Sabtu, 14 April 2012

kala Tiga Persalinan


INTRA NATAL CARE
KALA TIGA PADA PERSALINAN




Disusun oleh :
                                                             SURATMI ( D201001094 )


AKBID GRAHA MANDIRI CILACAP
Oktober 2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002). Jadi persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau jalan lainnya
Didalam persalinan, kala tiga merupakan hal yang penting yang harus diuperhatikan, karena didalam kala tiga hal yang fatal bisa terjadi apabila tidak ditangani dengan baik oleh bidan.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang kala tiga dalam persalinan.

B.     Tujuan
a)      Umum
Mampu memahami secara menyeluruh tentang fisiologi kala III dalam persalinan dan asuhan kebidanan yang diberikan pada Kala III  persalinan.
b)      Tujuan Khusus
1.    Dapat mengetahui batasan fisiologi Kala III.
2.    Dapat menjelaskan fisiologi Kala III.
3.    Dapat mengetahui penatalaksanaan kala III persalinan.
4.    Dapat mengetahui menejemen aktif persalinan kala III.
C.     Manfaat
Dapat  meingkatkan pengetahuan tentang persalinan kala tiga dan bagaimana cara menatalaksana komplikasinya.













BAB II
KAJIAN TEORI

Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus (spontan atau dengan stimulus) setelah kala dua selesai. Berat plasenta mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan. Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan pemisahan dan metode ekspulsi plasenta. Selaput ketuban dikeluarkan dengan penonjolan bagian ibu atau bagian janin.           
            Pada kala III, otot uterus (miometrium)berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.           
Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri, tempat implantassi plasenta. Akibatnya, plasenta akan lepas dari tempat implantasinya.
1.        Pengertian
Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.    
2.        Batasan kala
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu


3.        Fisiologi kala tiga persalinan
Cara-cara Pelepasan Plasenta :     
1.         Metode Ekspulsi Schultze   
      Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta. Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan per vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat di fundus.        
2.         Metode Ekspulsi Matthew-Duncan 
      Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini patologik.Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral.      
     Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah anak lahir lengkap.
Beberapa Prasat untuk mengetahui apakah plasenta lepas dari tempat implantasinya :
1.      Prasat Kustner.           
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.          

2.      Prasat Strassmann      
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.
3.      Prasat Klein    
    Wanita tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. 

Adapun tanda – tanda pelepasan plasenta yaitu :
a.       Perubahan bentuk dan tinggi fundus.     
    Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat.           
b.      Tali pusat memanjang.    
    Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
c.       Semburan darah mendadak dan singkat.
   
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar di bantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Tanda ini kadang – kadang terlihat dalam waktu satu menit setelah bayi lahir dan biasanya dalam 5 menit.  


4.        Penatalaksanaan kala tiga persalinan
·         Atonia uteri terjadi  uterus tidak berkontraksi atau tidak berkontraksi secara terkoordinasi dan ujung pembuluh darah di tempat implantasi plasenta tidak dapat dihentikan sehingga perdarahan menjadi tidak terkendali
·         Beberapa faktor menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan:
a.       Jumlah air ketuban yg berlebihan (pohidramnion)
b.      Kehamilan Gemeli/kembar
c.       janin besar (makrosomia)
d.      Kala satu dan dua persalinan yg memanjang
e.       Persalinan cepat
f.       Persalinan yg diinduksi / dipercepat dgn oksitosin (augmentasi)
g.       Infeksi intrapartum


PENUTUP
KESIMPULAN
Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu


Referensi Dari berbagai Sumber
           


Tidak ada komentar: