BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Diera
globalisasi sekarang ini, perubahan begitu cepat terjadinya sehingga kadang
kala kita sendiri belum siap untuk menyikapi perubahan tersebut. Perubahan
tersebut terjadi karena perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kian
canggihnya dan kian cepatnya sehingga mau tidak mau kita juga terkena imbasnya.
Dalam segala bidang, manusia terus menerus mengalami perubahan karena ilmu
pengetahuan terus menerus berkembang sehingga cara berpikir kita kian hari kian
maju.
Namun
sebaliknya, imbas dari perkembangan jaman itu sendiri tidak hanya bergerak
kearah positif, tetapi juga menawarkan sisi negatifnya kepada umat manusia
karena sebenarnya perkembangan teknologi tersebut seperti pedang bermata dua.
Hanya tinggal kita yang diberi akal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa ini memilih, mau
kearah yang benar atau salah demi mewujudkan keinginan kita. Seperti banyak
kejadian tentang imbas dari perkembangan jaman sekarang salah satunya
penyebaran penyakit yang mengerikan seperti HIV yang sampai sekarang belum ada
vaksin maupun obat untuk penyembuhannya. Virus HIV ditularkan kepada orang
sehat terutama melalui hubungan seksual; disamping itu juga bisa melalui
darah/produk darah (misalnya transfusi, suntikan, tindakan medis, dan
lain-lain) dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin/bayinya.
Dalam
tulisan ini penulis ingin membahas penyakit HIV yang dapat menyerang siapa saja
dan kapan saja. Hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang terkena HIV
didunia, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 15 juta
orang diantaranya 14 juta remaja dan dewasa terinfeksi HIV, 1 juta bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi. Setiap hari sebanyak 5000 orang ketularan
virus HIV. Menurut estimasi pada tahun 2000 sekitar 30-40 juta orang terinfeksi
virus HIV, 12-18 juta orang akan menunjukkan gejala-gejala penyakit AIDS dan
setiap tahun sebanyak 1,8 juta orang akan meninggal karena AIDS. Pada saat itu
laju infeksi (infection rate) pada wanita akan jauh lebih cepat dari pada pria.
Dari seluruh infeksi HIV, 90% akan terjadi di negara berkembang, terutama di
Asia.
Dengan
melihat kejadian diatas penulis tertarik untuk memilih makalah yang berjudul “
Pandangan Konsep Kebidanan Tentang Penyakit HIV/AIDS ” .
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka sedikit demi sedikit kebudayaan
ketimuran di Indonesia terkikis bahkan tergantikan dengan kebudayaan yang baru
yang bertentangan dengan kebudayaan kita. Dengan menjamurnya kebudayaan baru
maka prilaku dan kebiasaan berganti. Perubahan dapat itu banyak yang bersifat
negatif seperti pergaulan bebas yang menjadi momok saat ini, karena pergaulan
bebas menyebabkan cepatnya penularan virus HIV tersebut. Maka pelu pengetahuan
tentang HIV di semua kalangan masyarakat agar menekan penyebaran HIV.
C.
RUMUSAN MASALAH
HIV/ AIDS sampai sekarang masih merupakan suatu penyakit yang mengerikan bagi semua
orang, karena setiap penderita HIV / AIDS memikul dua penyakit yaitu penyakit yang diderita oleh fisik dan
psikologis mereka. Sebenarnya apa itu HIV/AIDS, bagaimana penyakit tersebut
menjadi sangat mengerikan dan bagaimana cara pencegahannya?. Dan bagaimana pula
pandangan kebidanan mengenai penyakit HIV/AIDS tersebut?.
D.
TUJUAN
a) Dapat
mengetahui dan menjelaskan HIV/AIDS.
b) Dapat
mengetahui penyebab terjadinya HIV /AIDS.
c) Dapat
mengetahui gejala dan tanda HIV /AIDS.
d) Dapat
mengetahui upaya pencegahan HIV/AID .
e) Dapat
mengetahui pandangan kebidanan terhadap penyakit HIV / AIDS tersebut.
E.
MANFAAT
1. Bagi
Mahasiswa
·
Mahasiswa dapat
menjelaskan definisi, tanda dan gejala,penyebab dan pencegahan penyakit HIV/AIDS.
·
Mahasiswa dapat
menjelaskan pandangan kebidanan tentang penyakit HIV tersebut.
2. Bagi
Masyarakat
·
Pembaca dapat
mengetahui definisi, tanda dan gejala, penyebab dan pencegahan penyakit HIV.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Pengertian
HIV (Human
Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi virus yang secara progresif
menghancurkan sel-sel darah putih dan menyebabkan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome). Stadium akhir dari infeksi HIV adalah AIDS. Virus ini
tergolong unik karena daur hidupnya. Virus HIV yang hidup bebas di luar tidak
dapat berkembang biak. Namun, jika virus tersebut hinggap di sel hidup, ia akan
mengubah sel tersebut menjadi pabrik virus HIV. HIV hanya akan mengikat diri
pada reseptor khusus dipermukaan sel. Reseptor ini hanya terdapat di sel darah
putih, sel pencernaan dan sel otak.
AIDS adalah suatu
keadaan dimana penurunan sistem kekebalan tubuh yang didapat menyebabkan
menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit sehingga terjadi infeksi, beberapa
jenis kanker dan kemunduran sistem saraf.
AIDS adalah
singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau
efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat
berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem
kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang
banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika
terkena Virus HIV tidak langsung terkena
AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk
dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat
ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari
Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan
kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh factor luar (
bukan dibawa sejak lahir ).AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan
sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus
(HIV). ( Suzane C. Smetzler dan Brenda
G.Bare ).
B.
Anatomi Virus HIV
Struktur
Virus HIV
C.
Etiologi
Penyebab adalah golongan virus
retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali
ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986
di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap
sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan
keduanya untuk disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS
terdiri dari lima fase yaitu :
·
Periode jendela.
Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan
setelah infeksi
·
Fase infeksi HIV primer
akut.
Lamanya 1-2 minggu
dengan gejala flu likes illness.
·
Infeksi asimtomatik.
Lamanya 1-15 atau
lebih tahun dengan gejala tidak ada.
·
Supresi imun
simtomatik.
Diatas 3 tahun dengan gelaja demam,
keringat malam hari, berat badan menurun, diare, lemas.
·
AIDS.
Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun
dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat
dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
D.
Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV
AIDS.
Penularan virus ini dapat melalui :
ü Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
ü Cairan
Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
ü Cairan
Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
ü Air Susu Ibu
/ ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
ü Penggunaan
jarum yang tidak steril.
Contoh :
penggunaan jarum secara bergantian pda pengguna narkoba dan petugas medis yang kurang memperhatikan
kebersihan alat medisnya.
AIDS
dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang
termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
§ Lelaki
homoseksual atau biseks.
§ Bayi
dari ibu/bapak terinfeksi.
§ Orang
yang ketagian obat intravena
§ Partner
seks dari penderita AIDS
§ Penerima
darah atau produk darah (transfusi).
Ø
Cairan Tubuh yang tidak mengandung
Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / BAB / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urine\
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / BAB / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urine\
E. Kondisi Fisik dan Psikologis Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
Kondisi
fisik yang dapat ditimbulkan oleh infeksi HIV yang bersifat kronis, dapat
menyebabkan ODHA kesakitan (morbidity) dan kematian (mortality)
(Coates, 1990, Jacobsen dkk, 1990, dalam Ogden 2000). Kondisi fisik ini
berpengaruh besar terhadap kondisi psikologis ODHA. Di dalam diri individu
perasaan marah, bingung dan tidak percaya, merasa dihantui, mengalami perasaan
takut terhadap kematian dan takut terhadap reaksi orang lain kepada mereka, dan
juga pemderitaan mengenai diri mereka. Selain itu ODHA juga mengalami
kesedihan, putus asa, kekhawatiran, mulai mengisolasi diri, mengalami perasaan
tak tentu, serta merasa bersalah. Sebagian ODHA yang lain mengalami depresi
pernah berpikir untuk bunuh diri ataupun memiliki kecenderungan untuk
membahayakan diri sendiri. Menurut Kubler Ross (1987, dalam Seligson &
Peterson, 1992) reaksi-reaksi psikologis pada penderita HIV tanpa simptom,
mengikuti suatu urutan pola tertentu yang dapat dialami secara berbeda oleh
setiap individu.
F. Prinsip-prinsip
Dasar Penanggulangan HIV/AIDS.
1)
Upaya penanggulangan HIV/AIDS
dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama dan
pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan membimbing, serta menciptakan suasana
yang menunjang.
2)
Setiap upaya penanggulangan harus
mencerminkan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di Indonesia.
3)
Setiap kegiatan diarahkan untuk
mempertahankan dan meniperkukuh ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta
sistem dukungan sosial yang mengakar dalam masyarakat.
4)
Pencegahan HIV/AIDS diarahkan pada upaya pendidikan
dan penyuluhan untuk memantapkan perilaku yang tidak memberikan kesempatan
penularan dan merubah perilaku yang beresiko tinggi.
5)
Setiap orang berhak untuk mendapat
informasi yang benar untuk melindung diri dan orang lain terhadap infeksi
HIV/AIDS.
6)
Setiap kebijakan, program, pelayanan
dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan martabat dari para pengidap
HIV/penderita AIDS dan keluarganya.
7)
Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa
HIV/AIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan
yang bersangkutan (informed consent). Sebelum dan sesudahnya harus diberikan
konseling yang memadai dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan.
8)
Diusahakan agar peraturan
perundang-undangan mendukung dan selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan
HIV/AIDS di semua tingkat.
9)
Setiap pemberi layanan berkewajiban
memberikan layanan tanpa diskriminasi kepada pengidap HIV/penderita AIDS.
G. Tujuan
Penanggulangan HIV/AIDS
·
Tujuan Umum
Mencegah dan
mengurangi penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA serta mengurangi
dampak sosial ekonomi akibat HIV/ AIDS.
·
Tujuan Khusus
1)
Menyediakan dan menyebarluaskan
informasi dan menciptakan suasana
kondusif untuk mendukung upaya penanggulangan HIV/AIDS, dengan menitikberatkan
pencegahan pada populasi beresiko dan lingkungannya.
2)
Menyediakan pelayanan perawatan,
pengobatan, dukungan dan konseling kepada ODHA yang terintegrasi dengan upaya
pencegahan.
3)
Meningkatkan peran serta remaja, perempuan,
keluarga dan masyarakat umum termasuk ODHA dalam berbagai upaya penanggulangan
HIV/AIDS.
4)
Menciptakan dan mengembangkan
kemitraan antara lembaga pemerintah, LSM, sektor swasta dan dunia usaha,
organisasi profesi, dan lembaga donor baik nasional maupun internasional di
pusat dan di daerah untuk meningkatkan respons nasional terhadap HIV/AIDS.
5)
Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan
daerah serta inisiatif dalam
penanggulangan HIV/AIDS.
H. Kebijakan Penanggulangan HIV/AIDS
Upaya
penanggulangan HIV/AIDS dibedakan berdasarkan kelompok perilaku resiko rendah,
perilaku resiko tinggi dan ODHA karena bentuk penanganannya yang berbeda.
Pendekatan dengan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) saja akan memberikan
hasil yang terbatas, sehingga perlu kegiatan pendukung lainnya seperti upaya
perawatan dan pengobatan.
Dengan latar
belakang pemikiran tersebut, maka kebijakan penanggulangan HIV/AIDS di
Indonesia disusun sebagai berikut:
a.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS harus
memperhatikan nilai-nilai agama dan budaya/norma kemasyarakatan dan kegiatannya
diarahkan untuk mempertahankan dan memperkokoh ketahanan dan kesejahteraan
keluarga.
b.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS
diselenggarakan oleh masyarakat, pemerintah, dan LSM berdasarkan prinsip
kemitraan. Masyarakat dan LSM menjadi pelaku utama sedangkan pemerintah
berkewajiban mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang mendukung
terselenggaranya upaya penanggulangan HIV/AIDS.
c.
Upaya penanggulangan harus didasari
pada pengertian bahwa masalah HIV/AIDS sudah menjadi masalah sosial
kemasyarakatan serta masalah nasional dan penanggulangannya melalui “Gerakan
Nasional Penanggulangan HIV/AIDS”.
d.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS harus
memperhatikan kelompok masyarakat yang rentan, termasuk yang berkaitan dengan
pekerjaannya dan kelompok marginal terhadap penularan HIV/ AIDS.
e.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS harus
menghormati harkat dan martabat ODHA dan keluarganya serta memperhatikan
keadilan dan kesetaraan gender.
f.
Upaya pencegahan penularan HIV
diselenggarakan melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) guna
menciptakan gaya hidup sehat (healthy life style).
g.
Upaya pencegahan yang efektif
termasuk penggunaan kondom 100% diantara penjaja seks dan pelanggannya,
pasangan ODHA serta pemanfaatan fungsi ganda (dual protection) kondom dalam
keluarga.
h.
Upaya mengurangi infeksi HIV pada
penyalahguna Napza suntik melalui kegiatan pengurangan dampak buruk (harm
reduction)
i.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS
merupakan upaya-upaya terpadu dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan
penyakit, pengobatan dan perawatan berdasarkan data dan fakta ilmiah serta
dukungan terhadap ODHA.
j.
Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa
HIV/ AIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan
yang bersangkutan (informed consent). Konseling yang memadai harus diberikan
sebelum dan sesudah pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan.
Diusahakan agar peraturan perundang-undangan harus mendukung dan selaras dengan
Strategi Nasional Penanggulangan HIV/ AIDS disemua tingkat.
k.
Setiap pemberi pelayanan
berkewajiban memberikan layanan tanpa diskriminasi kepada pengidap HIV/
penderita AIDS.
I.
Peran bidan dalam menghadapi pasien
dengan HIV /AIDS
Pasien
HIV/AIDS memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang perlu dipertimbangkan dengan
menetapkan tujuan terapi sebagai berikut:
1.
Membantu pasien mempertahankan
kontrol akan hidupnya dan membantu mereka menemukan mekanisme pertahanan yang
sehat, termasuk sikap yang selalu positif dalam menghadapi begitu banyak
tantangan dan stres dalam perjalanan penyakitnya.
2.
Membantu pasien menghadapi perasaan
bersalah, penyangkalan, panik, dan putus asa.
3.
Bekerja bersama pasien menciptakan
perasaan self-respect (menghormati diri sendiri) dan menyelesaikan konflik
mereka jika ada (misalnya homoseksualitas, penggunaan obat-obat terlarang, dan
sebagainya).
4.
Membantu mereka berkomunikasi dengan
keluarga, pasangan hidup dan teman-teman mengenai penyakit mereka dan rasa
takut akan penolakan serta ditinggalkan. Juga membantu mereka membina hubungan
interpersonal yang memuaskan.
5.
Membantu mereka membangun strategi
untuk berhadapan dengan krisis nyata yang mungkin terjadi, baik dalam kesehatan
maupun sosioekonomi, dan hal-hal dalam kehidupan lainnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tercatat
sedikitnya 75 ibu rumah tangga di DIY terinfeksi HIV dan AIDS. Jumlah itu
tercatat pada tahun 2010 lalu dari keseluruhan orang yang hidup dengan HIV dan
AIDS (ODHA) yang mencapai 1208. Sebagian besar penderita berumur 20-29 tahun
dan sudah 97 orang yang meninggal dunia. Selama periode 1996-2006 angka kasus
HIV meningkat sebesar 17,5 %.
Data
berbagai pihak menyebutkan kemungkinan ada 193.000 penderita HIV di indonesia.
Jumlah komulatif kasus AIDS juga cenderung meningkat yakni 19.973 kasus pada
2009, naik dua kali lipat dibanding dengan jumlah komulatif pada tahun 2006
yang sebesar 8.194.
Kasus-kasus
AIDS menunjukkan infeksi HIV dan AIDS sebagian besar ditemukan pada kelompok
heteroseksual (50,3%) yakni, para pekerja seks komersial dan transeksual serta
pasangannya, diikuti pengguna narkoba melalui jarum suntik (39,3%). Pada
kelompok homoseksual mencapai 3,3%, penularan dari ibu ke anak menyebabkan 2,6%
kasus perinatal dan 0,1% ditularkan dari transfusi darah.
Penderita kasus AIDS sebagian besar
pada kelompok usia 15-49 tahun. Lima tahun ke depan ada kecenderungan penularan
HIV meningkat karena makin banyak orang melakukan hubungan seks tanpa pelindung
dan pemakaian jarum suntik narkoba. Penanganan kasus HIV dan AIDS mengalami
kendala karena terbatasnya akses pelayanan kesehatan dalam pencegaha perawatan
dan pengobatan. Keterbatasan anggaran dan fasilitas kesehatan juga menjadi
persoalan tersendiri yang memperlambat proses penanganan.
Penanganan kasus tersebut telah
dilakukan oleh berbagai pihak. Fenomena HIV bagai gunung es hanya sedikit yang
terlihat, tetapi masih banyak kasus yang belum diketahui. Hal ini disebabkan oleh
para penderita enggan dalam memeriksakan dirinya, karena masih ada stigma dan
diskriminasi terhadap ODHA dalam masyarakat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dengan
adanya kasus diatas maka dapat dilihat bahwa masih banyaknya kasus HIV dalam
masyarakat kita pada saat sekarang ini, walaupun sudah ada penanganan dari
pemerintah. Pencegahan juga gencar dilakukan pada setiap kalangan terutama
remaja dan pekerja seks agar tidak ditularkan maupun tertular virus HIV
tersebut. Tetapi pada kenyataannya masih banyak penularan yang terjadi.
Fenomena HIV memang bagaikan gunung es, hanya sedikit yang terlihat tetapi
banyak yang belum diketahui karena kurang partisipasinya para penderita HIV
untuk memeriksakan diri mereka karena malu terhadap masyarakat. Tanggungan
berat juga dihadapi ODHA dalam menjalani hidup mereka, masih banyak
diskriminasi dalam menghadapi ODHA, mereka yang mengidap HIV biasanya
dikucilkan dan dijauhi karena telah dianggap sebagai seseorang yang berdosa dan
kurang baik, maka banyak ODHA yang mengambil jalan pintas untuk mengakhiri
hidupnya contohnya bunuh diri. Disinilah sebenarnya peran bidan sangat
diperlukan untuk memberikan motifasi hidup dan mencegah penyebaran HIV lebih
lanjut. Penanganan ini harus diperhatikan secara serius oleh semua masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
adalah suatu infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah
putih dan menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Stadium akhir
dari infeksi HIV adalah AIDS. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan
seksual, jarum suntik yang tidak steril, air susu ibu yang diberikan kepada
bayinya, dan lain-lain.
HIV
hanya dapat ditularkan melalui kontak langsung melalui darah atau cairan tubuh
dari seseorang yang terinfeksi virus ini. Proses dari waktu terinfeksi HIV
hingga menjadi penyakit AIDS berlangsung cukup lama. Keadaan ini disebut masa
inkubasi, yang berlangsung antara 5 atau bahkan 10 tahun lamanya. Pada periode
ini, orang dewasa yang terinfeksi HIV Termasuk dalam perilaku hidup beresiko
adalah kebiasaan buruk menggunakan jarum suntik akibat ketergantungan narkoba
dan berganti-ganti pasangan seksual tanpa pengaman sedang pada anak-anak
kemungkinan besar ditularkan dari pemberian ASI dari ibu.
B.
SARAN
Sebaiknya
semua kalangan dari masyarakat ikut serta dalam menekan penyebaran dan
pemberitahuan tentang bahaya HIV agar terkendalikannya penyakit HIV yang belum
ada obatnya. Penanganan pada ODHA juga penting baik fisik dan psikologisnya.
Seorang bidan juga harus mampu memberikan motivasi hidup dan memberitahukan
agar ODHA tidak menyebarkan penyakit tersebut. Awas bahaya hiv aids.
Jangan memulai dengan perilaku sex yang
salah ataupun menggunakan
narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/adakah_obat_untuk_hivaids_saat_ini/
syafri imayana
http://indonesiannursing.com/2010/01/asuhan-keperawatan-klien-dengan-hiv-aids/
http://gudang-info.com/2011/01/penderita-aidshiv-menghadapi-dampak-penyakitnya.htmlanuary
2nd, 2011 by TomieDLuffy
http://itsnasahma.blogspot.com/2011/01/b-kondisi-fisik-dan-psikologis-orang.html
1 komentar:
Obat herbal Dr. Imoloa yang luar biasa adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dymyme, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }
Posting Komentar