BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah-masalah
kesehatan yang di hadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya
angka kematian ibu dan bayi, masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang
mendasarkan karena secara langsung menentukan kualitas sumber daya manusia
serta meningkatkan derajat kesehatan. Masalah gizi di Indonesia yang belum
teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia masih merupakan masalah pada
wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi.
Jika ibu kekurangan
zat besi selama hamil, maka persediaan zat besi pada bayi saat dilahirkan pun
tidak akan memadai, padahal zat besi sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak
bayi diawal kelahirannya. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak
diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kekurangan zat besi
juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana zat besi sebagai salah
satu unsur pembentukannya. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen yang
sangat di butuhkan untuk metabolisme sel, hal ini dapat menyebabkan anak lahir
dengan berat badan rendah, keguguran dan juga menyebabkan anemia pada bayinya.
B.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui kebutuhan zat besi pada ibu hamil
2. Untuk
mengetahui gejala kekurangan zat besi pada ibu hamil
3. Untuk
mengetahui akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil
C.
Manfaat
1. Bagi
Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
2. Bagi
Ibu Hamil
Sebagai bahan masukan bagi ibu hamil agar
lebih memperhatikan pentingnya asupan zat besi saat hamil.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Definisi
Zat besi adalah salah
satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi
tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan
cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan
mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia
dan merasa lelah.
Kebutuhan
zat besi pada kehamilan
1. 200
– 600 mg untuk memenuhi peningkatan masa sel darah merah
2. 200
– 370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya
3. 150
– 200 mg untuk kehamilan eksternal
4. 30
– 170 mg untuk tali pusat dan plasenta.
5. 90
– 310 mg untuk mengantikandarah yang hilang saat melahirkan.
Dengan demikian,
kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 580-1340 mg, dan 440 – 1050 mg diantarannya akan hilang dalam
tubuh pada saat melahirkan. Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan
rata – rata 3,5 – 4 mg zat besi perhari. Kebutuhan ini akan meningkat secara
signifikan dalam trimester terakhir, yaitu dari rata – rata 2,5 mg / hari pada
awal kehamilan menjadi 6,6 mg / hari.
Zat besi yang
tersedia dalam makanan berkisar dari 0,9 hingga 1,8 mg / hari dan ketersediaan
ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu pemenuhan kebutuhan pada
kehamilan memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorpsi zat
besi.
Beberapa
contoh makanan yang mengandung zat besi:
a. Tempe
kacang kedelai
b. Kacang
hijau
c. Kacang
merah
d. Daging
e. Udang
segar
f. Hati
sapi
g. Telur
bebek
h. Telur
ayam
i. Ikan
segar
j. Ayam
k. Bayam
l. Sawi,
dll
B.
Gejala Kekurangan Zat Besi
Pada Ibu Hamil
a. Lemah,
lesu, tidak bergairah
b. Mudah
pusing dan mata berkunang – kunang
c. Gelisah
dan mudah pingsan
d. Sulit
berkonsentrasi dan mudah lupa
e. Nafsu
makan menurun
f. Badan
tidak bugar dan mudah lemah
g. Akibat
kekurangan zat besi pada ibu hamil
Zat besi bagi ibu
hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan
sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi
yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan
cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya,
sekaligus menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah
dilahirkan.
Sehingga kekurangan
zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil
menderita anemia, kondisi meningk`atkan resiko kematian pada saat melahirkan,
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena
infeksi dan keguguran. Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan
otak bayi diawal kelahirannya.
C.
Alat
Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan untuk
pemeriksaan haemoglobin:
a. Haemometer/Hb
set sahli
b. HCL
0,1 %
c. Aquabedest
d. Lanset
e. Lancing
f. Kapas
alkohol
g. Kapas
kering steril
h. Bengkok
D.
Prosedur
1. Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Isi
tabung sahli dengan HCL 0,1 % sampai angka 2
3. Lakukan
desinfektan pada jari yang akan di tusuk
4. Tusuk
ujung jari dengan menggunakann lanset
5. Kemudian
bersihkan darah yang pertama keluar dengan menggunakan kapas kering steril,
kemudian tekan jari supaya darah lebih banyak keluar
6. Gunakan
pipet tetes untuk menghisap darah sampai darah mencapai garis biru pada tabung
atau 20mm
7. Masukkan
darah kedalam tabung sahli sampai semua darah keluar dari pipet
8. Aduk
HCL 0,1 % dengan darah sampai benar-benar tercampur
9. Masukkan
aquabidest tetes demi tetes dalam tabung sahli, di aduk kembali setelah di tetesi
sampai warnanya sama dengan warna standar.
10. Lihat
dasar lengkungan dan baca
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zat besi adalah salah
satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi
tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan
cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan
mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia
dan merasa lelah.
B. Saran
Bagi ibu hamil
Bagi ibu hamil
Diharapkan ibu selalu
menjaga kondisi ibu dan janin dengan memeriksakan kehamilan.
Bagi bidan
diharapkan ibu bidan
dapat memberikan pelayanan yang cukup akurat pada ibu hamil
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar