Sabtu, 14 April 2012

tiga terlambat


KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya, dan menberikan kesehatan , kesempatan, dan kemauan hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam tak lupa pula penulis panjatkan ke junjungan kita  Nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT, hingga kita dapat menikmati indahnya Dinul Islam. Makalah ini berisi tentang pelanggaran kode etik kebidanan3 Terlambat yang dapat meningkatkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu memberikan bimbingan, masukan, dan dukungan dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat di selesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1.      Uti Lestari, S.Si.T, Direktur Akbid Graha Mandiri Cilacap
2.      Wiwit Desi Intarti, M.Keb, selaku pembimbing
3.      Para orang tua yang tanpa henti memberikan doa dan dukungannya kepada saya
4.      Teman-teman seperjuangan yang selalu memotivasi saya
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak khususnya pembaca dalam bentuk kritik dan saran yang membangun demi perbaikan serta kesempurnaan tugas dan karya penulis selanjutnya.

Cilacap, februari 2011


Suratmi

DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL                                                                         
KATA PENGANTAR…………………………………                   1
DAFTAR ISI…………………………………………...                   2
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………….                   3
B.     Identifikasi Masalah…………………………….                  3
C.     Rumusan Masalah………………………………                   4
D.    Tujuan Penulisan………………………………..                   4
E.     Manfaat Penulisan………………………………                  4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian………………………………………                   6
B.     Penyebab……………………………………….                    6
C.     Faktor – faktor            ………………………………….                   7
D.    Penanganan……………………………………..                   9
BAB III TINJAUAN KASUS…………………………                  11
BAB IV PEMBAHASAN KASUS……………………                  12
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………….                   13
B.     Saran……………………………………………                  13
DAFTAR PUSTAKA            ………………………………..…                  14



BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Pemantauan secara dini bagi wanita hamil memang hal yang harus diperhatikan untuk dapat mengetahui setiap kali ada permasalahan yang timbul. Derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih belum memuaskan. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi masih tinggi. Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang, menurut laporan UNICEF di negara miskin sekitar 25% - 50% kematian wanita usia subur disebabkan karena komplikasi kehamilan, kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama kematian ibu karena tidak semua kehamilan berakhir dengan persalinan yang berlangsung normal. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 90 % kematian ibu disebabkan komplikasi obstetri. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya bila tidak ditangani dengan memadai. Indonesia menempatkan penurunan AKI sebagai program prioritas mengingat kira-kira 90% kematian ibu terjadi di saat sekitar persalinan dan kira-kira 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetric. Memperhatikan AKI dan AKB dapat dikemukakan bahwa :
1.      sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama
2.      tejadinya tiga terlambat pada kehamilan
3.      pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional (Manuaba, 1998).
Oleh karena keadaan tersebut saya mengambil makalah dengan judul ” Tiga Terlambat Yang Dapat Mengakibatkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB ).

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dengan adanya masalah Tiga Terlambat Yang Dapat Meningkatkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematia Bayi Bidan seharusnya melakukan identifikasi untuk menangani masalah tersebut. Tiga Terlambat biasanya disebabkan oleh keadaan kesehatan ibu hamil, ibu hamil melahirkan dirumah dan Fasilitas kesehatan di daerah pedesaan terisolasi karena kurangnya infrastruktur dan komunikasi. Kebijakan Departemen kesehatan mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah dengan mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi oleh bidan dan pelayanan obstetri sedekat mungkin pada ibu hamil.

C.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian masalah dari latar belakan :
1.      Kenapa Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB bisa terjadi ?
2.      Apa penyebab Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB ?
3.      Kapan Terjadinya Tiga Terlanbat yang mengakibatkan AKI dan AKB ?
4.      Siapa yang berperan dalam mengatasi Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB ?
5.      Apa yang harus dilakukan untuk menangani Tiga Terlambat ?

D. TUJUAN PENULISAN
1.      Tujuan Umum
o   Untuk mengetahi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB
2.      Tujuan Khusus
o   Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB
o   Mendeskripsikan pencegahan kematian dengan mengurangi Tiga Terlambat


E. MANFAAT PENULISAN
a.      Manfaat Bagi Mahasiswa Kebidanan
Hasil penulisan  ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa jurusan kebidanan
b.      Manfaat Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB
c.       Manfaat Bagi Masyarakat
Dengan adanya penulisan ini ibu hamil dapat termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap yang positif, sehingga dapat menekan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) serta meningkatkan kesehatan.
d.      Manfaat Bagi Institusi Pendidik
Sebagai bahan tambahan bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap





















BAB II           
TINJAUAN PUSTAKA

A.PENGERTIAN
Tiga Terlambat yaitu suatu keadaan dimana ibu hamil Terlambat mengenal tanda bahaya, Terlambat dalam mengambil keputusan untuk mencari Pertolongan, dan Terlambat dalam mengirim, dan menerima perawatan yg sesuai di fasilitas kesehatan.
Selama ini kita mengenal 3 Terlambat. Tapi yang diketahui berkaitan dengan tingginya AKI dalam buku MPS dari “Population Reference Bureau Mahmoud Fathlalla mantan president FIGO” di sebutkan mengenai 4 Terlambat yaitu :
1. Terlambat mengenal tanda bahaya
2. Terlambat mengambil keputusan
3. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
4. Terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan
Pada Tiga Terlambat :
Pertama, terlambat mengenal tanda bahaya misalnnya kelainan atau penyakit pada ibu hamil. “Kebanyakan disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah.
Kedua, terlambat mengambil keputusan dalam mencari pertolongan, yang akhirnya terlambat menuju kerumah sakit.
Ketiga, terlambat mengirim dan menangani. ”Karena sudah terlambat sampai di tempta rujukan, kondisi ibu sudah makin melemah. Ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang. Akhirnya benar-benar terlambat ditangani.
B.PENYEBAB
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di Indonesia ada dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung sekitar 50 % AKI terjadi oleh pendarahan waktu hamil, 13% terjadi eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat hamil, komplikasi  abortus,  saat persalinan  misalnya  partus  lama  serta sesudah persalinan (nifas) misalnya infeksi, atonia uteri. Beberapa penyebab tidak langsung  terbagi dalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan.
Untuk kematian bayi sebagian besar terjadi pada waktu baru saja lahir atau neonatal sampai usia satu bulan. Pada waktu baru saja lahir atau disebut neonatal misalnya asfiksia, berat badan lahir rendah, tetanus neonatorum, masalah pemberian minum, infeksi dan gangguan darah. Sampai usia bayi menginjak satu bulan misalnya diare.
Dan dalam kontek situasi tersebut, alasan perempuan mengalami keterlambatan tersebut yaitu karendakam hal ini pembuatan keputusan tidak berada di tangan wanita atau ibu hamil.
C.FAKTOR – FAKTOR TIGA TERLAMBAT
Keterlambatan ibu hamil mendapatkan pelayanan  perinatal juga  disebabkan oleh faktor sosial ekonomi masyarakat  seperti pendidikan, pendapatan, pengambilan keputusan, jarak, biaya dan birokrasi rumah sakit.
Dari beberapa faktor tersebut  di atas, tingkat pendidikan merupakan faktor yang sangat berperan dalam pemilihan penolong persalinan, karena tingkat pendidikan dapat menunjukkan tingkat status kesehatan seseorang (Basov, 2002: 2;  Folland, et al, 2001: 116). Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar kepedulian terhadap kesehatan.  Dengan  pendidikan yang baik   memberikan pada wanita kekuasaan  dan kepercayaan diri untuk   mengambil tanggung jawab atas wanita itu sendiri (Soemanto, 1990). 
Beberapa faktor yang berkaitan dengan Tiga Terlambat :
A.    Beberapa hal yang berkaitan dengan terlambat mengenal tanda bahaya adalah karena faktor :
o   Faktor pengetahuan yang masih rendah tentang kesehatan ibu hamil dan melahirkan
o   Faktor sosial budaya yang masih kuat berkaitan dengan kebiasaan dalam mengatasi masalah kesehatan
B.     Beberapa hal yang berkaitan dengan terlambat mengambil keputusan adalah karena faktor :
o   Faktor pengetahuan yang masih rendah tentang kesehatan ibu hamil dan melahirkan sehingga suami tidak dapat memutuskan sendiri
o   Faktor sosial budaya yang masih kuat berkaitan dengan kebiasaan dalam mengatasi masalah kesehatan khususnya masih kuatnya pendapat dari orang yang lebih tua
C.     Beberapa hal yang berkaitan dengan terlambat mencapai fasilitas kesehatan adalah karena faktor :
o   Jarak yang terlampau jauh dan ketersediaan transportasi yang kurang memadai dan masih bersifat tradisional. Pada daerah terpencil khusunya sehingga menyebabkan ibu hamil  memilih persalinan di rumah  dengan bantuan dukun, sehingga  apabila mengalami komplikasi saat persalinan tidak segera mendapatkan pertolongan yang memadai. Hal ini sering menyebabkan  kematian ibu dan bayi.
o   Sarana transportasi yang tidak menunjang
o   Tingkat kesulitan geografis yang sulit dilewati oleh kendaraan
o   Waktu tempuh yang sangat jauh dari tempat pelayanan kesahatan
D.    Berkaitan dengan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan dalah karena faktor :
o   Kesiapan petugas yang kuarng trampil dan cekatan
o   Ketersediaan bahan & alat yang kurang memunuhi standar
o   Sikap petugas yang kurang memihak pada pasien
Rendahnya cakupan pemeriksaan selama kehamilan, akibat persalinan yang kurang bersih dan kebiasaan pada ibu-ibu hamil yang belum memenuhi persyaratan medis dan kesehatan juga menyebabkan tingginya AKI di Indonesia. SDKI 1994 menemukan kenyataan bahwa sebagian besar persalinan ditolong oleh dukun dan bukan tenaga kesehatan, dan sebanyak  70,6 % persalinan dilakukan  di rumah yang tidak  jarang jauh dari syarat  bersih dan sehat.
penyebab lain tingginya kematian ibu karena kurangya Akses Ibu Bersalin terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang disebabkan penyebaran tempat pelayanan kesehatan yang belum optimal, kualitas dan efektifitas pelayanan kesehatan ibu belum memadai, sistem rujukan kesehatan maternal belum mantap, dan lemahnya manajemen kesehatan di berbagai tingkat, kedudukan wanita dalam keluarga masih rendah, sosial budaya tidak mendukung.


D. PENANGANAN

Untuk mengatasi 3 terlambat tersebut, pemerintah mempunyai Program Utama MPS yang responsif Gender, mencakup :
1. Pelayanan Antenatal
2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
3. Penanganan komplikasi kebidanan
4. Pelayanan Nifas dan Neonatal
5. Pelayanan Keluarga Berencana.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk percepatan penurunan AKI bahkan mengajak peran serta masyarakat dan LSM salah satunya adalah dengan adanya kebijakan Making Pregnancy Safer (MPS) dengan 3 Pesan Kunci dan 4 Strategi.
Tiga Pesan Kunci:
o   Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan terampil.
o   Setiap komplikasi obsteri dan neonatal ditangani secara adekuat
o   Setiap usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran.

Empat Strategi:
o   Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di tingkat dasar dan rujukan.
o   Membangun kemitraan yang efektif.
o   Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat.
o   Meningkatkan sistem surveilans monitoring dan informasi KIA, juga pembiayaan.
Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI yaitu :
1.      Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan, melalui :
a.       Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain berupa penyediaan tenaga bidan di desa, kesinambungan keberadaan bidan desa, penyediaan fasilitas pertolongan persalinan pada polindes/pustu dan puskesmas.
b.      Penyediaan pelayanan kegawat daruratan yang berkualitas dan sesuai standar, antara lain bidan desa di polindes/pustu, puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar), Rumah sakit PONEK (Pelayanana Obstetri Neonatal Emergency Kualitas) 24 jam.
c.       Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor, antara lain dengan jalan menjalin kemitraan dengan pemda, organisasi profesi (IDI, POGI, IDAI, IBI, PPNI), Perinasia, PMI, LSM dan berbagai swasta.
d.      Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat, antara lain dalam bentuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya, pencegahan terlambat 1 dan 2 serta menyediakan buku KIA.
2.      Sosialisasi dan advokasi , melalui penyusunan hasil informasi cakupan program dan data informasi tentang masalah yang dihadapi daerah sebagai substansi. Kepada para penentu kebijakan agar lebih berpihak kepada kepentingan ibu dan anak.
Agar kehamilan, persalinan dan nifas berjalan lancar maka diperlukan  pelayanan kebidanan dengan standar yang efektif yaitu suatu standar yang dapat diobservasi dan diukur, realistic, mudah dilakukan dan dibutuhkan. Maka tugas bidan adalah memberikan asuhan  kebidanan  kepada  ibu  hamil, bersalin  dan  nifas  serta  bayi  baru  lahir, bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan, pertolongan persalinan, tindakan pertolongan pertama kegawatan obstetrik, pemeliharaan kesehatan anak balita dan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi, melakukan  pergerakan  dan  pembinaan  peran  serta  masyarakat  untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak dan untuk mengurangi adanya angka  kematian Ibu dan angka kematian Bayi(Syafrudin, 2007).




BAB III
TINJAUAN KASUS

Pasangan pengantin baru, Tn. M dan Ny.N, umur 24 dan 22 tahun. Ny. N akan melahirkan dirumah terjadi perdarahan, Tn. M bingung mencari pertolongan karena puskesmas jauh dan kendaraan sulit terjangkau dan tidak adanya biaya karena belum adanya persiapan. Setelah mendapat kendaraan Ny. N langsung dibawa ke bidan atau puskesmas. Setelah sampai di puskesmas Ny. N sudah kehabisan banyak darah dan di Puskesmas tenyata tidak ada stok darah yang sama dengan golongan darah Ny. N akhirnya bidan menyarankan Tn. M untuk merujuk istrinya ke Rumah Sakit. Karena Jarak antara Puskesmas dan Rumah Sakit jauh dan kondisi jalan rusak akhirnya sebelum sampai di Rumah sakit Ny. N meninggal di perjalanan.













BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Menekan pada keadaan Tiga Terlambat yang mengakibatkan angka kematian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ). Para wanita terutama pada Ibu hamil harus secara dini mempelajari akibat – akibat dari tiga terlambat.
Berkaitan dengan teori dan penerapan kasus tersebut Sebagai seorang bidan sebaiknya melakukan tindakan untuk mengurangi adanya  atau banyaknnya angka kematian ( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ).Yang ada didesa – desa atau tempat – tempat yang begitu jauh dari puskesmas atau rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai.
Dan diusahakan untuk pemerintah juga harus dapat memberikan Kebijakan kepada masyarakat untuk menurunkan angka kematian ibu yaitu dengan mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas. Melalui berbagai upaya antara lain peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan kemampuan petugas serta melalui dukungan dan kemitraan berbagai pihak untuk menekan peningkatan kematian ibu dan bayi.
Sedangkan keluarga dan masyarakat juga harus mempunyai kesiapan dalam menghadapi persalinan bila adanya kegawat daruratan yang terjadi pada ibu hamil tersebut ( dana, transportasi, donor darah). Dengan adanya hal semacam ini, kita semua, bidan, masyarakat, keluarga bisa mengurangi terjadinya Angka Kematian Bayi ( AKI ) dan Angka Kematian Ibu ( AKI ).









BAB V
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Tiga Terlambat yaitu Terlambat mengenal tanda bahaya, Terlambat dalam mengambil keputusan untuk mencari Pertolongan, dan Terlambat dalam mengirim, dan menerima perawatan yg sesuai di fasilitas kesehatan. Sebaiknya seorang bidan dapat mengantisipasi terjadinya Tiga Terlambat agar dapat mengurangi terjadinya AKI dan AKB. Setiap orang wanita yang sedang hamil memerlukan perhatian dari keluarga dan harus rutin memeriksakan kehamilannya untuk mengetahui apakah ada komplikasi atau tidak dalam kehamilannya. Sedangkan keluarga dan masyarakat juga harus mempunyai kesiapan dalam menghadapi persalinan bila adanya kegawat daruratan yang terjadi pada ibu hamil tersebut ( dana, transportasi, donor darah).

B.KRITIK DAN SARAN

o   Sebaiknya seorang bidan melakukan asuhan pada ibu hamil terkait dengan adanya Tiga Terlambat yang mengakibatkan AKI dan AKB
o   Bagi Ibu - ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin minimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
o   Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak .





DAFTAR PUSTAKA

2.      http://putrikusumawardhani.wordpress.com/Akses dan Pemanfaatan Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan pada Perempuan Miskin
3.      http://www.gemari.or.id/file/edisi78/gemari7835.PDF
9.      promkes.depkes.go.id.











Tidak ada komentar: