Sabtu, 14 April 2012

proses laktasi dan menyusui


BAB I
PENDAHULUAN

Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya anatara lain ibu tidak memproduduksi cukup ASI atau bayinya tidak mau menghisap. Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan kerena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu kurang percaya diri bahwa Asi-nya cukup untuk bayinya. Disamping itu cara-cara menyusui yang tidak baik dan tidak benar dapat menimbulkan gangguan pada putting susu ibu.











BAB II
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

PENGERTIAN LAKTASI
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.
A.      ANATOMI FISIOLOGI PAYUDARA
1.    Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Payudara disebut Glandulla Mammae, berkembang sejak usia janin 6 minggu dan membesar karena pengaruh hormon ibu yang tinggi yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen meninggkatkan pertumbuhan duktus-duktus dan saluran penampung. Prosesteron merangsang pertumbuhan tunas-tunas alveoli. Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormon, adenokostikosteroid. dan tiroid juga diperlukan dalam kelenjar air susu.
Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat, dan jaringan lemak. Diameter payudara sekitar 10-12 cm. Pada wanita yang tidak hamil berat rata-r4ata sekitar 200 gram, tergantung individu. Pada akhir kehamilan beratnya berkisar 400-600 gram, sedangkan pada waktu menyusui beratnya mencapai 600-800 gram.
Besarnya payudara setiap wanita berbeda, tidak menjadi ukuran banyaknya ASI yang di produksi. Payudara terbagi 3 bagian:
a.    Korpus ( badan ) yaitu bagian yang besar
b.    Areola yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman
c.    Papilla ( putting ) yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Struktur payudara terdiri dari 3 bagian yaitu :
a.    Kulit
b.    Jaringan subkutan ( jaringan di bawah kulit )
c.    Corpus mammae terdiri dari :
·      Parenkin : duktus laktiferus uktus), duktulus (duktuli), lobus,alveoli.
·      Stroma
anatomi payudara
Ada 15-20 duktus laktiferus. Tiap duktus bercabang-cabang menjadi  20-40 duktuli. Duktulus bercabang-cabang menjadi 10-100 alveolus yang berfungsi sebagai satu kasatuan kelenjar. Payudara merupakan kumpulan dari sejumlah kelenjar susu tunggal.
Masing-masing duktus akan membentuk lobus dan duktulus akan  membentuk lobulus. Duktulus dan duktus berpusat kearah puting susu. Sebelum bermuara pada puting susu, masing-masing duktus melebar membentuk ampulla atau sinus yang akan berfungsi sebagai gudang air susu ibu. Sinus, duktus, dan alveolus dikelilingi oleh myoepitel yang dapat berkontraksi untuk memompa ASI. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang memberi zat-zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau sintesis air susu ibu.
Bagian stroma mdari payudara tersusun dari bagian-bagian berikut:
a.       Jaringan ikat
b.      Jaringan lemak
c.        Pembuluh darah
d.      Syaraf
e.       Pembuluh limpa
Puting susu dan areola (daerah sekitar puting susu yang berpigmentasi lebih) adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Pada puting susu dan areola terdapat ujung-ujung syaraf peraba yang penting pada proses refleks saat menyusui. Puting susu mengandung otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusu. Dengan cekapan bibir bayiyang menyeluruh pada daerah tersebut, ASI akan keluar dengan lancar.
Pada umumnya putting susu menonjol keluar. Meskipun demikian, kadang dijumpai putting yang panjang, datar (flat nipples), atau masuk ke dalam (inverted nipples). Namun, bentuk putting tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi. Hal terpenting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan seperti dot ke dalam mulut bayi. Kadang-kadang terdapat pula putting yang tidak lentur, terutama pada bentuk yang terbenam sehingga butuh penanganan khusus, ibu dengan kondisi seperti itu perlu mendapatkan perawatan payudara sejak sebelum masa laktasi.
Pada ujung putting susu terdapat 15-25 muara lobus (duktus laktiferus), sedangkan areola mengandung sejumlah kelenjar, misalnya Kelenjar Montgory yang berfungsi sebagai kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar putting tetap lunak dan lentur.
        Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).
puting 1
Gambar 2. Bentuk puting susu normal
puting 2
Gambar 3. Bentuk puting susu pendek
puting 3
Gambar 4. Bentuk puting susu panjang
puting 4
Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

B.       DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI
1.           Yakinkan ibu bahwa ibu dapat menyusui, dan ASI adalah yang terbaikuntuk bayinya serta ibu dapat memproduksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi dan tidak tergantung pada besar kecilnya payudara ibu.
2.           Memastikan bayi mendapat ASI yang cukup
3.           Membantu ibu mengembangkan keterampilan dalam menyusui.
4.           Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi pada dirinya dan mengerti bahwa perubahan tersebut normal.
5.           Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
6.           Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
7.           Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama. Ini penting sekali untuk membina hubungan/ikatan disamping bagi pemberian ASI. Bayi yang normal berada dalam keadaan bangun dan sadar selama beberapa jam pertama sesudah lahir. Kemudian mereka akan memasuki suatu masa tidur pulas. Penting untuk membuat bayi menerima ASI pada waktu masih terbangun tersebut. Seharusnya dilakukan perawatan mata bayi pada jam pertama sebelum atau sesudah bayi menyusui untuk pertama kalinya. Buatlah bayi merasa hangat dengan membaringkannya dan menempel pada kulit ibunya dan menyelimuti mereka. Jika mungkin dilakukan ini paling sedikit 30 menit, karena pada saat itulah kebanyakan bayi siap menyusui.
8.           Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul. Ibu harus menjaga agar tangan dan putting susunya selalu bersih untuk mencegah kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Ini juga mencegah luka pada putting susu dan infeksi pada payudara. Seorang ibu harus mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh putting susunya dan sebelum menyusui bayinya. Ibu juga harus mencuci tangan sesudah membuang air kecil atau air besar atau menyentuh sesuatu yang kotor. Ibu harus membersihkan payudaranya dengan air bersih satu kali sehari, tidak boleh mengoleskan krim, minyak, alkohol atau sabun pada putting susunya.
9.           Bantulah ibu waktu pertama kali memberi ASI.
  Posisi menyusui yang benar disini adalah penting.
·           Berbaring miring. Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri
·           Duduk. Penting untuk memberikan topangan / sandaran pada punggung ibu dalam posisinya tegak lurus (90’) terhadap pangkuannya. 
Tanda-tanda bahwa bayi telah berada pada posisi yang baik pada payudara.
a)        Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
b)        Mulut dan dagunya berdekatan denga payudara.
c)        Areola tidak akan bisa terlihat denga jelas.
d)       Anda dapat melihat bayi melakukan hisapan yang lamban dan dalam, dan
e)        Menelan ASI-nya.
f)         Bayi terlihat tenang dan senang.
g)        Ibu tidak merasakan adanya nyeri pada putting susu.
10.     Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yang sama (rawat gabung, rooming in). Dengan demikian ibu dapat dengan mudah menyusui bayinya bila lapar. Ibu harus belajar mengenali tanda-tanda yang menunjukan bahwa bayinya lapar. Bila ibu terpisah tempatnya dari bayi maka ibu akan lebih lama belajar mengenali tanda-tanda tersebut.
11.     Memberikan ASI sesering mungkin.
Biasanya bayi baru lahir minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam. Selama 2 hari pertama sesudah lahir beberapa bayi tidur panjang selama 6-8 jam. Untuk memberikan ASI pada bayi dengan cara membangunkannya selama siklus tidurnya setia 2-3 jam.
12.     Memberikan Kolostrum dan ASI saja
Makanan lain termasuk air dapat membuat bayi sakit dan menurunkan persediaan ASI ibunya, karena ibu memproduksi ASI tergantung pada seberapa banyak ASI dihisap oleh bayi. Makin banyak ASI yang dihisap oleh bayi makin banyak produksi ASI ibu.
13.     Hindari susu botol dan dot empeng.
Susu botol dan dot empeng membuat bayi bingung putting karena mekanisme menghisap botol dandot empeng berbeda dari mekanisme menghisap putting susu pada ibunya.
14.     Mendukung suami dan keluarga yang mengerti bahwa ASI dan menyusui paling baik untuk bayi, untuk memberikan dorongan yang baik bagi ibu agar lebih berhasil dalam menyusui
15.     Peran petugas kesehatan sangat penting dalam membantu ibu-ibu menyusui yang mengalami hambatan dalam menyusui.
16.     Imflikasi kode WHO, yaitu antara lain : melarang promosi PASI, melarang pemberian sample PASI, bidan tidak boleh menerima hadiah dari produsen PASI, mencantumkan komposisi dan mencantumkan bahwa ASI adalah yang terbaik, petugas harus mendukung pemberian ASI.








BAB III
PENUTUP
Menyusui merupakan cara yang ideal bagi ibu untuk memberikan kasih sayang pada anaknya dan cara terbaik memenuhi kebutuhan gizi bayi. Dengan menyusui, hubungan batin yang hangat antara ibu dan bayi akan terjalin erat. Sewaktu menyusu dan berada dalam dekapan ibu, bayi merasakan sentuhan kulit ibu yang lembut dan hangat serta mendengan detak jantung ibu yang akan memberikan rasa aman dan tentram. Kelekatan antara ibu dan bayinya sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan pribadi bayi kelak. Jika ibu selalu ada jika dibutuhkan akan menimbulkanrasa lekat. Ini akan membuat percaya pada orang lain dan menumbuhkan percaya diri. Anak yang mendapat kasih sayang dari ibu juga akan memiliki potensi mengasihi orang lain.
Afeksi yang tumbuh pada diri anak melalui proses menyusui akan menjadi dasar perkembangan emosi yang hangat pada diri anak terhadap dunia sekelilingnya. Dengan demikian, proses menyusui merupakan stimulasi yang penting untuk perkembangan mental, kecerdasan dan sosial emosi anak. Hal ini penting untuk pertumbuhan psikologis yang sehat. Sealain itu juga ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.
Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayinya agar dapat sukses dalam memberikan yang terbaik.





DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum, Pusdiknakes WHO, JHIPIEGO 2001
Perawatan Ibu Paska Melahirkan, Mellyna Huliana Amd. Keb.
Manajemen Laktasi, Depkes RI 1992
Modul Pelatihan Tatalakasana Ibu Hamil, Bersalin dan BBL, PERINASIA Cab, Jawa Barat 2001.
Myles Texbook for Midwifery, V. ruth Bennet & Linda 1999
http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/
http://ayumarthasari.wordpress.com/2009/12/23/anatomi-dan-fisiologi-payudara/
Diposkan oleh Endah Purnasari, S.Si.T di 09:36
http://endahpurnasari.blogspot.com/2010/07/proses-laktasi-dan-menyusui.html



Tidak ada komentar: