diberikan.
5.
Kikir ampul (bila diperlukan)
D. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN OBAT SECARA IM (INTRA MUSKULER)
1.
Tahap PraInteraksi
a.
Melakukan verifikasi
data sebelumnya bila ada
c.
Menyiapkan obat dengan
benar
d.
Menempatkan alat di
dekat klien dengan benar
2.
Tahap Orientasi
a.
Memberikan salam
sebagai pendekatan terapeutik
b.
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
c.
Menanyakan kesiapan
klien sebelum kegiatan dilakukan
3.
Tahap Kerja
a.
Mengatur posisi klien,
sesuai tempat penyuntikan
b.
Memasang perlak dan
alasnya
c.
Membebaskan daerah yang
akan di injeksi
e.
Menentukan tempat
penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi terhadap adanya edema, massa,
nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi)
f.
Membersihkan kulit
dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar diameter ±5cm)
g.
Menggunakan ibu jari
dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
h.
Memasukkan spuit
dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
i.
Melakukan aspirasi dan
pastikan darah tidak masuk spuit
j.
Memasukkan obat secara
perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
k.
Mencabut jarum dari
tempat penusukan
l.
Menekan daerah tusukan
dengan kapas desinfektan
m.
Membuang spuit ke dalam
bengkok
4.
Tahap Terminasi
a.
Melakukan evaluasi
tindakan
b.
Melakukan kontrak untuk
kegiatan selanjutnya
c.
Berpamitan dengan klien
d.
Membereskan alat-alat
f.
Mencatat kegiatan dalam
lembar catatan keperawatan
E. TEMPAT INJEKSI INTRA MUSKULER
Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut
agak fleksi.
Ventrogluteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan
lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
Lengan atas (deltoid) :
posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi
rileks menyilangi abdomen atau pangkuan
Adapun
tipe-tipe spuit yaitu:
1.
Spuit
Luer-lok yang ditandai dengan 0,1 persepuluh
2.
Spuit
tuberkulin yang ditandai dengan 0,01 (seperseratus) untuk dosis kurang dari 1
ml
3.
Spuit
insulin yang ditandai dalam unit (100)
4.
Spuit
insulin yang ditandai dengan unit (50)
Spuit terdiri dari
berbagai ukuran, dari 0,5 sampai 60 ml. Tidak lazim menggunakan spuit berukuran
lebih besar dari 5 ml untuk injeksi SC atau IM. Volume spuit yang lebih besar
akan menimbulkan rasa ynag tidak nyaman. Spuit yang lebih besar disiapkan untuk
injeksi IV.
Banyak klien,
khususnya anak-anak takut terhadap injeksi. Klien yang menderita penyakit
serius atau kronik seringkali diberi banyak injeksi setiap hari. Ha-hal
l yang dapat meminimalkan rasa
nyeri atau tidak nyaman yaitu dengan cara:
1.
Gunakan
jarum yang tajam dan memiliki bevel dan panjang serta ukurannya paling kecil,
tetapi sesuai.
2.
Beri
klien posisi yang nyaman untuk mengurangi ketegangan otot
3.
Pilih
tempat injkesi yang tepat dengan menggunakan penanda aanatomis tubuh
4.
Kompres
dengan es tempat injeksi untuk menciptakan anastesia lokal sebelum jarum
diinsersi
5.
Alihkan
perhatian klien dari injeksi dengan mengajak klien bercakap-cakap
6.
Insersi
jarum dengan perlahan dan cepat untuk meminimalkan menarik jaringan
7.
Pegang
spuit dengan mantap selama jarum berada dalam jaringan
8.
Pijat-pijat
tempat injeksi dengan lembut selama beberapa detik, kecuali dikontraindikasikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan injeksi. Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, maka kita harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.
Jenis
spuit dan jarum yang digunakan
2.
Jenis
dan dosis obat yang diinjeksikan
3.
Tempat injeksi
4.
Infeksi
yang mungkin terjadi selama injeksi
5.
Kondisi/penyakit klien
Cara mencegah infeksi selama injeksi
Salah
satu efek yang bisa ditimbulkan dari pemberian obat secara injeksi adalah dapat
menimbulkan infeksi. Adapun cara-cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi selama injeksi dilakukan yaitu :
1.
Untuk
mencegah kontaminasi larutan, isap obat dari ampul dengan cepat. Jangan
biarkan ampul dalam keadaan terbuka.
2.
Untuk mencegah kontaminasi
jarum, cegah jarum menyentuh daerah yang terkontaminasi (mis: sisi luar ampul
atau vial, permukaan luar tutup jarum, tangan perawat, bagian atas wadah obat,
permukaan meja).
3.
Untuk
mencegah spuit terkontaminasi jangan sentuh badan pengisap (plunger) atau
bagian dalam karet (barrel). Jaga bagian ujung spuit
tetap tertututp penutup atau jarum.
4.
Untuk menyiapkan kulit,
cuci kulit yang kotor karena kototran, drainase atau feses dengan sabun dan air
lalu keringkan. Lakukan gerakan
mengusap dan melingkar ketika membersihkan luka menggunakan swab antiseptic.
Usap dari tengah dan bergerak keluar dalam jarak dua inci.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Injeksi Intra Muskular adalah suatu cara
pemberian obat melalui injeksi yang diberikan dengan memasukkan obat ke dalam
otot.
Pada
umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan
(absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.
Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari
pada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat
di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang
dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke
pembuluh darah.
Tempat injeksi yang baik untuk IM adalah otot Vastus Lateralis, otot
Ventrogluteal, otot Dorsogluteus, otot Deltoid.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar