Sabtu, 14 April 2012

zat besi


BAB 1
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Masalah-masalah kesehatan yang di hadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasarkan karena secara langsung menentukan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan derajat kesehatan. Masalah gizi di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia masih merupakan masalah pada wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi.
Jika ibu kekurangan zat besi selama hamil, maka persediaan zat besi pada bayi saat dilahirkan pun tidak akan memadai, padahal zat besi sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kekurangan zat besi juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana zat besi sebagai salah satu unsur pembentukannya. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen yang sangat di butuhkan untuk metabolisme sel, hal ini dapat menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah, keguguran dan juga menyebabkan anemia pada bayinya.

B.   Tujuan

1.    Untuk mengetahui kebutuhan zat besi pada ibu hamil
2.    Untuk mengetahui gejala kekurangan zat besi pada ibu hamil
3.    Untuk mengetahui akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil

C.   Manfaat

1.    Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

2.    Bagi Ibu Hamil
Sebagai bahan masukan bagi ibu hamil agar lebih memperhatikan pentingnya asupan zat besi saat hamil.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.   Definisi
Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan merasa lelah.

Kebutuhan zat besi pada kehamilan
1.  200 – 600 mg untuk memenuhi peningkatan masa sel darah merah
2.  200 – 370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya
3.  150 – 200 mg untuk kehamilan eksternal
4.  30 – 170 mg untuk tali pusat dan plasenta.
5.  90 – 310 mg untuk mengantikandarah yang hilang saat melahirkan.
Dengan demikian, kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 580-1340 mg, dan  440 – 1050 mg diantarannya akan hilang dalam tubuh pada saat melahirkan. Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata – rata 3,5 – 4 mg zat besi perhari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir, yaitu dari rata – rata 2,5 mg / hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg / hari.
Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar dari 0,9 hingga 1,8 mg / hari dan ketersediaan ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu pemenuhan kebutuhan pada kehamilan memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorpsi zat besi.
Beberapa contoh makanan yang mengandung zat besi:
a.  Tempe kacang kedelai
b.  Kacang hijau
c.   Kacang merah
d.  Daging
e.  Udang segar
f.    Hati sapi
g.  Telur bebek
h.  Telur ayam
i.    Ikan segar
j.    Ayam
k.   Bayam
l.    Sawi, dll

B.   Gejala Kekurangan Zat Besi Pada Ibu Hamil

a.    Lemah, lesu, tidak bergairah
b.    Mudah pusing dan mata berkunang – kunang
c.    Gelisah dan mudah pingsan
d.    Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
e.    Nafsu makan menurun
f.     Badan tidak bugar dan mudah lemah
g.    Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil

Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan.
Sehingga kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, kondisi meningk`atkan resiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran. Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal kelahirannya.

C.   Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan haemoglobin:
a.    Haemometer/Hb set sahli
b.    HCL 0,1 %
c.    Aquabedest
d.    Lanset
e.    Lancing
f.     Kapas alkohol
g.    Kapas kering steril
h.    Bengkok

D.   Prosedur
1.     Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.     Isi tabung sahli dengan HCL 0,1 % sampai angka 2
3.     Lakukan desinfektan pada jari yang akan di tusuk
4.     Tusuk ujung jari dengan menggunakann lanset
5.     Kemudian bersihkan darah yang pertama keluar dengan menggunakan kapas kering steril, kemudian tekan jari supaya darah lebih banyak keluar
6.     Gunakan pipet tetes untuk menghisap darah sampai darah mencapai garis biru pada tabung atau 20mm
7.     Masukkan darah kedalam tabung sahli sampai semua darah keluar dari pipet
8.     Aduk HCL 0,1 % dengan darah sampai benar-benar tercampur
9.     Masukkan aquabidest tetes demi tetes dalam tabung sahli, di aduk kembali setelah di tetesi sampai warnanya sama dengan warna standar.
10.  Lihat dasar lengkungan dan baca























BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan merasa lelah.

B.      Saran
Bagi ibu hamil
Diharapkan ibu selalu menjaga kondisi ibu dan janin dengan memeriksakan kehamilan.
Bagi bidan
diharapkan ibu bidan dapat memberikan pelayanan yang cukup akurat pada ibu hamil





















Daftar Pustaka








Tidak ada komentar: