Sabtu, 14 April 2012

Standar Pelayanan ANC


BAB I
PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin, nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas baik dirumah, posyandu maupun di polindes atau yang saat ini dikenal dengan PKD (Poliklinik Kesehatan Desa).
Seorang bidan yang nantinya akan ditempatkan ditempatkan di desa, bidan merupakan bagian dari komponen masyarakat desa untuk mencapai derajat kesehatan yang ditargetkan oleh pemerintah. Selain itu bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan yang bermutu tinggi dan komprehensif. Seorang bidan juga harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya dengan cara melakukan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta secara aktif ikut dalam menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menanggulangi masalah kesehatan baik untuk indivvidu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
Menurut Depkes (2004), Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional seperti dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal.
Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditentukan selama kehamilan. Perawatan antenatal ini ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan penjagaan ibu hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga kondisi ibu hamil dapat terpantau.
B.       Tujuan Pelayanan ANC
Tujuan di lakukan Ante Natal Care (ANC) adalah :
1.        Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2.        Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
3.        Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
4.        Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi.
5.        Melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
6.        Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
7.        Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

C.      Cakupan pelayanan ANC
Dalam rangka program pelayanan ANC dalam melakukan penilaian prioritas digunakan empat indikator yaitu
·         cakupan kunjungan baru ibu hamil (K1)
kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. K1 dipakai sebagai indikator aksesabilitas (jangkauan) pelayanan. Angka cakupan K1 yang diperoleh dari jumlah K1 dalam 1 tahun dibagi dengan jumlah sasaran ibu hamil diwilayah tersebut.
·         Kunjungan Antenatal ke empat (K4)
Kunjungan ibu hamil keempat adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut: minimal 1 kali pada trimester 1, minimal 1 kali pada trimester 2, dan minimal 2 kali pada trimester ke 3 atau tidak ada kunjungan pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2, 2 kali pada trimester ke 3. Angka cakupan K4 diperoleh dari jumlah K4 dalam satu tahun. Dalam pengolahan program KIA disepakati bahwa cakupan kunjungan ibu hamil ke empat, yang dipaki sebagai indikator tingkat pelindungan ibu hamil.
·         Pemeriksaan suntikan TT 2
Salah satu standar minimal pelayanan antenatal adalah pemberian imunisasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan. Tujuan pemberian imunisasi TT adalah: untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum. Pemberian baru menimbulkan efek perlindungan bula diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya telah pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan 1 kali saja (TT ulang). Angka cakupan TT 2 diperoleh dari jumlah ibu hamil yang TT 2 dalam satu tahun dibagi jumlah sasaran ibu hamil diwilayah kerjanya.
·         Pemberian tablet besi pada ibu hamil
Tujuan pemberian tablet besi adalah adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhannya meningkat. Ibu hamil menderita anemia cenderung akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Angka cakupan Fe adalah 90 tablet diperoleh dari jumlah ibu hamil yang memperoleh Fe 90 tablet dibagi dengan jumlah sasaran ibu hamil diwilayah kerja tersebut.

D.    Jadwal pemeriksaan ANC
Jadwal pemeriksaan antenatalcare sebagai berikut:
1)      Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak menstruasi
2)      pemeriksaan ulang
pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2 minmggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
3)      Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil.
Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatalcare sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.


E.     Pelayanan antenatal
Standar minimal pelayanan “5T“ :
1.      Timbang Berat badan dan ukur tinggi badan
2.      Ukur tekanan darah
3.      Ukur tinggi fundus uteri
4.      Pemberian imunisasi TT lengkap
5.      Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil

Standar minimal pelayanan “7T” :
1.      Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2.      Ukur tekanan darah
3.      Ukur tinggi fundus uteri
4.      Pemberian imunisasi TT lengkap
5.      Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil
6.      Test terhadap penyakit menular seksual
7.      Temu wicara dalam rangka rujukan

Standar minimal pelayanan “10T” :
1.      Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2.      Ukur tekanan darah
3.      Ukur tinggi fundus uteri
4.      Pemberian imunisasi TT lengkap
5.      Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil
6.      Test terhadap penyakit menular seksual
7.      Temu wicara dalam rangka rujukan
8.      Tes Hb
9.      Tes VDRL
10.  Terapi kebugaran



Standar minimal pelayanan “14T” :
1.         Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2.      Ukur tekanan darah
3.      Ukur tinggi fundus uteri
4.      Pemberian imunisasi TT lengkap
5.      Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil
6.      Test terhadap penyakit menular seksual
7.      Temu wicara dalam rangka rujukan
8.      Tes Hb
9.      Tes VDRL
10.  Terapi kebugaran
11.  Tes reduksi urine
12.  Tes protein urine
13.  Terapi iodium
14.  Terapi malaria




Dikutip dari berbagai sumber


















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dilakukan secara berkala untuk memberikan pengawasan dan penjagaan ibu hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga keadaan ibu hamil dapat terpantau.
B.     SARAN
Pemeriksaan ANC sebaiknya dilakukan secara berkala, hal ini bertujuan untuk memberikan pengawasan dan penjagaan ibu hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga keadaan ibu hamil dapat terpantau. Seorang bidan sebaiknya dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan komprehensif. Selain itu, seorang bidan juga harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya dengan cara melakukan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta secara aktif ikut dalam menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi baik untuk indivvidu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya.













Tidak ada komentar: