PENDAHULUAN
Investasi fisiologi yang terjadi
pada wanita, termasuk semua organisme wanita dalam
mencapai kehamilan, merupakan kejadian yang luar biasa menakjubkan. Kehamilan
terjadi bersamaan dengan ovulasi pada masa remaja dini; dan setelah kelahiran,
anovulasi dan amenorrhoe menetap selama laktasi, dan menyusui dilanjutkan
sampai dengan 2-3 tahun. Kemudian kehamilan terjadi lagi dan begitu seterusnya.
Ketika sudah 10 atau 11 episode kehamilan-laktasi tersebut selesai, fungsi
ovarium dan ovulasi berhenti yaitu menopause. Sebuah analisis yang merangsang
pemikiran tentang ”evolution of human reproduction”.
Menstruasi
dipandang dalam arti fisiologi, sebagai hasil akhir dari kegagalan fertilitas.
Tidak diragukan lagi bahwa animus fisiologi siklus ovarium, dan
akomodasi-akomodasi saluran reproduktif morfologis yang menyertainya adalah
ovulasi, fertilisasi, dan implantasi. Ada sistem gagal- aman yang bekerja kalau
ada kegagalan fertilisasi ovum atau kegagalan implantasi blastokista, dan
peristiwa ini berpuncak pada menstruasi.
Fertilisasi
merupakan suatu proses awal terbentuknya suatu kehamilan. Proses ini berlanjut
dengan pembelahan sampai terjadinya implantasi. Sesorang dapat dinyatakan hamil
apabila hasil konsepsi tertanam di dalam rahim ibu, yang biasa disebut dengan
kehamilan intra uterin. Jika hasil konsepsi tertanam di luar rahim, hal itu disebut
kehamilan ekstra uterin. Apabila fertilisasi, proses pembelahan dan implantasi
tidak berlangsung baik, hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya abortus
ataupun kelainan pada bayi. Sehingga fertilisasi merupakan tonggak awal
penciptaan seorang manusia
Untuk lebih
mempermudah pemahaman akan materi ini, materi yang harus dikuasai adalah
pemahaman tentang menstruasi, dan anatomi fisiologi. Materi ini bermanfaat
selain sebagai pengetahuan lebih mendalam tentang konsepsi, dan implantasi,
juga untuk mengetahui metode-metode dalam manghindari adanya kehamilan, baik
secara alami maupun intervensi. Hand out ini, mengupas pengertian fertilisasi,
proses fertilisasi hingga implantasinya.
KONSEPSI
Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur
(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai – umbai (fimbrai) dan masuk ke dalam sel
telur. Waktu parsetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta –
juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke sel telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang dari
tuba fallopi. Sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat – yang melindungi ovum kemudian pada tempat yang paling
mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan ( konsepsi = fertilisasi ). Ovum yang
telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba
menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya
bersarung di ruang rahim. Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi) Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira – kira enam sampai tujuh hari.
Untuk menyuplai darah dan zat – zat makanan bagi mudigah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi),
nidasi dan plasenta.
1. Sel
telur (ovum)
Pertumbuhan embrional
oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge.
Menurut umur
wanita, jumlah oogonium adalah :
a) BBL = 750.000
b) Umur 6 – 15 = 439.000
c) Umur 16 – 25 tahun = 159.000
d) Umur 26 – 35 tahun = 59.000
e) Umur 35 – 45 tahun = 39.000
f) Masa menopause = semua hilang
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) :
a) Oogonia
b) Oosit
pertama (primary oocyte)
c) Primary
ovarian follicle
d) Liquar
folliculi
e)
Pematangan pertama ovum
f)
Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
2. Sel mani
(spermatozoa)
Sperma
bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti (nucleus) leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang
ekor kira – kira sepuluh kali bagian kepala.
Secara
embrional, spermatogonium berasal dari sel – sel primitif tubulas testis.
Setelah bayi laki – laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami
perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel – sel
interstial leyding. Sel – sel spermatogonium ini mulai aktif mengadakan mitosis
dan terjadilah spermatogenesis. Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis)
a)
Spermatogonium (membelah dua)
b)
Spermatosit pertama (membelah dua)
c)
Spermatosit kedua (membelah dua)
d)
Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
e)
Spermatozoa (sperma)
3. Pembuahan
(konsepsi =fertilisasi)
Pembuahan
adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba
fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat
belas dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya
sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma
yang mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh juta sel
sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan
melintas uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.
Hanya satu
sperma yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi zona pelusida
dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelisuda mengalami perubahan
sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh
penyatuan ke dua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetic
dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan xx zigot menurunkan
bayi perempuan dan xy zigot menurunkan bayi laki – laki.
Dalam
beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama tiga hari
sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim
oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkat blastula.
4. Nidasi
Nidasi
adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula
diselubungi oleh sutu sampai disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga
rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini
banyak mengandung sel – sel desidua yaitu sel – sel besar yang mengandung
banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian
yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedalam
desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang – kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada depan atau
belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi ,
dimulailah diferensiasi sel – sel
blastula. Sel
lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk
sac sedangkan sel – sel yang tumbuh besar menjadi entoderm dan membentuk ruang
amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embrional plate) diantara
amnion dan yolk sac.
Sel – sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionik
membrane) yang kelak menjadi korion. Sel- sel trofoblas tumbuh menjadi dua
lapisan yaitu sitotrofoblas (sebelah dalam) dan sinsitio trofoblas (sebelah
luar)
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang –
cabang dan disebut korion krondosum sedangkan yang berhubungan dengan desidua
kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion
leave. Dalam peringkat
nidasi trofoblas dihasilkan hormon – hormon chorionic gonadotropin
5. Plasentasi
Pertumbuhan
dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh hormon terus
tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada
kehamilan yang terbagi atas :
a) Desidua
basalis : Terletak diantara hasil konsepsi
dan dinding rahim, disini plasentater bentuk.
b) Desidua
kapsularis : Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan
bersatu dengan desidua vera kosena obliterasi .
c) Desidua
vera (parietalis) : Meliputi lapisan dalam dinding
rahim lainnya.
FERTILISASI
Fertilisasi
adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di
tuba falopii. Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/coitus),
dengan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita,
akan dilepaskan cairan mani yang berisi sel–sel sperma ke dalam saluran
reproduksi wanita.
Jika
sanggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut ”masa subur” wanita), maka
ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan
sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Untuk menentukan
masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu :
1.
Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum
haid yang akan datang
2.
Sperma dapat hidup & membuahi
dalam 2-3 hari setelah ejakulasi
3.
Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Pertemuan / penyatuan sel sperma
dengan sel telur inilah yang disebut sebagaipembuahan ataufertilisasi. Dalam
keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba falopii umumnya di
daerah ampula / infundibulum.
Perkembangan
teknologi kini memungkinkan penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa
mempunyai anak ) dengan cara mengambil oosit wanita dan dibuahi dengan sperma
pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk embrio, embrio tersebut
dimasukkan kembali ke dalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik ini
disebut sebagai pembuahan in vitro (in vitro fertilization – IVF) – dalam
istilah awam” bayi tabung”.
PROSES FERTILISASI
Spermatozoa
bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini
mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba yang
juga terjadi saat sanggama.
Ovum yang
dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung
proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh
perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 µm, yang disebut zona
pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi
kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma
mencapainya.
Dari 60 – 100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat
ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks di dalam mukus serviks
dan mencapai rongga uterus beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk
tuba falopii yang sempit dan beberapa diantaranya dapat bertahan hidup sampai
mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopii. Hal ini disebabkan karena selama
beberapa jam, protein plasma dan likoprotein yang berada dalam cairan mani
diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi kapasitasi. Setelah reaksi kapasitasi,
sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma dekat dengan oosit. Sel
sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat – zat dari
korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan
terlepas dan berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini dilepaskan
hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine – like agent dan
lysine – zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida
untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi,
karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan
kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase.
Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat
dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona
pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi
oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan
zona oleh lebih dari satu sperma.
GAMBAR 1.
FERTILISASI
Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi :
1. Reaksi zona
/ reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
2.
Oosit menyelesaikan pembelahan
miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang kemudian menjadi pronukleus
wanita
3.
Inti sperma membesar membentuk
pronukleus pria.
4.
Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5. Pronukleus
pria dan wanita. Masing – masing haploid, bersatu dan membentuk zygot yang
memiliki jumlah DNA genap / diploid.
GAMBAR 2.
PEMBUAHAN OVUM
Keterangan :
A, B, C dan D : Ovum dengan korona radiata
E: Ovum dimasuki spermatozoa
F dan G : Pembentukan benda kutub kedua dan akan
bersatunya kedua
pronukleus yang haploid untuk menjadi zigot
Hasil utama pembuahan :
1.
Penggenapan kembali jumlah kromosom
dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal
baru dengan jumlah kromosom diploid.
2.
Penentuan jenis kelamin bakal
individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang dikandung sperma yang
membuahi ovum tersebut.
3.
Permulaan pembelahan dan stadium – stadium
pembentukan dan perkembangan embrio (embriogenesis)
PEMBELAHAN
Zigot mulai menjalani pembelahan
awal mitosis sampai beberapa kali. Sel– sel yang dihasilkan dari setiap
pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer.
Sesudah 3 – 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat
16 sel, disebut
stadium morula (kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4
pasca fertilisasi).
Morula
terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam, yang akan
tumbuh menjadi jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass
(lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai
plasenta).
Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela
– sela inner cell
mass merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk
ruang antar sel.
Ruang antar sel ini kemudian bersatu
dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner
cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan
sel luar.
Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell
mass disebut trofoblas.
IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah
masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
ke dalam endometrium.
Pada akhir
minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri. Pada saat
itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron
dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim
menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang
terbuka dan aktif.
Kontak
antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut
akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel – sel trofoblast zigot
tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel
endometrium uterus ( terjadi implantasi).
Setelah
implantasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus
berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal
untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan
oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
Di bawah ini terdapat gambar proses
perkembangan dan perjalanan ovum
dari ovarium sampai kavum uteri
GAMBAR 4.
PERKEMBANGAN DAN PERJALANAN OVUM
Keterangan :
A. Oosit tidak
bersegmen
B.
Fertilisasi
C.
Terbentuk pro-nuklei
D.
Pembelahan kumparan pertama
E.
Stadium 2 sel
F.
Stadium 4 sel
G.
Stadium 8 sel
H.
Morula
I.
Pembentukan blastokista
J.
Pembentukan blastokista
K. Zona
pelusida menghilang, implantasi terjadi
RANGKUMAN
Fertilisasi adalah suatu proses
penyatuan antara sel mani / sperma dengan
sel telur di tuba falopii.
Fertilisasi
dapat terjadi pada rentang masa subur dari seorang wanita. Proses fertilisasi
dimulai dengan masuknya sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina. Sperma
tersebut bergerak masuk ke dalam kavum uteri dan tuba sampai akhirnya bertemu
dengan ovum di ampula / infundibulum tuba. Selama perjalanan menuju ovum,
sperma mengalami reaksi kapasitasi dan reaksi akrosom.
Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi:
1. Reaksi zona
/ reaksi kortikal
2.
Oosit menjadi pronukleus wanita
3.
Inti sperma membentuk pronukleus
pria.
4.
Ekor sel sperma terlepas dan
berdegenerasi.
5. Pronukleus pria dan wanita bersatu dan
membentuk zygot yang memiliki jumlah DNA genap / diploid.
Hasil utama pembuahan :
1. Penggenapan
kembali jumlah kromosom
2.
Penentuan jenis kelamin
3. Permulaan embriogenesis
Zygot
mengalami proses pembelahan mitosis beberapa kali, sampai terbentuk 16 sel yang
akan menjadi morula pada hari ke 3 – 4 setelah fertilisasi dan berlanjut terus
sampai terbentuk trofoblast.
Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, terjadi
implantasi zigot dalam
cavum uteri
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar