BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hipoglikemia dapat
bersifat sementara akibat kekurangan produksi glukosa karena kurangnya depot
glikogen dihati atau menurunnya glukoneogenesis lemak dan asam amino. Pada
hipoksia, pembentukan energy dari glukosa menurun dengan akibat kerusakan
neuron.hipoglikemi dapat terjadi pada bayi dari ibu penderita diabetes
mellitus, pada BBLR, dismaturitas dan bayi dengan penyakit umum yang
berat seperti sepsis, meningitis, dan sebagainya.
Banyak yang harus
diperhatikan pada bayi baru lahir, untuk mencegah hal yan tidak diinginkan pada
bayi dalam awal-awal kehidupannya. Maka dari itu perlu diperhtikan pula riwayat
ibu saat kehamilan serta pada kehamilan yang lalu.
1.2 TUJUAN
Dalam pembuatan makalah
ini terdapat beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk memenuhi
salahsatu tugas mata kuliah ANB
2. Untuk
mengetahui definisi dari hipoglikemia.
3. Untuk
mengetahui prognosis dari hipoglikemia.
4. Untuk
mengetahui asuhan kebidanan pada hipoglikemia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Hipoglikemia adalah batas terendah kadar
glukasa darah puasa ( true glucose ) adalah 60mg%, dengan dasar tersebut maka
penurunan kadar glukosa darang dibawah 60% disebut sebagai hipoglikemia. Pada
umumnya gejala-gejala hipoglikemia baru timbul bila kadar glukosa
darah lebih rendah dari 45mg%.(Mansjoer Arief,
1999)
Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan
kadar glokosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan sebagai kadar
glukosa dibawah 45 mg/dL setelah kelahiran berlaku untuk seluruh bayi baru
lahir, atau pembacaan strip reagen oxidasi glukosa darah. Hanya 20%
hipoglikemia bersifat simptomatik, yaitu hipoglikemia yang disertai gejala neurologis
dan gejala tersebut akan hilang setelah pemberian glukosa, tetapi kerusakan
otak masih mungkin terjadi dan gejala akan terlihat kemudian. Pada hipoglikemia berat
gejala menyarupai asfiksia. Pada bai baru lahir dengan kejang atau jitteriness
hendaknya dilakukan pemeriksaan Dextrostix berulang.
2.2. PENYEBAB
- Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
Saat menyuntikan obat insulin, anda harus
tahu dan paham dosis obat yang anda suntik sesuai dengan kondisi gula darah
saat itu. Celakanya, terkadang pasien tidak dapat memantau kadar gula darahnya
sebelum disuntik, sehingga dosis yang disuntikan tidak sesuai dengan kadar gula
darah saat itu. Memang sebaiknya bila menggunakan insulin suntik, pasien harus
memiliki monitor atau alat pemeriksa gula darah sendiri.
- Lupa makan atau makan terlalu sedikit.
Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi
obat insulin dengan kerja lambat dua kali sehari dan obat yang kerja cepat
sesaat sebelum makan. Kadar insulin dalam darah harus seimbang dengan makanan
yang dikonsumsi. Jika makanan yang anda konsumsi kurang maka keseimbangan ini
terganggu dan terjadilah hipoglikemia.
- Aktifitas terlalu berat.
Olah raga atau aktifitas berat lainnya
memiliki efek yang mirip dengan insulin. Saat anda berolah raga, anda akan
menggunakan glukosa darah yang banyak sehingga kadar glukosa darah akan
menurun. Maka dari itu, olah raga merupakan cara terbaik untuk menurunkan kadar
glukosa darah tanpa menggunakan insulin.
- Minum alkohol tanpa disertai makan.
Alkohol menganggu pengeluaran glukosa dari
hati sehingga kadar glukosa darah akan menurun.
- Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.
Pengobatan diabetes yang intensif terkadang
mengharuskan anda mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang
bekerja secara lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obat misalnya anda meminum
obat insulin kerja cepat di malam hari maka saat bangun pagi, anda akan
mengalami hipoglikemia.
- Penebalan di lokasi suntikan.
Dianjurkan bagi mereka yang menggunakan
suntikan insulin agar merubah lokasi suntikan setiap beberapa hari. Menyuntikan
obat dalam waktu lama pada lokasi yang sama akan menyebabkan penebalan
jaringan. Penebalan ini akan menyebabkan penyerapan insulin menjadi lambat.
- Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan.
Tiap tiap obat insulin sebaiknya
dikonsumsi menurut waktu yang dianjurkan. Anda harus mengetahui dan mempelajari
dengan baik kapan obat sebaiknya disuntik atau diminum sehingga kadar glukosa
darah menjadi seimbang.
- Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.
Beberapa penyakit seperti celiac
disease dapat menurunkan penyerapan glukosa oleh usus. Hal ini menyebabkan
insulin lebih dulu ada di aliran darah dibandingan dengan glukosa. Insulin yang
kadung beredar ini akan menyebabkan kadar glukosa darah menurun sebelum glukosa
yang baru menggantikannya.
- Gangguan hormonal.
Orang dengan diabetes terkadang mengalami
gangguan hormon glukagon. Hormon ini berguna untuk meningkatkan kadar gula
darah. Tanpa hormon ini maka pengendalian kadar gula darah menjadi terganggu.
- Pemakaian aspirin dosis tinggi.
Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah
bila dikonsumsi melebihi dosis 80 mg.
- Riwayat hipoglikemia sebelumnya.
Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya
mempunyai efek yang masih terasa dalam beberapa waktu. Meskipun saat ini anda
sudah merasa baikan tetapi belum menjamin tidak akan mengalami hipoglikemia
lagi.
2.3. PATOFISIOLOGI
- Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah
·
Pada ibu DM terjadi
transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respon insulin juga
meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur plasenta terputus maka transfer
glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism)
sehingga terjadi hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai
kematian.
· Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan
diabetes melitus.
·
Glukosa merupakan sumber
kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan
hari-hari pertama pasca lahir.
·
Setiap stress yang
terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan penggunaan
cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan
pernapasan.
2.4. TANDA DAN GEJALA
Tanda
dan Gejala Hipoglikemi:
·
Jitteriness
·
Sianosis
·
Kejang atau tremor
·
Letargi dan menyusui
yang buruk
·
Apnea
·
Tangisan yang lemah atau bernada tinggi
·
Hipotermia
Diagnosis
Banding
Insufisiensi adrenal,
kelainan jantung, gagal ginjal, penyakit SSP, sepsis, asfiksia, abnormalitas
metabolik (hipokalsemia, hiponatremia, hipernatremia, hipomagnesemia,
defisiensi piridoksin).
Penyulit
·
Hipoksia otak.
·
Kerusakan
sistem saraf pusat.
2.5 TIPE-TIPE
HIPOGLIKEMIA
Type
hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
- transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
- Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
- Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen.
- Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.
2.6 ASUHAN KEBIDANAN
- Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi.
Rencana tindakan:
·
Cek serum glukosa
sebelum dan setelah makan
·
Monitor : kadar glukosa,
pucat, keringat dingin, kulit yang lembat
·
Monitor vital sign
·
Monitor kesadaran
·
Monitor tanda gugup,
irritabilitas
·
Lakukan pemberian susu
manis peroral 20 cc X 12
·
Analisis kondisi
lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
·
Cek BB setiap hari
·
Cek tanda-tanda infeksi
·
Hindari terjadinya
hipotermi
·
Lakukan kolaborasi
pemberian Dex 15 % IV
·
Lakukan kolaborasi
pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit
- Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
Rencana tindakan:
·
Lakukan prosedur
perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan
·
Pastikan setiap benda
yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril
·
Cegah kontak dengan
petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.
·
Perhatikan kondisi feces
bayi
·
Anjurkan keluarga agar
mengikuti prosedur septik aseptik.
·
Berikan antibiotik
sebagai profolaksis sesuai dengan order.
·
Lakukan pemeriksaan DL,
UL, FL secara teratur.
- Resiko Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan pengeluaran keringat.
Rencana tindakan:
·
Cek intake dan output
·
Berikan cairan sesuai
dengan kebutuhan bayi /kg BB/24 jam
·
Cek turgor kulit bayi
·
Kaji intoleransi minum
bayi
·
Jika mengisap sudah baik
anjurkan pemberian ASI
- Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot.
Rencana tindakan:
·
Bantu pemenihan
kebutuhan sehari-hari
·
Lakukan fisiotherapi
·
Ganti pakaian bayi
secara teratur dan atau jika kotor dan basah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
·
Hipoglikemi adalah
kondisi ketidaknormalan kadar glokosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat
didefinisikan sebagai kadar glukosa dibawah 40 mg/dL setelah kelahiran berlaku
untuk seluruh bayi baru lahir, atau pembacaan strip reagen oxidasi glukosa
darah.
·
Type hipoglikemi
digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
1. Transisi dini neonatus ( early
transitional neonatal ).
2. Hipoglikemi klasik sementara
(Classic transient neonatal).
3. Sekunder (Scondary).
4. Berulang ( Recurrent).
·
Patofisiologi
Hipoglikemi sering
terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah.
Pada ibu DM terjadi
transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respon insulin juga
meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur plasenta terputus maka transfer
glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism)
sehingga terjadi hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah
masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang
berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian.
Kejadian hipoglikemi
lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes melitus.
Glukosa merupakan sumber
kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan
hari-hari pertama pasca lahir.
Setiap stress yang terjadi
mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan penggunaan cadangan
glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan
pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA
2. Sylvia A. Price, dkk.
Patofisiologi Konsep Klinis edisi 6, vol 1. Proses Penyakit. EGC, Jakarta 2002
3. Elizabeth J. Corwin, Buku Saku
Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2002.
5. Noer S, Waspadji S.T, Rahman.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi 3 Jakarta, FKUI, 1996
6. Marylinn E. Doengoes. Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC. Jakarta, 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar