DIARE
BAB I
PENDAHULUAN
Diare terjadi jika seseorang mengeluarkan feses dalam bentuk yang encer.
JIka kotoran tersebut mengandung lendir atau darah, penderita telah mengalami
fase yang disebut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar yang ringan maupun
berat. Diare jika tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Hal
ini terjadi karena bayi kekurangan cairan karena banyaknya cairan yang
dikeluarkan melalui feses cair. Oleh karena itu jika bayi mengalami diare harus
segera mendapatkan penanganan segera oleh petugas kesehatan dengan jalan dibawa
ke puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan.
BAB II
KAJIAN TEORI
1.
Definisi
Adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buang air besar yang
tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari
biasanya.
2.
Tanda Klinis
a.
Cengeng
b.
Gelisah
c.
Suhu meningkat
d.
Nafsu makan menurun
e.
Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya.
Lama-lama tinja berwarna hijau dan asam.
f.
Anus lecet
g.
Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi
volume darah berkurang nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan
darah turun, kesadaran menurun dan diakhiri dengan shok.
h.
Berat badan turun
i.
Turgor kulit menurun
j.
Mata dan ubun-ubun cekung
k.
Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.
3.
Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki
urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit,
intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral,
kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae
ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru
muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus
panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan
diare akut.
(Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat
Jenderal PPM dan PL tahun 2007)
4.
Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:
·
Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik
yang sudah dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
·
Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi
pada bayi sering memasukkan tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus
ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
·
Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan
tidak memasak air dengan air yang benar.
·
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah
selesai buang air besar.
5. Tanda
dan Gejala
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
- Muntah
- Badan lesu atau lemah
- Panas
- Tidak nafsu makan
- Darah dan lendir dalam kotoran
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
- Muntah
- Badan lesu atau lemah
- Panas
- Tidak nafsu makan
- Darah dan lendir dalam kotoran
6.
Akibat
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh penderita mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami tergolong berat, misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat mengancam. Orang bisa meninggal dalam beberapa jam setelah diare dan muntah yang terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat penderita diare terlambat ditangani.
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh penderita mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami tergolong berat, misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat mengancam. Orang bisa meninggal dalam beberapa jam setelah diare dan muntah yang terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat penderita diare terlambat ditangani.
7.
Pencegahan
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat.
a.
Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh
makanan.
b.
Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
c.
Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi
standar di lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih,
tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
d.
Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
e.
Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan,
kaki, dan muka.
f.
Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di
sembarangan tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
g.
Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan
tempat tinggal, seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
h.
Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi
standar. Misalnya, jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau
sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian,
warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak,
mandi, dan sebagainya.
8.
Pertolongan Pertama
Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang
perlu segera dilakukan:
a.
Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau
dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering
lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas
air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam.
Ambil air masak satu gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung
sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin
ia mau minum.
b.
Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan
tidak merangsang lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
c.
Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila
muntaber tidak berhenti dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang
berlebihan, tidak dapat minum atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali
serta terdapat darah dalam tinja.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan
cair. Buangan air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan
frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
2.
Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air
besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 x buang air
besar.
Dari berbagai sumber
9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar