Hormon
& Reproduksi
Reproduksi manusia yang normal melibatkan interaksi antara berbagai hormon dan organ, yang diatur oleh hipotalamus (suatu daerah di otak).
Pada pria dan wanita, hipotalamus menghasilkan hormon yang disebut releasing factors (RH).
Reproduksi manusia yang normal melibatkan interaksi antara berbagai hormon dan organ, yang diatur oleh hipotalamus (suatu daerah di otak).
Pada pria dan wanita, hipotalamus menghasilkan hormon yang disebut releasing factors (RH).
RH berjalan ke hipofisa (sebuah kelenjar yang
terletak di bawah hipotalamus) dan merangsang hipofisa untuk melepaskan hormon
lainnya. Misalnya gonadotropin-releasing hormones (dihasilkan oleh hipotalamus)
merangsang hipofisa untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating
hormone (FSH). LH dan FSH merangsang pematangan kelenjar reproduktif dan
pelepasan hormon seksual:
¨
Ovarium pada wanita
melepaskan estrogen
¨
Testis pada pria
melepaskan androgen (misalnya testosteron).
Hormon seksual juga dilepaskan oleh kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal.
Hormon seksual juga dilepaskan oleh kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal.
Pola pelepasan hormon dan kadar hormon di dalam
darah merupakan petunjuk dari adanya perangsangan maupun penghambatan dalam
pelepasan LH dan FSH oleh hipofisa. Misalnya, penurunan kadar hormon seksual
merangsang hipofisa untuk melepaskan lebih banyak banyak LH dan FSH. Hormon
dilepaskan setiap 1-3 jam, karena itu kadar hormon di dalam darah biasanya
turun naik.
PUBERTAS
Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi.
Pubertas berhubungan dengan pertumbuhan yang pesat dan timbulnya ciri-ciri seksual sekunder.
Pada saat lahir, kadar LH dan FSH adalah tinggi, tetapi beberapa bulan kemudian menurun dan tetap rendah sampai masa pubertas. Pada awal masa pubertas, kadar kedua hormon tersebut meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual.
Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi.
Pubertas berhubungan dengan pertumbuhan yang pesat dan timbulnya ciri-ciri seksual sekunder.
Pada saat lahir, kadar LH dan FSH adalah tinggi, tetapi beberapa bulan kemudian menurun dan tetap rendah sampai masa pubertas. Pada awal masa pubertas, kadar kedua hormon tersebut meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual.
Peningkatan
kadar hormon menyebabkan:
¨ Pematangan payudara, ovarium, rahim dan vagina
¨ Dimulainya siklus menstruasi. Timbulnya ciri-ciri
seksual sekunder (misalnya rambut kemaluan dan rambut ketiak). Perubahan tersebut
terjadi secara berurutan selama masa pubertas sampai terjadi kematangan
seksual.
MASA PUBERTAS
MASA PUBERTAS
Pada
anak perempuan, perubahan yang pertama kali terjadi pada masa pubertas biasanya
adalah penonjolan payudara, yang segera diikuti dengan tumbuhnya rambut
kemaluan dan rambut ketiak. Jarak antara penonjolan payudara dengan siklus
menstruasi yang pertama biasanya sekitar 2 tahun. Bentuk tubuh berubah dan
persentase lemak tubuh bertambah. Pertumbuhan badan yang pesat (terutama
penambahan tinggi badan) biasanya dimulai sebelum payudara membesar. Selain itu
dari vagina keluar cairan yang jernih atau keputihan dan terjadi penambahan
lebar tulang panggul.
Pertumbuhan badan relatif paling cepat terjadi pada masa awal pubertas (sebelum siklus menstruasi mulai). Lalu pertumbuhan menjadi lambat dan biasanya berhenti pada usia 14-16 tahun. Pada anak laki-laki adalah sebaliknya, pertumbuhan badan yang paling pesat terjadi pada usia 13-17 tahun dan terus berlangsung sampai awal 20 tahun.
Pada anak perempuan, pubertas biasanya terjadi pada usia 9-16 tahun. Anak perempuan rata-rata mengalami masa pubertas 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki.
Usia pubertas tampaknya dipengaruhi oleh kesehatan dan gizi anak, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan. Anak perempuan yang agak gemuk cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih awal, sedangkan anak perempuan yang kurus dan kekurangan gizi cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih lambat. Siklus yang pertama juga terjadi lebih awal pada anak perempuan yang tinggal di kota.
Pertumbuhan badan relatif paling cepat terjadi pada masa awal pubertas (sebelum siklus menstruasi mulai). Lalu pertumbuhan menjadi lambat dan biasanya berhenti pada usia 14-16 tahun. Pada anak laki-laki adalah sebaliknya, pertumbuhan badan yang paling pesat terjadi pada usia 13-17 tahun dan terus berlangsung sampai awal 20 tahun.
Pada anak perempuan, pubertas biasanya terjadi pada usia 9-16 tahun. Anak perempuan rata-rata mengalami masa pubertas 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki.
Usia pubertas tampaknya dipengaruhi oleh kesehatan dan gizi anak, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan. Anak perempuan yang agak gemuk cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih awal, sedangkan anak perempuan yang kurus dan kekurangan gizi cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih lambat. Siklus yang pertama juga terjadi lebih awal pada anak perempuan yang tinggal di kota.
SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang pertama kali (disebut menarke) paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai tterjadinya menopause.
Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1). Siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur. Jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur.
Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender.Dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.
Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telulr ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma.
Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus bisa berlangsung selama 3-5 hari, kadang sampai 7 hari.
Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Siklus menstruasi terbagi menjadi 3 fase:
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium.
Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase Ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya; nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan.
Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang pertama kali (disebut menarke) paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai tterjadinya menopause.
Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1). Siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur. Jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur.
Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender.Dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.
Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telulr ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma.
Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus bisa berlangsung selama 3-5 hari, kadang sampai 7 hari.
Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Siklus menstruasi terbagi menjadi 3 fase:
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium.
Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase Ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya; nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan.
Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana
masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum
matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang
tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi
berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan
dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian
dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam
otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam
aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium.
Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel
telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon
yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen
bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh
dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima
sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang
lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah
berhubungan intim.
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon
dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH).
Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel
telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat
ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur
tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa
hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya
“menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah
diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat
dideteksi dengan GEATEL ®. Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam
rahim.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut
tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadinya proses menstruasi
berikutnya.
Mensruasi
Tidak Harus Teratur
Beberapa gadis remaja memiliki siklus menstruasi
seperti kerja jam. Lainnya memiliki siklus berbeda tipis tiap bulannya.
Beberapa remaja mendapatkan siklus yang teratur, namun meloncati satu periode
atau mengalami menstruasi lebih lama akibat stres. Faktanya, ketika kamu sedang
dalam perjalanan atau terjadi perubahan jadwal dalam aktivitas sehari-hari,
siklus menstruasi akan telat. Semua hal ini adalah normal.
Disebut normal pula bila lama siklus menstruasi
pada remaja putri bervariasi. Kadang-kadang, darah keluar selama dua hari,
kadang selama tujuh hari. Hal tersebut karena tingkat produksi hormon pada
tubuh berbeda-beda dari satu siklus ke siklus selanjutnya. Dan, hal ini
mempengaruhi banyaknya dan lama darah keluar.
Jadi, bagaimana mengetahui bahwa siklus
menstruasi tidak teratur? Kamu harus memperhatikan tanda-tanda pada tubuh.
Tanda-tanda tersebut meliputi :
- Kejang pada punggung dan otot terasa kencang.
- Payudara yang lebih berat.
- Sakit kepala.
- Jerawat bermunculan.
- Waktu tidur yang nggak normal.
- Gangguan pada mood.
- Bengkak-bengkak pada tubuh.
- Kejang pada punggung dan otot terasa kencang.
- Payudara yang lebih berat.
- Sakit kepala.
- Jerawat bermunculan.
- Waktu tidur yang nggak normal.
- Gangguan pada mood.
- Bengkak-bengkak pada tubuh.
Siklus menstruasi yang nggak teratur adalah
perubahan yang normal terjadi pada gadis remaja. Pada titik tertentu selama
masa pertumbuhan, kamu akan menemukan siklusmu. Hal ini biasa terjadi tiga
tahun setelah mestruasi pertama.
Bagaimanapun, remaja putri bisa mengalami siklus
menstruasi yang nggak teratur atau stop mengalami menstruasi akibat efek
pengobatan, aktivitas yang berlebihan, minimnya berat badan, atau nggak cukup
mengonsumsi kalori.
Beberapa perempuan mengalami siklus menstruasi
nggak teratur akibat tubuh mereka memproduksi terlalu banyak androgen, hormon
yang menyebabkan peningkatan massa otot, rambut di wajah, perubahan suara pada
laki-laki, dan meningkatkan berat badan pada perempuan. Jumlah androgen yang
tinggi dapat juga menyebabkan pertumbuhan rambut pada wajah, dagu, dada, dan
perut.
Jika menemui permasalahan tersebut atau jika
siklus menstruasi nggak teratur terjadi lebih dari tiga tahun, temuilah dokter.
Dokter kemungkinan akan memberikan pil hormon atau pengobatan lainnya atau
rekomendasi untuk mengubah gaya hidup agar siklus menstruasi bisa teratur
Siklus menstruasi dan masa subur
Siklus menstruasi sangat berhubungan erat dengan
masa subur (ovulasi). Dengan mengetahui siklus menstruasi, maka kita dapat
memahami mengenai terjadinya ovulasi & bisa mengetahui kapan kira-kira masa
subur akan terjadi. Selain itu dengan mengetahui siklus mentruasi kita juga
dapat mengetahui apabila terjadi perubahan/ketidakteraturan pada siklus
menstruasi.
Siklus menstruasi sendiri adalah periode waktu
mulai dari peluruhan sampai dengan pembentukan kembali dinding rahim
(endometrium). Dan diantara waktu tersebut terletak masa subur yang
memungkinkan untuk terjadi kehamilan apabila melakukan hubungan seksual tanpa
pelindung. Untuk mengenal lebih jelas mengenai siklus menstruasi &
perubahan yang terjadi selama siklus tersebut'
Siklus menstruasi dimulai dengan terjadinya
menstruasi (peluruhan dinding rahim) yang biasanya berlangsung selama 3-7 hari.
Pada minggu berikutnya terjadi pembentukan folikel yang dipicu oleh adanya
hormon FSH (follicle stimulating hormone) yang dikeluarkan oleh kelenjar di
bawah otak. Folikel tersebut akan melepaskan hormon estradiol (suatu hormon
estrogen) yang berfungsi untuk menebalkan dinding rahim sebagai persiapan
apabila terjadi pembuahan. Selanjutnya folikel akan membesar & menjadi
matang serta melepaskan sel telur.
Masa subur (ovulasi) ditandai dengan pecahnya
folikel & keluarnya sel telur, yang nantinya akan tersimpan di dalam tuba
falopi menunggu sperma untuk membuahi. Saat folikel hancur maka folikel
tersebut akan berubah bentuk menjadi corpus luteum yang akan mengeluarkan
hormon progesterone. Hormon progesterone ini berfungsi untuk menyiapkan lapisan
dinding dalam rahim tempat sel telur nantinya akan menempel apabila terjadi
pembuahan. Apabila pembuahan tidak terjadi maka kadar hormon estrogen &
progesterone di dalam tubuh akan menurun & dinding rahim pun akan meluruh
kembali. Gambar di atas adalah contoh siklus menstruasi yang berlangsung selama
28 hari.
Beberapa kondisi dapat mempengaruhi keseimbangan
hormon seksual di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi.
Masalah gangguan kesuburan dapat timbul akibat dari ovulasi yang prematur,
menstruasi yang terlalu banyak, terjadinya perdarahan di antara siklus
menstruasi atau bahkan amenorrhea (tidak terjadinya menstruasi bukan selain
akibat dari kehamilan). Dengan mencatat/mengetahui siklus mentruasi maka dapat
digunakan untuk mendiagnosa ketidak teraturan dalam siklus menstruasi.
Ketidakteraturan siklus menstruasi dapat disebabkan oleh adanya kista, PCOS
(polycystic ovarian syndrome) ataupun masalah ginekologi lainnya.
Perubahan yang terjadi saat masa subur
Berikut adalah contoh perubahan hormon yang
terjadi di dalam tubuh pada saat masa subur & pengaruhnya terhadap lendir
di vagina serta suhu tubuh.
Pada saat terjadi masa subur yang ditandai dengan
lonjakan hormon estrogen & progesterone, maka lendir di daerah vagina akan
berubah menjadi lebih cair yang memungkinkan sperma untuk dapat bertahan hidup
di dalam vagina. Masa subur juga ditandai dengan perubahan suhu basal tubuh yang
menandai pelepasan sel telur.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar