Sabtu, 14 April 2012

KDPK


INJEKSI IM
BAB I
PENDAHULUAN

Injeksi merupakan tindakan memasukkan suatu cairan ke dalam bagian tubuh, seperti subkutan, vaskular atau pada organ (Dorland, 2000). Sampai saat ini banyak obat-obatan yang telah tersedia dalam bentuk injeksi, baik diberikan secara intramuskular, intravena, subkutan, dan lain-lain. Obat-obatan tersebut diberikan secara parenteral karena biasanya komponen obat tersebut akan diserap oleh tubuh dengan jauh lebih cepat daripada pemberian per oral atau karena penyerapan atau struktur obat akan terganggu oleh makanan, misalnya obat insulin.
Tiga teknik penyuntikan yang umum dipakai yaitu :
1.             Injeksi intramuskular
2.              Injeksi intravena          
3.             Injeksi subkutan
Sesuai dengan materi pembahasan kali ini, maka dari ketiga teknik diatas yang akan dibahas adalah mengenai teknik injeksi intramuscular. Sebelum dilakukan injeksi secara intramuskular dilakukan desinfeksi kulit di lokasi sekitar injeksi. Pada tahun 1969,Koivisto & Felig (1978) menemukan bahwa teknik desinfeksi dengan alkohol tidak selalu mutlak diperlukan dan ketika prosedur tersebut ditiadakan angka infeksi post injeksi yang terjadi tidak lebih banyak dari pada yang dilakukan disinfeksi dengan alkohol sebelumnya.
Adapun rute pemberian obat dibedakan atas beberapa rute antara lain secara iral, parenteral, pemberian topical, inhalasi, dan intraokuler. Rute pemberian obat dipilih berdasarkan kandungan obat dan efek yang diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien.
Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas salah satu rute pemberian obat yaitu rute parenteral, memberikan obat dengan menginjeksinya ke dalam jaringan tubuh.

BAB II
KAJIAN TEORI


A.           PENGERTIAN
Injeksi Intra Muskular adalah suatu cara pemberian obat melalui injeksi yang diberikan dengan memasukkan obat ke dalam otot.
Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari pada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.  Dengan  injeksi di dalam otot  yang terlarut berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna memperlambat reabsorbsi dengan maksud memperpanjag kerja obat, seringkali digunakan larutan atau suspensi dalam minyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone kelamin. Tempat injeksi umumnya dipilih pada otot pantat yang tidak banyak memiliki pembuluh dan saraf.
Tempat injeksi yang baik untuk IM adalah otot Vastus Lateralis, otot Ventrogluteal, otot Dorsogluteus, otot Deltoid.
Tujuan adalah untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.







B.            PERALATAN
1.             Sarung tangan 1 pasang
2.             Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3.             Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5  inci untuk dewasa; 25-27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak)
4.             Bak spuit 1
5.             Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6.             Perlak dan pengalas
7.             Obat sesuai program terapi
8.             Bengkok 1
9.             Buku injeksi/daftar obat

C.            PERSIAPAN
1.             Spuit injeksi sekali pakai (disposable) sesuai kebutuhan.
2.             Kapas Alkohol
3.             Jarum untuk mengambil obat pada vial (jika diperlukan).
4.             Obat yang akan diberikan.
5.             Kikir ampul (bila diperlukan)
D.           PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN OBAT SECARA IM (INTRA MUSKULER)
1.             Tahap PraInteraksi
a.             Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b.             Mencuci tangan
c.             Menyiapkan obat dengan benar
d.            Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
2.             Tahap Orientasi
a.             Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b.             Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
c.             Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3.             Tahap Kerja
a.             Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
b.             Memasang perlak dan alasnya
c.             Membebaskan daerah yang akan di injeksi
d.            Memakai sarung tangan
e.             Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi)
f.              Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar diameter ±5cm)
g.             Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
h.             Memasukkan  spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
i.               Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
j.               Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
k.             Mencabut jarum dari tempat penusukan
l.               Menekan daerah tusukan dengan kapas  desinfektan
m.           Membuang spuit ke dalam bengkok
4.             Tahap Terminasi
a.             Melakukan evaluasi tindakan
b.             Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c.             Berpamitan dengan klien
d.            Membereskan alat-alat
e.             Mencuci tangan
f.              Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
E.             TEMPAT INJEKSI INTRA MUSKULER
Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi.
Ventrogluteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
Lengan atas (deltoid) : posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkuan

Adapun  tipe-tipe spuit yaitu:
1.             Spuit Luer-lok yang ditandai dengan 0,1 persepuluh
2.             Spuit tuberkulin yang ditandai dengan 0,01 (seperseratus) untuk dosis kurang dari 1 ml
3.             Spuit insulin yang ditandai dalam unit (100)
4.             Spuit insulin yang ditandai dengan unit (50)

Spuit terdiri dari berbagai ukuran, dari 0,5 sampai 60 ml. Tidak lazim menggunakan spuit berukuran lebih besar dari 5 ml untuk injeksi SC atau IM. Volume spuit yang lebih besar akan menimbulkan rasa ynag tidak nyaman. Spuit yang lebih besar disiapkan untuk injeksi IV.
Banyak klien, khususnya anak-anak takut terhadap injeksi. Klien yang menderita penyakit serius atau kronik seringkali diberi banyak injeksi setiap hari. Ha-hal l yang dapat meminimalkan rasa nyeri  atau tidak nyaman yaitu dengan cara:
1.             Gunakan jarum yang tajam dan memiliki bevel dan panjang serta ukurannya paling kecil, tetapi sesuai.
2.             Beri klien posisi yang nyaman untuk mengurangi ketegangan otot
3.             Pilih tempat injkesi yang tepat dengan menggunakan penanda aanatomis tubuh
4.             Kompres dengan es tempat injeksi untuk menciptakan anastesia lokal sebelum jarum diinsersi
5.             Alihkan perhatian klien dari injeksi dengan mengajak klien bercakap-cakap
6.             Insersi jarum dengan perlahan dan cepat untuk meminimalkan menarik jaringan
7.             Pegang spuit dengan mantap selama jarum berada dalam jaringan
8.             Pijat-pijat tempat injeksi dengan lembut selama beberapa detik, kecuali dikontraindikasikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan injeksi. Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka kita harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.             Jenis spuit dan jarum yang digunakan
2.             Jenis dan dosis obat yang diinjeksikan
3.             Tempat injeksi
4.             Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi
5.             Kondisi/penyakit klien
 Cara mencegah infeksi selama injeksi
Salah satu efek yang bisa ditimbulkan dari pemberian obat secara injeksi adalah dapat menimbulkan infeksi. Adapun cara-cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi selama injeksi dilakukan yaitu :
1.             Untuk mencegah kontaminasi larutan, isap obat dari ampul dengan cepat. Jangan   biarkan ampul dalam keadaan terbuka.
2.             Untuk mencegah kontaminasi jarum, cegah jarum menyentuh daerah yang terkontaminasi (mis: sisi luar ampul atau vial, permukaan luar tutup jarum, tangan perawat, bagian atas wadah obat, permukaan meja).
3.             Untuk mencegah spuit terkontaminasi jangan sentuh badan pengisap (plunger) atau bagian dalam karet (barrel). Jaga bagian ujung spuit tetap tertututp penutup atau jarum.
4.             Untuk menyiapkan kulit, cuci kulit yang kotor karena kototran, drainase atau feses dengan sabun dan air lalu keringkan. Lakukan gerakan mengusap dan melingkar ketika membersihkan luka menggunakan swab antiseptic. Usap dari tengah dan bergerak keluar dalam jarak dua inci.












BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Injeksi Intra Muskular adalah suatu cara pemberian obat melalui injeksi yang diberikan dengan memasukkan obat ke dalam otot.
Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.
Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari pada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.
Tempat injeksi yang baik untuk IM adalah otot Vastus Lateralis, otot Ventrogluteal, otot Dorsogluteus, otot Deltoid.














DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar: